Dark
Light

Developer SimCity Pernah Punya Divisi Khusus untuk Mengembangkan Game Simulasi Profesional

1 min read
June 8, 2020

Tidak selamanya video game diciptakan murni untuk membuang waktu pemain dan membiarkannya bersenang-senang. Beberapa game, khususnya yang masuk kategori simulasi macam SimCity, rupanya juga kerap dipakai untuk belajar satu atau dua hal kalau berdasarkan pengakuan walikota Surabaya, Tri Rismaharini.

Terlepas dari itu, SimCity tetap merupakan game yang punya tujuan untuk menghibur ketimbang jadi referensi yang akurat. Kreator aslinya, Will Wright, pernah menyampaikan dalam sebuah wawancara bahwa SimCity ibarat karikatur dari sistem tata kota, bukan gambaran realistisnya.

Namun tahukah Anda kalau Maxis (developer SimCity) pernah punya divisi khusus untuk mengembangkan game simulasi profesional? Divisi itu bernama Maxis Business Simulations, dan ceritanya bermula dari popularitas game perdana Maxis, yakni SimCity.

Dirilis di tahun 1989, SimCity berhasil mengubah pandangan publik terhadap game simulasi. Popularitasnya memicu demand atas game simulasi yang lebih profesional, yang bisa memberikan gambaran yang lebih realistis. Bukan cuma terkait tata kota saja, tapi juga bidang-bidang lain seperti industri migas maupun medis.

Sekitar tiga tahun pasca SimCity, tepatnya di bulan Juli 1992, Maxis secara diam-diam mengakuisisi sebuah perusahaan bernama Delta Logic dan mengubahnya menjadi Maxis Business Simulations (MBS). Tujuan utama didirikannya MBS adalah untuk memenuhi permintaan-permintaan absurd dari berbagai perusahaan yang meminta Maxis untuk membuatkan game simulasi buat mereka.

Tampilan SimRefinery langsung mengingatkan saya pada SimFarm / Internet Archive
Tampilan SimRefinery langsung mengingatkan saya pada SimFarm / Internet Archive

Klien pertama MBS adalah Chevron. Salah satu perusahaan migas terbesar di dunia itu mengontrak Maxis untuk membuatkan game seperti SimCity, tapi yang mengajarkan seputar cara kilang minyak beroperasi. Beberapa bulan setelahnya, prototipe game berjudul SimRefinery resmi MBS serahkan ke Chevron agar bisa dipakai dalam pelatihan karyawan-karyawannya.

“Prototipe”, kuncinya ada di kata tersebut, dan SimRefinery tidak pernah dimaksudkan untuk konsumsi publik. Namun itu tidak mencegah seorang mantan pegawai Chevron untuk mengunggah isi disket SimRefinery ke Internet Archive dan mempersilakan kita bermain-main dengannya secara langsung setelah laporan mendetail tentang Maxis Business Simulations dipublikasikan.

SimRefinery punya tampilan yang sangat mirip seperti SimFarm. Beberapa aset grafiknya bahkan diambil langsung dari SimFarm dan hanya diubah sedikit warnanya, akan tetapi gameplay-nya jauh lebih kompleks dan luar biasa sulit untuk dipahami kecuali Anda punya pengalaman belajar di bidang teknik kimia.

Selain SimRefinery, MBS masih punya banyak lagi game simulasi profesional seperti SimHealth, TeleSim, SimNavy, dan lain sebagainya yang sempat mereka garap di sepanjang kiprahnya hingga tahun 1998. Kalau Anda punya waktu luang, silakan baca kisah super lengkapnya di Obscuritory.

Sumber: Ars Technica.

We deliver weekly update about tech startup in Indonesia
Previous Story

[Weekly Updates] Facebook and PayPal Invest in Gojek; Kejora Setups New Fund; and More

Qlue Solusi Covid-19
Next Story

Qlue Hadirkan Sejumlah Perangkat Deteksi untuk Bantu Bisnis Tegakkan Aturan “New Normal”

Latest from Blog

Don't Miss

POCO Jawab Tantangan Kompetitor Ponsel Gaming dengan Performa dan Harga Ekstrem

POCO kembali menantang pasar smartphone dengan meluncurkan lini produk berperforma

HP OMEN Transcend 14, Laptop Gaming 14 Inci yang ‘Padat’ dengan Intel Core Ultra 9

Seperti apa perangkat gaming idaman Anda? PC gaming atau konsol?