Permasalahan seputar kesehatan di Indonesia masih sangat banyak. Salah satunya ialah tingginya angka kebutaan yang diakibatkan oleh mata katarak, ditambah jumlah dokter mata yang tidak sebanding dengan sebaran penduduk di seluruh penjuru Indonesia. WHO menyatakan bahwa pada 2020 setiap menitnya akan ada 1 orang di Indonesia buta karena katarak. Ini bisa terjadi pada siapa saja. Namun di tangan seorang inovator keterbatasan tersebut justru melahirkan sebuah pemikiran cemerlang, salah satunya yang dilakukan oleh para founder CekMata.com.
CekMata.com merupakan sebuah platform berbasis web yang memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) untuk membantu masyarakat mendeteksi dini kemungkinan katarak di matanya. Prosesnya cukup sederhana, pengguna hanya cukup mengunjungi situs lalu mengunggah foto matanya secara close-up. Dari pigmen yang ada, sistem akan melakukan deteksi membedakan mata normal dan katarak. Kemudian jika ditemukan adanya katarak, sistem akan mengarahkan pengguna ke dokter mata atau rumah sakit terdekat.
Secara lebih detail, Co-Founder dan CEO CekMata.com Caesar Lagaliggo Givani menceritakan bagaimana AI dan ML berperan dalam proses deteksi tersebut.
“Menggunakan teknologi AI dan ML, CekMata.com dapat membedakan secara dini apakah mata seseorang terkena katarak atau tidak hanya dengan melakukan foto. Hal ini menjadi mungkin karena sama halnya seperti saat mengajari anak kecil membedakan zebra dengan kuda, kami mengajari CekMata.com bagaimana membedakan mata normal dan katarak. Kalau mengajari anak kecil bagaimana membedakan zebra dengan kuda, orang tua biasanya memberi gambar kuda dan di sebelahnya memberi gambar zebra. Semakin banyak gambar yang diberikan lama kelamaan anak itu semakin pintar, bahkan dapat membedakan mana zebra mana kuda meskipun posisi zebra atau kuda tersebut sedang tidur, berdiri, sembunyi di pohon, dll. Mekanisme seperti itulah yang kami tiru. Ribuan gambar kami ajarkan sehingga CekMata.com dapat menjadi sangat pintar untuk membedakan antara mata normal dan katarak.”
Caesar menyampaikan, digital health adalah masa depan yang pasti, cepat atau lambat penggunaannya akan semakin masif di kalangan masyarakat. Peran serta inovator digital sangat diperlukan, karena ada begitu banyak masalah di berbagai tingkatan pelayanan kesehatan di Indonesia yang perlu diselesaikan dengan cara yang efisien, teknologi harusnya dapat berperan banyak di situ. Ia pun meyakinkan, bahwa tenaga kesehatan seperti dokter tidak akan dirugikan dengan inovasi digital, justru sebaliknya akan banyak manfaat yang diberikan.
“Ada begitu banyak masalah kesehatan di Indonesia yang menunggu digital health untuk mengatasinya, dan tenaga kesehatan seperti dokter tidak akan dirugikan dengan ini, malah sangat diuntungkan. Sebagai contoh, dengan CekMata.com akan semakin banyak pasien katarak akan kami arahkan ke para dokter spesialis mata untuk ditangani. Pasien terselamatkan, para dokter dan penyedia layanan kesehatan lainnya pun dapat menjalankan perannya dengan semakin optimal,” lanjut Caesar yang juga berprofesi sebagai seorang dokter.
Beberapa waktu lalu CekMata.com juga berhasil memenangkan ajang kompetisi inovasi digital TheNextDev 2017. Tanggal 11-20 Februari 2018 nanti, mereka akan berangkat ke Silicon Valley untuk menjalani beberapa acara intensif untuk mengakselerasi bisnisnya melalui Startup Grind’s Global Conference dan Silicon Valley Immersion Program. Startup asal Surabaya tersebut diinisiasi oleh tiga orang co-founder, yakni Caesar Givani (CEO), Sylvester Albert Samadhi (CTO), Ivan Sinarso (CMO). Caesar bukan dokter spesialis mata, melainkan dokter residen spesialis penyakit dalam. Albert ialah seorang programmer (Machine Learning Specialist), dan Ivan adalah seorang serial entrepreneur.
“Bidang medis ialah hidup saya, dan saya tertarik dengan apa pun di bidang medis yang memerlukan pemecahan atau solusi segera. Karena setiap orang berhak untuk bisa merasakan kesehatan yang merupakan anugerah terbesar yang Tuhan berikan kepada kita,” sambung Caesar.
Tahun 2018 diharapkan menjadi debut awal yang mengesankan bagi CekMata.com. Ditargetkan tahun ini akurasi plaftorm tersebut terus meningkat, sehingga dapat mendeteksi katarak secara dini dengan lebih baik (akurasi di atas 95%). Selain itu Caesar dan timnya juga berharap adanya peningkatan jumlah pengguna yang signifikan di tahun ini, salah satunya dengan memperluas kerja sama dengan lebih banyak pihak yang berkecimpung di dalam kesehatan mata. Saat ini juga sedang dikembangkan platform konsultasi dokter mata secara online sehingga pengguna yang berada di daerah yang jauh dari dokter mata tetap mendapatkan pelayanan terbaik.