Tingginya pendayagunaan internet di kalangan masyarakat Indonesia dewasa ini dinilai sebagai langkah yang tepat untuk menggunakan Domain Tingkat Tinggi (DTT) .id secara langsung, tanpa harus diturunkan lebih lebih dahulu menjadi DTD (contohnya .co.id). Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) hari ini (19/1) membuka pendaftaran nama domain terbatas Apapun.ID guna mengakomodir kebutuhan dan permintaan publik.
Ketertarikan masyarakat dalam menggunakan domain .id memang cukup signifikan peningkatannya pada tahun 2014, yang secara total mencapai 123 ribu pengguna. Pihak Pandi mengklaim hal ini karena adopsi Internet yang semakin merata di kalangan usaha, sekolah, serta meningkatnya frekuensi pemanfaatannya di wilayah pedesaan.
Bentuk domain terbatas Apapun.ID adalah nama domain yang hanya terdiri dari dua hingga empat karakter. Bayangkan nama “id.id” atau “saya.id” sebagai contohnya. Pendaftaran ini telah dibuka per hari ini 19 Januari 2015 hingga 13 Februari 2015 demi mengakomodir permintaan publik. Setelah sesi pendaftaran berakhir, nama domain terdaftar yang disetujui oleh Pandi akan diumumkan pada tanggal 18 Februari 2015.
Yang ingin didorong oleh Pandi jelas penggunaan domain .id sebagai identitas bangsa Indonesia. Selain itu mereka juga menghindari kesalahan berantai yang negatif ke depannya. Berdasarkan Buku Panduan Aplikan Domain Anything.ID, Pandi mengambil contoh pada media online Tempo.co.id yang beralih menjadi Tempo.co, tanpa menyadari bahwa domain .co adalah ccLTD (country code top-level domain) milik Kolombia.
Minat pada nama domain pendek memang tidak hanya menarik perhatian masyarakat Indonesia, tetapi juga dunia secara umum. Nama domain yang singkat, pendek, dan menarik menjadi cara yang efektif untuk menampilkan merek dagang di Internet.