Dark
Light

BugisDev Komunitas Pembelajar Coding di Bulukumba, Sulawesi Selatan

1 min read
December 22, 2016

Demi mengenalkan dan mengajarkan ilmu pemrograman komputer (coding) kepada generasi pemuda di Bulukumba, Sulawesi Selatan, sejak bulan November 2014 BugisDev berdiri. Diinisiasi oleh Adhy Ngurajeka, BugisDev memiliki visi besar pemrograman menjadi viral di kalangan pemuda. Hal tersebut diharapkan mampu mendongkrak inovasi digital di Bulukumba. Inovasi digital menjadi penting untuk dikenalkan sedari dini, karena produk digital menjadi komoditas yang mampu tersebar secara cepat dan memberikan dampak yang signifikan kepada pembuatnya.

Konsep awal dari BugisDev adalah kelompok belajar bersama, saling bertemu antara instruktur (pemrogram yang sudah andal) dengan yang baru mulai belajar. Akses terhadap materi pembelajaran yang terbatas juga menjadikan model komunitas belajar menjadi efektif untuk menyebarkan virus memprogram di sana.

“Untuk mencari teman belajar pemrograman sangatlah sulit. Saya sendiri sewaktu belajar pemrograman sejak tahun 2009 merasakan kesulitan yang sama, dan itulah yang menjadi alasan kenapa BugisDev saya dirikan,” ujar Adhy.

Agenda rutin BugisDev, mulai dari pertemuan intensif hingga sosialisasi

Pertemuan rutin diadakan setiap malam Senin dan Jumat. Bertajuk daily meetup, acara ini membahas berbagai hal yang sedang dikerjakan dalam proyek pemrograman yang diajarkan. Para instruktur setelah memberikan materi biasanya akan memberi tugas, pada kegiatan daily meetup ini para peserta dapat berkonsultasi masalah apa yang ditemukan, hingga berdiskusi kiat dalam memprogram sesuai dengan aplikasi yang ingin diselesaikan.

“Di BugisDev, setiap member kita arahkan untuk membangun produknya masing-masing, dengan harapan kita bisa mencetak programmer yang jauh lebih kompeten,” papar Adhy kepada DailySocial.

Untuk mensosialisasikan tentang pemrograman dan dunia digital, BugisDev juga rutin mengunjungi sekolah tingkat menengah atas. Dalam rangkaian event rutin, agenda ke sekolah diisi dengan berbagai presentasi seputar konsep pemrograman dan peluang karier di bidang digital. Untuk memperluas cakupan, saat ini BugisDev juga tengah gencar memaksimalkan pelatihan/kursus secara online.

Salah satu program yang menjadi unggulan BugisDev adalah CodeCamp. Pada tahun 2016 ini, CodeCamp diadakan di Bira, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Selama satu hari penuh, 50 orang peserta dari tiga kota besar di Sulawesi Selatan berkumpul dan menginap, untuk mempelajari secara mendalam tentang konsep pemrograman atau pembuatan produk digital tertentu.

“Dikarenakan member di BugisDev kebanyakan adalah mahasiswa (90%), salah satu kendala yang sering ditemui adalah sulitnya mengatur waktu antara kuliah dan belajar di BugisDev. Tidak bisa dipungkiri, terkadang banyaknya tugas dan padatnya jadwal kuliah membuat mereka menjadi kehilangan semangat untuk belajar. Parahnya lagi, bahkan sebagian mereka sampai kehilangan waktu untuk melakukan riset-riset yang berkaitan dengan pemrograman komputer,” ungkap Adhy.

Ke depan BugisDev bertekad mencetak lebih banyak programmer lokal yang kompeten serta mampu menjadi salah satu pegiat di dunia pendidikan tanah air, khususnya di bidang pendidikan pemrograman. Terkait dengan produk hasil belajar pemrograman yang ingin ditekankan oleh komunitas ini berfokus pada pemecahan masalah lingkungan.

Previous Story

PhotoFast iType-C Permudah Ekspansi Penyimpanan dan Transfer Data Perangkat Apple Anda

Next Story

Cara Tethering Hotspot dari Smartphone Android dengan Kabel USB

Latest from Blog

Don't Miss

Startup Edtech Pintro

Perkuat Inisiatif Digitalisasi Dunia Pendidikan, Pintro Kolaborasi dengan Perbankan

Digitalisasi dalam dunia pendidikan menjadi sebuah persoalan serius yang perkembangannya

Applications of Gaming in Other Fields: Military, Health, and Education

The general perspective on gaming from society is quite polarizing.