Dark
Light

Bisnis Cheat Game di Tiongkok Ciptakan Keuntungan Sampai 4,3 Triliun Rupiah

1 min read
September 3, 2020
Peacekeeper Elite adalah

Pasar gaming di Tiongkok terbilang jadi salah raksasa dunia untuk saat ini. Sudah ada beberapa laporan yang membuktikan hal tersebut. Niko Partners memprediksi bahwa pasar game konsol di Tiongkok akan mencapai angka 2,15 miliar dollar pada tahun 2024 mendatang. Pada awal Agustus 2020 lalu, China Game Industry Research Institute melaporkan pemasukan industri game esports di Tiongkok mencapai angka 71,9 miliar yuan.

Besarnya pasar gaming di Tiongkok membuka peluang baru, yang sebenarnya merugikan sang pengembang game, yaitu pasar cheat game. South China Morning Post mengacu kepada informasi dari Tencent, baru-baru ini melaporkan bahwa cheat game online di Tiongkok sudah menjadi bisnis dengan nilai keuntungan mencapai lebih dari 2 miliar yuan (sekitar 4,3 triliun rupiah).

Sumber: Tencent
Besarnya Peacekeeper Elite tidak hanya membuka peluang bagi bisnis esports, tapi juga peluang bagi pembuat cheat game untuk mendulang keuntungan. Sumber: Tencent

Padahal, usaha untuk menanggulangi masalah cheat game di negeri tirai bambu sudah cukup getol, bahkan sampai melibatkan pihak pemerintah. Masih dari South China Morning Post, pemerintah Tiongkok dikabarkan memiliki sebuah operasi bernama Sword Net 2020, yang diluncurkan bulan Juni 2020 kemarin. Operasi tersebut menyasar para pedagang cheat game online, dan sempat membongkar oknum pedagang cheat game online yang sudah mendulang keuntungan sebesar 2 juta yuan dari 2 tahun ia beroperasi.

Tencent sendiri juga terbilang sudah cukup aktif menangani persoalan ini. Tencent pernah mengumumkan lewat sebuah twit, bahwa mereka telah melakukan ban terhadap 2.273.152 akun dan 1.424.854 device di game PUBG Mobile pada 29 Agustus 2020.

Laporan Tencent menyebutkan bahwa kebanyakan cheat berbentuk X-Ray Vision, yang memungkinkan pemain menemukan posisi musuh walau ada tembok/bangunan/pohon membatasi di hadapannya. Cheat kedua terbanyak digunakan adalah Auto-Aim, yang memungkinkan pemain dengan mudah menarget musuh, tanpa perlu banyak menggerakan kontrol.

Lebih lanjut laporan South China Morning Post mengatakan, kebanyakan cheat dijual untuk game online populer di Tiongkok, seperti League of Legends, Apex Legends, PUBG, dan Peacekeeper Elite (PUBG Mobile versi Tiongkok). Dikabarkan juga bahwa di Tiongkok, cheat game dijual pada laman e-commerce dengan menggunakan istilah khusus untuk menyamarkan produk, dan dijual dengan kisaran harga mulai dari 1 hingga 450 dollar AS.

Ekosistem digital yang memungkinkan orang-orang bertindak secara anonim, memang sangat rentan dengan tindak kejahatan. Cheat game, yang bisa dibilang sebagai salah satu bentuk kejahatan siber, bisa tumbuh subur salah satunya karena hal tersebut. Dengan cheat, pemain bisa menjadi hebat dalam game, tanpa harus usaha berlebih. Kalaupun ketahuan, konsekuensi bagi pelaku cheat biasanya cuma berupa ban akun, yang terbilang kurang memberi efek jera. Maka dari itu tidak heran jika usaha menjual cheat jadi sesuatu yang menguntungkan, bahkan di Tiongkok, negara yang terbilang satu tahap lebih maju untuk mengurusi masalah cheat game.

Previous Story

Bigetron Esports Kembali Rekrut Saudara Kembar ke Dalam Rosternya

Bayu Janitra
Next Story

Penyesuaian Bisnis yang Dilakukan Platform Perekrutan TopKarir di Tengah Pandemi

Latest from Blog

Don't Miss

Newzoo: Industri Game Global Masih Tumbuh di 2023, Segmen Konsol Jadi Kunci

Di 2022, industri game mengalami penyusutan. Walau penurunan dari total

ID@Xbox, Program Akselerasi dari Xbox untuk Dukung Developer dari Kaum Minoritas

Microsoft ingin membantu developer yang berasal dari golongan minoritas. Untuk