Kesulitan membayar kuliah, umumnya selalu jadi momok permasalahan yang membayangi para pelajar, terutama bagi yang kurang mampu. Belum adanya lembaga jasa keuangan yang menghadirkan layanan tepat sasaran untuk para pelajar menjadi peluang Dipo Satria untuk mendirikan startup p2p lending Dana Didik.
Startup ini khusus menyasar mahasiswa yang ingin membiayai kuliahnya sendiri dengan cicilan yang ringan, sudah berdiri sejak pertengahan 2015. Dengan semangat ingin membantu mahasiswa, maka skema pengembalian pinjaman juga sedikit berbeda dibandingkan platform p2p lending lainnya.
Mahasiswa diberi keleluasaan untuk melunasi pinjaman setelah lulus atau malah sebelumnya dengan skema perhitungan yang lebih adil. Secara model bisnis, mahasiswa dapat mengajukan pinjaman maksimal Rp10 juta pada 12-18 bulan sebelum masa kelulusan.
Apabila sebelum masa kelulusan dan/atau belum berpenghasilan mahasiswa sudah mampu mengembalikan pinjaman, mereka dapat keringanan bunga 0%. Sementara, untuk yang sudah berpenghasilan skema yang dianut adalah bagi hasil dengan kisaran antara 10%-30% tergantung besaran pendapatan mahasiswa nantinya. Adapun tenornya, minimal 30 bulan setelah dihitung lulus kuliah.
“Sehingga ini benar-benar student loan yang bukan berbentuk donasi. Bagaimanapun juga, walaupun berbentuk pinjaman, Dana Didik dan sponsor berawal dari ingin membantu mahasiwa secara bertanggung jawab,” ucap Dipo saat dihubungi DailySocial, Selasa (1/8).
Saat ini, Dana Didik tergabung dalam salah satu peserta dari program akselerator Plug and Play Indonesia Batch I.
Adanya skema pengembalian yang berbeda, sambungnya, menjadi salah satu langkah manajemen risiko yang dikhawatirkan berpotensi sebagai kredit macet.
Sebelum memilih mahasiswa, pihak Dana Didik mengembangkan penilaian kredit dari internal berdasarkan potensi pekerjaan mahasiswa setelah lulus. Pihaknya melakukan proses verifikasi dari setiap mahasiswa, mulai dari latar belakang sekolah dan kondisi orang tua.
Terkait pencapaian sejauh ini, Dipo mengklaim bahwa pihaknya telah menerima sekitar 5 ribu aplikasi yang masuk ke Dana Didik hingga saat ini berlokasi di Kalimantan, Bali, Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Bangka Belitung.
Adapun dari jumlah tersebut mahasiswa yang berhasil didanai sekitar 40 orang dengan total nilai yang tidak disebutkan. Dipo menargetkan sampai akhir tahun ini pihaknya dapat mendanai 300 mahasiswa.