Dark
Light

Budi Rahardjo: “Tidak Setuju .ID Dibuka Begitu Saja”

1 min read
October 28, 2011

Pagi ini, di milis resmi #StartupLokal diramaikan dengan sebuah post dari Budi Rahardjo. Budi adalah orang yang menjabat sebagai ccTLD ID, beliau memberikan statement pada blog-nya bahwa dia tidak setuju dengan dibukanya second level domain *.id dan kedepannya tetap akan menggunakan third level domain seperti .co.id, .net.id, .ac.id, .sch.id, .go.id, .web.id, dll.

Akan tetapi Budi Rahardjo tidak memberikan alasan dengan jelas atas ketidasetujuan dia dengan dibukanya second level domain *.id. Berikut statement Budi Rahardjo yang kami kutip dari blog:

Tadinya saya ingin ada diskusi yang lebih mendalam mengenai hal ini, tetapi berita yang ada di masyarakat dan di luar sana membingungkan. Bahkan berita ini sudah muncul juga di media asing. Sangat rancu.

Maka dengan ini saya, masih menjabat sebagai ccTLD ID, menyatakan bahwa saya TIDAK SETUJU penggunaan domain .ID tanpa second level domain (SLD). Demikian harap dipahami.

Entah sampai kapan Budi Rahardjo akan ‘menyimpan’ alasan atas ketidaksetujuan dibukanya second level domain *.id, yang pastinya akan sangat menarik untuk melihat alasan yang akan dia jelaskan pada publik.

Meski mungkin tidak saling terkait, namun Budi Rahardjo menuliskan postingan terbaru (setelah pertanyataan tentang domain .id) yang berjudul “Hilangnya Kebanggaan Terhadap Indonesia”. Di artikel tersebut Budi mengatakan : “Semua yang ada di Indonesia dijual dan digadaikan ke pihak asing, demi globalisasi atau pasar global, korbankan (kebanggaan atas) Indonesia”. Apakah ini mengindikasikan bahwa second level domain *.id tidak direlakan untuk dibuka untuk umum (bahkan global) dan kedepannya tetap menggunakan third level domain seperti yang ada sekarang?

Untuk selanjutnya, kami akan terus meng-update tentang kabar selanjutnya apakah second level domain *.id akan dibuka atau tidak.

[Sumber Gambar]

9 Comments

  1. Saya dari dulu masih tidak paham, kenapa pembukaan second level .id untuk publik dikaitkan dengan kebanggaan pencitraan Indonesia di mata dunia. Takut dijadikan spam ? dibeli oleh orang yg tak bertanggung jawab ? Karena sekarang pembelian .co.id dgn syarat ketat ? yakinkah ?. Bukankah ada syarat, ketentuan, aturan hukum yg bisa jadi patokan. Bukannya kalau .Id dipakai banyak orang Indonesia akan lebih dikenal, bisa jadi PR, apalagi kalau bisa gaet registrar besar untuk branding .ID Dari finansial, dgn dibukannya .Id kucuran dana akan mengalir, dari registrasi dan renewal fee ?

  2. Kalo menurut saya domain id dibuka saja tapi khusus hanya untuk orang indonesia atau orang asing yang berusaha di Indonesia.. dan harganya juga  jangan mahal-mahal. Justru kalo domain id dijual dan bukan yg second level orang Indonesia akan bangga akan domainnya dibanding beli dot com dan lainnya.

  3. Saya membacanya kok merasa itu dua hal yang berbeda ya. Apakah penghentian penggunaan SLD itu sama dengan menggadaikan negara? Rasanya masih mungkin kalau domain .ID digunakan tanpa SLD tapi hanya untuk penduduk Indonesia.

    Di lain pihak, saya pribadi tidak masalah sih dengan pembukaan .ID ke pihak asing. Kalau takut kekayaan / nasionalisme Indonesia berkurang hanya dengan pembukaan domain itu, malah berkesan kekayaan bangsa kita sangat sedikit. Padahal tidak kan :).

  4. saya setuju domain .id dibuka lebar! tak perlu alasan yg aneh2 atau yg dikaitkan dengan nasionalisme, just do it, open it …..

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Buzzcity : Pasar Indonesia Makin Dewasa Namun Kurang Inventory Mobile

Next Story

Indonesia Occupy 10th Place for The World’s Biggest 3G Subscriber Market

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Logo Resmi CloudFlare

Tutorial Lengkap Setting Name Server Cloudflare

Di kalangan blogger kawakan, nama Cloudflare tentu sudah tak asing

Membuat Dokumen Baru di Google Docs Kini Semudah Mengetikkan “docs.new” di Browser

Bicara soal produktivitas, efisiensi waktu seringkali dianggap sebagai salah satu