Kira-kira semenjak tiga tahun yang lalu, koneksi internet sudah benar-benar menjadi bak salah satu dari sembilan bahan pokok buat saya. Kemungkinan besar Anda juga berpendapat sama, bahkan Anda mungkin mengalaminya lebih dulu ketimbang saya.
Apa yang terjadi ketika koneksi internet tiba-tiba terputus? Buat sebagian orang, itu bisa menjadi malapetaka yang traumatis. Namun buat sebagian yang lain, hal itu mungkin hanya berarti akses ke informasi seketika hilang begitu saja.
Kendati demikian, kegiatan kita sehari-harinya dipenuhi dengan informasi, dan salah satu fungsi internet adalah sebagai media distribusi dari informasi-informasi tersebut. Anda tidak mengerti bahasa resmi yang dipakai penduduk Kepulauan Faroe? Tanya pada Google. Anda ingin mengetahui lebih dalam lagi soal wilayah otonomi Denmark tersebut? Konsultasikan ke Wikipedia
Info menarik: 10moons D9i, Mini PC Dua Sistem Operasi Dengan Harga di Bawah US$ 100
Pada kenyataannya, masih cukup banyak penduduk di negara-negara berkembang yang belum bisa menikmati mudahnya mengakses informasi seperti yang saya contohkan di atas. Dari sini muncul visi besar sebuah tim developer asal San Fransisco bernama Endless. Mereka ingin menyediakan solusi sumber informasi tanpa harus mengandalkan ketersediaan koneksi internet.
Sebuah komputer bernama Endless mereka perkenalkan melalui kampanye di Kickstarter. Ukurannya mini, dengan wujud mirip telur yang dilengkapi empat kaki penumpu. Di dalamnya, tersimpan prosesor dual-core Intel Celeron N2807 berkecepatan 2,17 GHz, RAM 2 GB dan storage 32 GB.
Seperti Intel Compute Stick, Endless memanfaatkan sambungan HDMI untuk menampilkan konten di TV atau monitor; bedanya, Endless menggunakan kabel. Di sebelah port HDMI, tampak sejumlah port lain, seperti VGA, audio 3,5 mm, ethernet dan port USB untuk menyambungkan keyboard dan mouse.
Info menarik: Ini Dia 5 Mini PC Dengan Fitur, Kemampuan dan Penampilan Unik
Namun letak keunikan Endless Computer adalah sistem operasi yang ia jalankan. Bernama Endless OS, sistem ini sama sekali tidak memerlukan koneksi internet untuk bisa digunakan. Lebih dari 100 aplikasi sudah di-install, dan semuanya bisa berfungsi secara penuh meskipun penggunanya sedang offline.
Aplikasi-aplikasi bawaan ini bervariasi jenisnya, mulai dari software produktivitas, photo editor, game pendidikan sampai Wikipedia maupun Khan Academy buat para pelajar, semuanya bisa dipakai dengan gratis. Sesuai visi pengembangnya, Endless Computer bersama Endless OS ditujukan untuk menjadi sarana informasi dan media komputasi yang lengkap, tak peduli ada koneksi internet atau tidak.
Tampilan maupun cara mengoperasikan Endless OS lebih mirip software versi mobile ketimbang desktop. Langkah ini sengaja diambil agar target pasarnya tidak menemui kesulitan dalam memakai Endless Computer.
Saat akses internet tersedia, meskipun terbatas, Endless tetap bisa menjalankan software update. Sebuah App Center disematkan agar instalasi app bisa berjalan lebih mudah, dan tentu saja, sebuah web browser turut melengkapi.
Info menarik: Unboxing dan Review Lumia 640 XL, Smartphone untuk Bekerja dan Hiburan
Kampanye Endless di Kickstarter berlangsung sukses; targetnya berhasil terlampaui meski masih menyisakan waktu sekitar dua hari. Ada dua varian yang ditawarkan: varian standar dengan spesifikasi di atas seharga $169, dan varian lainnya dengan tambahan HDD 500 GB, speaker, Wi-Fi N dan Bluetooth 4.0 seharga $229.
Endless berencana menjalani debutnya di Meksiko dan Guatemala, disusul dengan negara-negara lain di kawasan Amerika Latin. Dalam beberapa tahun ke depan, mereka berharap bisa segera beroperasi di Afrika, Timur Tengah dan Asia.
Via: Fast Company.