Dark
Light

Cove Ramaikan Persaingan Layanan Co-Living di Indonesia

1 min read
December 16, 2020
Cove Co-living Jakarta
Salah satu hunian Cove di bilangan Senopati, Jakarta / Cove

Industri proptech khususnya yang mengusung konsep co-living di Indonesia tampaknya kian ramai. Cove, proptech asal Singapura memperluas kehadirannya di Indonesia dengan setelah membukukan pendanaan seri A yang baru mereka umumkan.

Cove telah hadir di Jakarta sejak April 2020. Proptech yang bermarkas di Singapura ini dipimpin oleh Guillaume Castagne, Sophie Jackson, Luca Bregoli. Bertindak sebagai country director di Indonesia adalah Rizky Kusumo. Layanan tersebut menargetkan profesional muda dan mahasiswa sebagai pasarnya. Mereka mengklaim sudah memiliki total 550 kamar di Singapura dan Jakarta.

Guillaume melihat masalah yang muncul dalam industri penyewaan kamar yang kerap ditemui adalah harga yang tidak terjangkau; desain yang tak sesuai dengan cita rasa muda-mudi saat ini; pemeliharaan properti yang kurang baik; hingga proses penyewaan yang tidak fleksibel, lamban, dan tidak transparan.

“Cove mampu meningkatkan efisiensi ruang dan menciptakan produk yang sesuai dengan minat pasar milenial dan generasi Z yang sedang berkembang sehingga dapat memaksimalkan keuntungan bagi para pemilik aset,” jelas Guillaume.

Guillaume mengklaim yang membedakan Cove dengan pemain lain adalah prosesnya yang lebih mulus dan transparan dalam proses penyewaan. Di samping itu Cove menawarkan kamar yang sudah lengkap dengan perabotan, housekeeping berkala, pemeliharaan rutin, koneksi wifi, dan kontrak bulanan fleksibel.

Adapun sistem kerja sama yang mereka buat dengan pemilik properti ada beberapa jenis termasuk sistem bagi hasil. Laporan dari e27 menyebut Cove juga menawarkan jaminan pemasukan untuk pemilik properti. Namun satu yang pasti mereka menjamin tidak ada biaya bagi untuk middlemen.

“Kini okupansi kami sudah di atas 90 persen,” imbuhnya.

Baru mengantongi pendanaan seri A

Dalam jumpa media hari ini (16/12), Cove juga mengumumkan pendanaan seri A senilai $4,6 juta atau setara Rp64,84 miliar. Pendanaan tersebut dipimpin oleh Keppel Land diikuti oleh Idinvest Partners-Eurazeo Group, Smarty City Venture Fund, dan Idinvest HEC Venture Fund.

Sebagai tambahan informasi, Cove mengamankan pendanaan awal pada September 2019 yang diikuti oleh Venturra Capital, Yuj Ventures, Investigate, dan Picus Capital.

Dengan pendanaan tersebut Cove meneguhkan fokus bisnisnya di Indonesia. Fokus pertama Cove masih di Jakarta dan sekitarnya, namun mereka juga berniat ekspansi ke kota-kota besar lain seperti Bandung, Surabaya, Bali, dan Semarang. Target mereka hingga pertengahan 2021 adalah menggandakan akuisisi semua kamar mereka hingga 1.000 unit.

“Cuma untuk ekspansi ke kota-kota baru pertama-tama kita harus tumbuh dulu di pasar utama kita yakni di Jakarta,” tukas Rizky Kusumo.

Setelah cukup yakin dengan pencapaian di Indonesia, negara berikutnya yang akan Cove singgahi adalah Vietnam dan Filipina. “Pasar di Indonesia itu nomor satu dalam prioritas,” pungkas Guillaume.

Hadirnya Cove di Indonesia jelas kian meramaikan persaingan proptech yang mengusung konsep co-living. RoomMe, Rukita, dan Flokq adalah beberapa contohnya. Belum lagi pemain lain seperti RedDoorz dan Bobobox yang turut mengeluarkan produk co-living.

Previous Story

Mayoritas Mobile Gamer Habiskan Waktu 1-10 Jam untuk Bermain Game

Pandemi menjadi semacam test case bagi pelaku edtech / Cakap
Next Story

Melihat Bagaimana Pelaku Edtech Mencuri Perhatian di Masa Pandemi

Latest from Blog

Don't Miss