Dark
Light

2024, Pasar Konsol di Tiongkok Bakal Bernilai Rp30 Triliun

1 min read
June 11, 2020
pasar konsol TIongkok
Konsol next-gen akan jadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan pasar konsol Tiongkok.

Selama berpuluh-puluh tahun, pemerintah Tiongkok melarang penjualan konsol di negaranya. Karena itu, industri game yang tumbuh pesat adalah industri mobile game dan PC. Namun, pada 2014, pemerintah Tiongkok mulai mengizinkan penjualan konsol resmi. Pada 2019, total jumlah pemilik konsol di Tiongkok mencapai 11 juta orang. Niko Partners memperkirakan, angka itu akan naik menjadi 19,15 juta orang pada 2024.

Sementara total nilai penjualan konsol dan game-nya diperkirakan akan mencapai US$2,15 miliar (sekitar Rp30 triliun) pada 2024, naik dari US$997 juta (sekitar Rp14 triliun) pada 2019. Angka ini mencakup pasar legal dan juga gray market, yaitu konsol yang ditujukan untuk kawasan lain tapi dijual di Tiongkok secara ilegal.

Total penjualan konsol juga diperkirakan naik. Pada 2024, total penjualan konsol legal di Tiongkok diperkirakan akan mencapai 975 ribu unit, naik lebih dari dua kali lipat dari 460 ribu unit pada 2019. Sementara penjualan konsol di gray market justru diperkirakan akan turun, dari 1,18 juta unit pada 2018 menjadi 1,02 juta unit pada 2024.

pasar konsol Tiongkok
Pasar konsol di Tiongkok. | Sumber: VentureBeat

Salah satu alasan mengapa pertumbuhan pasar konsol di Tiongkok tak terlalu pesat adalah karena ketatnya peraturan pemerintah. Selain itu, investasi di industri game konsol lokal juga tidak banyak. Sony sempat meluncurkan China Project Hero untuk mendanai developer game asal Tiongkok. Sayangnya, program itu tak terlalu sukses. Untungnya, Tencent dan NetEase kini mulai tertarik untuk memasuki pasar game konsol.

“Agar bisnis game dan layanan untuk konsol tumbuh, diperlukan jumlah pengguna konsol yang cukup besar,” kata President Niko Partners, Lisa Cosmas Hanson pada GamesBeat. “Kunci ada pada harga konsol dan juga fitur serta game yang tersedia di masing-masing konsol. Misalnya, popularitas Switch di Tiongkok mendorong game-game kasual seperti Ring Fit Adventure serta Animal Crossing. Sementara peraturan ketat dari pemerintah diperkirakan justru akan menghambat pertumbuhan pasar konsol legal.”

Gray market konsol di Tiongkok tumbuh karena peraturan pemerintah yang ketat membatasi game-game konsol yang dijual secara legal. Sampai 2024, gray market diperkirakan masih akan menjadi sumber pemasukan utama dari pasar konsol. Pasalnya, gamer di Tiongkok juga ingin memainkan game-game yang tidak dijual secara legal di negaranya.

Gray market memungkinkan gamer untuk memainkan game yang belum mendapatkan izin dari pemerintah atau bahkan konsol yang belum dirilis,” ujar Hanson. “Nintendo Switch dari gray market lebih populer daripada versi legal karena konsol dari gray market bisa mengakses server di luar Tiongkok dan mengunduh game-game yang belum mendapatkan izin pemerintah. Sementara pemilik Nintendo Switch legal tidak bisa melakukan itu. Ada banyak game AAA untuk konsol lama yang tidak dirilis di Tiongkok tapi tersedia di gray market.”

Saat ini, PlayStation 4 menjadi pemimpin di pasar konsol Tiongkok. Namun, diperkirakan, Nintendo Switch akan mengalahkan konsol buatan Sony tersebut. Faktanya, ke depan, Nintendo Switch diperkirakan akan terus mendorong pertumbuhan pasar konsol di Tiongkok. Faktor lain yang mendorong pertumbuhan pasar konsol di Tiongkok adalah peluncuran konsol next-gen. PlayStation 5 dan Xbox Series X diperkirakan akan dirilis di Tiongkok pada 2021.

Sumber header: Gamestation

Previous Story

Ula Receives 148 Billion Rupiah Seed Funding, Offering Supply Chain Platform and Capital Support

Next Story

Bungie Sudah Siapkan Expansion Pack Destiny 2 Sampai Dua Tahun ke Depan

Latest from Blog

Don't Miss

Pentingnya Industri Telekomunikasi untuk Kembangkan Industri Game dan Esports

Nilai dari industri game meroket selama pandemi COVID-19. Bahkan setelah

Niko Partners: Pertumbuhan Industri Game Indonesia di 2023 Melambat

Game menjadi salah satu industri yang justru tumbuh selama pandemi