Bukalapak menambah deretan marketplace Consumer-to-Consumer (C2C) di Indonesia yang masuk ke bisnis pemenuhan layanan (fulfillment) lewat BukaGudang. Layanan ini belum resmi diperkenalkan, tetapi jasanya sudah dapat dinikmati para pelapak sejak 9 Maret 2020.
VP Marketplace Bukalapak Kurnia Rosyada kepada DailySocial mengatakan, untuk menggelar jasa ini BukaGudang menggandeng dua rekanan fulfillment, PT IDCommerce dan Crewdible. Yang terakhir merupakan startup penyedia jaringan pergudangan mikro.
Menurut Kurnia, salah satu keuntungan menggunakan jasa BukaGudang adalah pelapak dapat memproses pemesanan pembeli lebih cepat, yakni kurang dari sehari dari tenggat waktu normal selama 2×24 jam.
“Jasa BukaGudang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan bertransaksi di Bukalapak dengan membantu para pelapak mengatur kegiatan operasional mereka melalui manajamen gudang dan penyimpanan, packing barang, dan distribusi barang ke pihak ketiga,” paparnya.
Untuk saat ini, lanjut Kurnia, layanan BukaGudang masih dalam tahap Proof of Concept (POC). Ia mengaku saat ini perusahaaan masih terus berupaya mendorong jumlah pelapak yang menggunakan BukaGudang.
Selain itu, pihaknya juga masih terus berupaya meningkatkan automasi pada inbound dan outbound, seperti melakukan pengecekan fisik barang dan strategi meningkatkan outbound barang. Kurnia menilai hal tersebut masih memerlukan proses manual agar lebih akurat.
“Transaksi dari pelapak yang menggunakan BukaGudang yang masuk ke BukaMall, lebih tinggi dibandingkan rata-rata transaksi dari para pelapak lainnya. Pengguna BukaGudang saat ini berasal dari kategori bisnis elektronik, bahan makanan, dan industri kecantikan,” tambahnya.
Dengan masuknya Bukalapak ke bisnis pemenuhan jasa, Kurnia meyakini strategi ini dilakukan untuk memperkuat komitmen Bukalapak dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Kolaborasi dengan penyedia jasa fulfillment dinilai sebagai upaya pelaku di industri e-commerce untuk meningkatkan kenyamanan bertransaksi.
Dalam keterangan di laman resminya, BukaGudang menyediakan gudang untuk penyimpanan barang, manajemen gudang, inventaris gudang, dan sumber daya untuk memproses pesanan.
Pelapak terdaftar hanya dapat menggunakan jasa pengiriman yang ditentukan BukaGudang, antara lain Sicepat, J&T, Ninja, Lion Parcel, Grab, dan Go-Send. Layanan ini baru melayani jasa fulfillment di kawasan Jabodetabek.
Kurnia menyebutkan bahwa Bukalapak sedang sedang melihat potensi ekspansi di berbagai kota besar lainnya di Indonesia.
Selain Bukalapak, Tokopedia sudah lebih dulu masuk melalui TokoCabang yang beroperasi komersial sejak setahun lalu. Tokopedia menggandeng PT Bintang Digital Internasional (Haistar) dan Titipaja (unit bisnis terbaru layanan logistik last mile Anteraja).
Shopee juga masuk ke bisnis fulfillment lewat layanan “Dikelola Shopee” pada September lalu dengan memanfaatkan gudang sendiri. Pihaknya mengklaim rata-rata pesanan dikirim dua jam setelah pengguna menyelesaikan transaksi.
UMKM penuhi marketplace
Masa pandemi menjadi momentum bagi pelaku marketplace untuk mengakomodasi lonjakan transaksi belanja online selama masa pandemi. Di sisi lain, penjual UMKM juga makin memenuhi marketplace.
Survei terbaru TokoTalk menyebutkan, ada tren peningkatan jumlah UMKM yang bergerak secara online selama masa pandemi. Hal ini terlihat dari kenaikan jumlah pendaftar UMKM di platform dan mulai membuat situs sendiri.
Dari kenaikan tersebut, UMKM di kawasan Jabodetabek mendominasi kenaikan terbesar terhadap total keseluruhan, disusul Jawa Timur dan Jawa Barat.
Head of Business Development TokoTalk Kemas Antonius mengatakan, semakin banyak UMKM yang mau tak mau harus bertransformasi secara digital untuk menyesuaikan diri di masa pandemi. Caranya adalah mengubah cara berjualan dan meningkatkan transaksi online agar dapat mengakomodasi perubahan perilaku konsumen.