Guest Post kali ini ditulis oleh Ario Tamat yang menuliskan opini tentang Path, terutama setelah diluncurkannya Path 2.0 dan hubungannya dengan pengguna di Indonesia. Ario Tamat bekerja di industri musik digital di Indonesia pada tahun 2003-2010, dan saat ini bekerja di industri film dan TV di Vietnam. Dia bisa ditemui di Twitter di @barijoe atau blog-nya di http://barijoe.wordpress.com.
Jumlah teman yang meng-add saya di Path semakin bertambah, begitu juga dengan teman-teman yang membicarakan layanan ini di Twitter atau melakukan cross-posting konten. Hal ini menunjukkan bahwa perlahan namun pasti, Path – terutama sejak dirilisnya Path 2.0 – membuat banyak terobosan bagi pengguna jejaring sosial di Indonesia. Saya setuju, bahwa Path memiliki tampilan visual yang menakjubkan dan adiktif, dan untuk beberapa aspek, pertemanan di Path menjadi lebih intim karena jumlah orang yang bisa diajak berteman dibatasi.
Jadi kami masuk ke percakapan menarik tentang Path – di Twitter – kemarin, dimulai dengan Tweet ini:
Interesting – Blackberry’s spread in Indonesia was helped by the unique mix of viral and exclusivity of BBM. Now, Path for iOS/Android.
— Ario Tamat (@barijoe) January 4, 2012
Tweet di atas mengawali diskusi menarik tentang Path – menyoroti bahwa untuk beberapa pengguna, Path hanyalah jaringan sosial lainnya dengan antarmuka aplikasi yang bagus. Ini bukan kesalahan pengguna – Saya percaya Path mungkin memiliki beberapa pekerjaan rumah yang harus dilakukan dalam hal iterasi dan menyarankan tentang cara terbaik untuk menggunakan Path. Saya penasaran berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi orang untuk mencari tahu bagaimana menggunakan Path dengan lebih efektif?
Tapi bagaimanapun, seperti yang saya sebutkan dalam Tweet di atas, salah satu hal pertama yang membuat BlackBerry begitu populer di Indonesia adalah keeksklusivitasannya. Anda harus memiliki ponsel BlackBerry untuk menggunakan Blackberry Messenger, tidak ada jalan lain, dan perangkat BB pada awalnya sulit didapat di Indonesia.
Sebuah pasar gelap yang sangat besar beroperasi untuk ponsel BB sebelum akhirnya RIM mengambil tindakan dan memberikan fokus lebih pada pasar Indonesia. RIM dan operator telekomunikasi kemudian mulai memperkenalkan layanan yang lebih terjangkau, termasuk paket prabayar dengan harga murah (bahkan paket harian), membuatnya menjadi hal mendasar bagi banyak penduduk Jakarta saat ini. Akibatnya, perkembangan Facebook dan Twitter juga agak dibantu oleh BB karena anak muda ingin mengirim status terbaru di manapun mereka berada.
Dengan Twitter dan Facebook menjadi layanan mainstream dan dapat diakses melalui hampir dari semua perangkat, dan pertumbuhan perlahan-tapi-pasti dari perangkat Android/iOS yang menjadi ponsel yang ‘diinginkan’ – dan menggeser status pertangkat Blackberry menjadi produk ‘mainstream’ – Path telah menjadi jejaring sosial ‘eksklusif ‘ bagi para pengguna Android dan iOS, bukan karena sengaja, tapi kebanyakan terjadi secara kebetulan, hal ini juga menggantikan BBM sebagai pilihan jejaring sosial ‘eksklusif ‘.
Namun perbedaan besarnya adalah, dari awalnya Path merupakan jejaring sosial yang terbatas, mungkin lebih baik dinamakan sebuah jaringan sosial yang intim – sehingga membatasi potensi untuk menyebar secara viral – dan masih menjadi hal yang ‘eksklusif’ dan belum digunakan oleh banyak orang.
BBM, bagaimanapun, telah hampir menjadi platform standar komunikasi – dan bisa dikatakan, jejaring sosial melalui grup BBM – untuk pengguna perkotaan yang banyak digunakan dalam bisnis atau hiburan, dengan batas kontak BBM sekitar 3500 (yang biasanya lebih dari cukup bagi kebanyakan orang ). Sedangkan batas teman Path maksimum hanya 150.
Sekarang Path telah menjadi sebuah aplikasi baru yang mendapatkan tempat di kalangan penggemar jejaring sosial di Indonesia, tetapi apakah hal ini akan berlangsung seperti yang diinginkan atau pengguna Indonesia akan berhenti menggunakannya begitu tingkat kebaruannya memudar?
Hmm. Dulu waktu jaman BBM masih tergolong baru, kenapa orang tak banyak yang mengadopsi ya? Apakah sekedar masalah harga perangkat keras dan data?
Kalau Android dan iOS banting harga, apakah orang tertarik beli karena ingin pakai Path? Path ini jauh dari Twitter, Facebook dan BBM yang seperti ngobrol-on-steroid loh.
Hmmm.
This app is incompatible with your INDOSAT Samsung XXXXXX.*Nah Lho*
liat juga Average rating nya di Market android yang cuma: 3.3
It’s real.
No offense.
🙂