Di Indonesia, 4G mendarat secara perdana dalam standar WiMAX di bawah merek dagang Sitra. Namun 4G boleh dibilang baru merakyat setelah teknologi LTE dibawa oleh PT. Internux melalui Bolt. Semenjak mendarat tanggal 14 November 2013, kepopuaritasan Bolt terus melesat, bahkan ketika pemain 4G LTE lokal lain mulai bermunculan dan menyerbu pasar yang sama.
Kurang lebih satu tahun sejak layanan mereka tersedia, baru-baru ini jumlah pelanggan Bolt menembus angka satu juta orang. Demi merayakan hal tersebut, Bolt mengundang para partner, komunitas serta media, untuk berbagi rencana dan mengungkap pencapaian yang telah mereka peroleh. Di pembukaan acara, Bolt berikan akses internet seumur hidup kepada sang konsumen ke satu juta.
Bolt menjelaskan, alasan umum mengapa banyak orang memilih menggunakan layanan mereka adalah sambungan 10 kali lebih cepat dan harga per kuota 70 persen lebih murah. Mayoritas konsumen memanfaatkan Bolt untuk menikmati konten berjenis video semisal streaming, video call hingga video conference. Fakta ini serasi dengan data Ericsson ConsumerLab yang menyebutkan bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan enam sampai tujuh setengah jam per minggu menonton video dari perangkat mobile.
“Kami bangga dengan pencapaian lebih dari satu juta pelanggan dalam periode setahun sejak Bolt resmi diluncurkan di pasar Indonesia,” tutur Chief Executive Officer Dicky Moechtar. “Ini tentunya didukung oleh beberapa faktor, yaitu pertumbuhan layanan mobile internet, infrastruktur jaringan superior, serta strategi produk dan pemasaran yang tepat serta inovatif.”
Info menarik: Bolt Mulai Perkenalkan Layanan TD-LTE di Medan
Masih ingatkah Anda berapa banyak pengguna Bolt kira-kira empat bulan lalu? CTO Devid Gubaini menyingkap ada 750 ribu orang memakai jasa mereka cuma dalam sepuluh bulan. Namun momentum tidak melambat, sebaliknya kenaikan menunjukkan pertumbuhan tercepat, dengan rata-rata peningkatan mencapai 54 persen dalam tiga bulan.
Jangkauan area 4G LTE Bolt kini meliputi 30 juta jiwa, menjangkau 98 persen wilayah Jabodetabek, dibantu 2.900 BTS, menyuguhkan Anda kecepatan hingga 150 megabit per detik. Tapi Bolt tidak mau berpuas diri. Mereka beberapa kali menyebutkan kata ‘agresif’ dan mengumumkan target jangka pendek: tiga juta konsumen di akhir 2015, ditambah total BTS di angka 4.000. Bolt turut menjanjikan ‘produk lebih inovatif baik dari sisi paket internet, konten maupun perangkat 4G-nya’.
Saat ini Anda bisa memilih empat jenis layanan 4G LTE dari Bolt sesuai kebutuhan. Mereka menyediakan jenis Dongle, MiFi, CPE dan smartphone 4G Powerphone (ZTE V9820 dan merek lokal Ivo V5). Dan berdasarkan penerangan COO Larry Ridwan, besar kemungkinan varian perangkat 4G akan diperbanyak lagi. Hal itu dipersiapkan demi mendukung target tiga juta pengguna tersebut.
Dalam acara di Exodus Club Jakarta itu, Bolt memberikan kesempatan buat siapapun untuk bertanya dan memberikan masukan. Beberapa orang pelanggan dan komunitas menanyakan sejumlah masalah standar yang perlu tim Bolt bereskan, contohnya terkait tingkat kestabilan dan jangkauan. “Kapan Bolt ada di Bandung?” tanya seorang jurnalis. Tentu saja belum ada jawaban dari sang penyedia jaringan 4G LTE pertama di Indonesia tersebut.
Info menarik: Bolt Coba Tembus Pasar Smartphone Indonesia dengan Bolt 4G ‘Powerphone’
Bagi saya, Bolt sangat menggoda dari segi kecepatan: streaming tanpa jeda, proses unduhan super-cepat, bahkan untuk bermain game online dengan latency sangat rendah. Namun masalahnya terdapat pada kuota fair usage policy di 30GB (atau 20GB) per bulan. Buat para kolektor video akut dan mereka yang gemar berbelanja game di situs distribusi digital, jumlah itu tidaklah cukup.
Hal ini saya tanyakan langsung pada sang CEO, mungkinkah ke depannya tersedia paket data unlimited tanpa penurunan kecepatan ketika total kuota terpenuhi? Sayang karena pendekatan teknologi berbeda (terkait jumlah spektrum) dari ISP lain, Bolt belum mampu menyanggupinya. Jika hanya streaming video, browsing dan download ringan, brand besutan PT. Internux itu merupakan salah satu opsi terbaik.
Bagaimana soal servis aftersale-nya? Bolt sudah menyediakan 100 titik layanan di Jabodetabek, dibantu jaringan pemasaran hampir 1.000 lokasi, termasuk galeri penjualan BOLT! Zone, BOLT! Store, dan outlet partner.
“Dengan Bolt, kami berharap pengguna dapat terkoneksi ke internet melalui lebih dari satu perangkat, sekaligus bisa menghubungkan komunikasi antar-perangkat dalam menunjang aktivitas sehari-hari – istilahnya, internet of things,” kata CTO Bolt, Devid Gubiani.
Di penghujung acara, Bolt memperlihatkan sejenak satu device menarik baru: tablet tujuh-inci garapan Huawei dipersenjatai 4G dan spesifikasi cukup premium. Rencananya akan dipasarkan beberapa bulan lagi.