Laporan dari Bloomberg hari Rabu kembali menaikkan rumor merger antara XL Axiata yang dimiliki oleh Malaysia, dengan Axis yang dimiliki oleh Saudi Telecom dan Maxis. Kabar ini pernah diberitakan oleh Trenologi pada bulan lalu.
Menurut Bloomberg, Axis yang dilanda hutang dan bernilai sekitar USD 1 miliar (sedikit di bawah Tumblr!), merupakan target yang menarik bagi grup Axiata karena dengan ini XL Axiata akan dapat menambahkan layanan dan memperluas cakupan. Saat ini XL Axiata memiliki tiga blok frekuensi yang terpisah dari 12 blok yang tersedia di pita 3G, yang menghalangi XL dari pemanfaatan penuh blok ketiga yang baru saja didapatkan.
Setelah XL Axiata dan Telkomsel masing-masing mendapatkan satu blok extra di frekuensi 2.1GHz pada lelang blok 3G beberapa bulan lalu, Pemerintah mengusulkan untuk mengatur ulang alokasi blok frekuensi demi memaksimalkan pemanfaatannya oleh masing-masing operator karena pada alokasi saat ini masing-masing operator mendapat kumpulan blok yang saling terpisah. Saat ini XL Axiata memiliki blok 8, 9, dan 12, sedangkan Axis memegang hak atas blok 2 dan 3.
Usulan pengaturan ulang yang sedianya akan dilaksanakan bulan September tahun ini akan menempatkan ketiga blok frekuensi XL di blok 8, 9, dan 10, bersebelahan dengan milik Axis di blok 11 dan 12. Penggabungan kedua telko ini akan memberikan XL Axiata lima blok di frekuensi 2.1GHz, menjadikan XL operator seluler dengan alokasi pita 3G terluas di negara ini. Telkomsel menjadi yang kedua terluas dengan blok 3, 4, dan 5.
Dengan sepuluh operator mobile bersaing mendapatkan pelanggan, Indonesia merupakan pasar mobile yang paling ramai di Asia setelah India. Pada sepuluh tahun terakhir, para operator saling mendorong satu sama lain ke dalam arus kompetisi yang mematikan dengan menawarkan biaya telepon, SMS, dan data yang terlalu rendah.
Penggabungan dua operator ini diharapkan akan mengurangi tekanan pada setiap operator dan membuka kesempatan untuk bersaing dengan lebih sehat. Saat ini perubahan biaya terjadi hampir setiap enam bulan dari sebagian besar operator, mengakibatkan ketidakstabilan kondisi pasar yang mendorong tingginya angka churn, atau perpindahan operator oleh pelanggan, yang mencapai 30% untuk pelanggan voice, dan 50% untuk pelanggan data, menurut chief commercial officer Tri Indonesia Bhuwan Khulshreshtha pada bulan Desember 2012.
Walaupun presiden direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi tidak berkenan memberi komentar kepada Bloomberg, sebelumnya Ia pernah mengatakan bahwa XL sangat terbuka terhadap upaya konsolidasi industri mobile di Indonesia, karena Ia melihat kondisi saat ini tidaklah menarik untuk upaya investasi lebih jauh. XL Axiata kini memiliki 46 juta pelanggan, sedangkan Axis 17 juta. Perusahaan gabungan antara XL Axiata dengan Axis kabarnya akan menggunakan nama Avelon.
—
This mobile channel is brought to you by Samsung Developer Competition 2013. SDC ’13 is an app competition for Android apps that leverage Samsung’s mobile technologies. For more information please visit http://techne.dailysocial.net/