HepiCar, layanan on-demand untuk bengkel dan cuci mobil asal Yogyakarta menceritakan bagaimana mereka menyikapi pandemi. Kendati melakukan beberapa penyesuaian, baik secara operasional dan organisasi, mereka mantap berekspansi ke area Solo dan Semarang.
CEO HepiCar Nurhadiyanto kepada DailySocial menceritakan, di tengah pandemi mereka tetap beroperasi dengan menyediakan lebih dari 30 layanan perbaikan dan perawatan mobil dan motor bagi penggunanya, berkolaborasi dengan lebih dari 450 mitra.
“Keputusan untuk tetap melakukan ekspnasi ini bukan sekedar hanya mengejar jadwal. HepiCar telah mengkaji lima kondisi: kesiapan pasar setelah dilakukan riset 6 bulan, telah tervalidasinya sistem layanan on-demand service, tervalidasinya model bisnis dan revenue stream, telah siapnya sistem dan strategi ekspansi, dan telah siapnya tim ekspansi,” ujar Nur.
HepiCar mengklaim faktor banyaknya jenis layanan yang mereka miliki berpengaruh terhadap ketahanan bisnis mereka di masa pandemi. Seperti layanan tambal ban panggilan, ganti battery mobil, ganti oli, cek mesin dan perbaikan AC mobil yang masih cukup banyak menarik peminat untuk menggunakan layanan HepiCar.
Penyesuaian yang dilakukan
Nur mengaku, meski masih bertahan dan melakukan ekspansi HepiCar tetap merasakan dampak dari pandemi. Untuk itu mereka melakukan beberapa penyesuaian, baik dari segi organisasi maupun operasional.
“Secara organisasi, manajemen HepiCar melakukan pemangkasan sumber daya. Dua pertiga dari jumlah personilnya dilepas. Sehingga tersisa tim kecil yang diharapkan bisa lincah bergerak. Keputusan yang sangat berat memang. Namun langkah organisasional ini dipandang mutlak perlu dilakukan. Untuk memastikan tetap tercapainya target-target pokoknya bisnisnya, meski berada dalam atmosfer krisis,” jelas Nur.
Ia juga menambahkan, karyawan yang terdampak memahami langkah yang ditempuh perusahaan karena termasuk dalam skenario penyelamatan bisnis. Sementara itu dari segi operasional, mereka mengadopsi kebijakan WFH. Hanya bagian administrasi yang bekerja dengan datang ke kantor.
“Terhadap mitra operator layanan diberlakukan protokol layanan yang ketat, seperti wajib menggunakan masker dan sarung tangan ketika bekerja, selalu menjaga jarak aman, selalu mencuci tangan sebelum dan setelah selesai mengerjakan layanan, dan aktif berkomunikasi dengan konsumen terkait pembatasan masuk wilayah-wilayah tertentu,” lanjut Nur.
Fokus dan target
Dengan dimulainya petualangan HepiCar di kota baru, mereka saat ini tengah fokus pada menyempurnakan layanan di Solo dan Semarang. Terutama untuk jaringan mitra spesialis yang luas dan berada di seluruh area. Selain itu, mereka juga memastikan untuk bisa diterima masyarakat di ara baru ini. Termasuk dalam hal edukasi dan sosialisasi terhadap masyarakat.
“Target dari ini semua adalah HepiCar dapat melalui masa pandemi ini dengan baik. Tak hanya bertahan dan selamat, namun juga bertumbuh dengan pasti. Apa yang dikerjakan selama masa pandemi ini menjadi pola acuan yang penting untuk melakukan perluasan operasi di kota-kota lain. Pola yang telah tervalidasi dengan baik,” jelas Nur.
Industri jasa dan on-demand saat ini tidak luput dari dampak pandemi. Gojek, sebagai startup “raksasa” pun terpaksa merampingkan bisnisnya dengan menutup layanan GoLife mereka.