Perusahaan patungan (joint venture) Telkom dan eBay, PT MetraPlasa, akhirnya mulai tampak hasil kerjanya dalam bentuk situs e-commerce Blanja. Pertama kali dilaporkan oleh Tech in Asia, Blanja belum diperkenalkan secara resmi ke publik, meskipun situsnya tampak sudah siap melayani konsumen. Sejauh ini perangkat pendukungnya di media sosial (akun Twitter, Facebook, Google+, YouTube) belum melakukan kegiatan signifikan. Area layanan sementara ini bakal difokuskan untuk konsumen di kawasan Jabodetabek, Bandung dan Surabaya, di mana setiap pengiriman dilakukan tanpa biaya tambahan.
Patut dicermati bahwa Blanja bukanlah Blandja. Yang terakhir adalah e-commerce kerja sama BNI dengan DOKU dan Connecting Life. Kami sempat membahas Blandja di bulan April lalu. Sementara Blandja menyasar konsumen menengah ke atas dengan produk-produk bermerk yang berasal dari luar negeri dan paket-paket liburan, Blanja memiliki positioning tak jauh berbeda dengan Multiply (yang sudah ditutup) ataupun pendahulunya (Plasa versi e-commerce), yaitu berjualan berbagai macam barang dari gadget hingga kebutuhan rumah tangga.
Blandja memiliki produk-produk yang dikurasi (curated) oleh tim internalnya, sementara Blanja berusaha menggandeng partner/merchant yang berminat berjualan melalui platform e-commerce yang dimilikinya. Sebagai konsumen, tentu saja branding sangat penting dan kemiripan nama antara keduanya bakal menimbulkan kerancuan jika keduanya mampu bertahan lama dan semakin besar sebagai bisnis e-commerce. Seharusnya hal ini bisa diselesaikan oleh BNI dan Telkom sebagai sesama BUMN.
Terlepas dari polemik nama, MetraPlasa yang sekarang dikepalai oleh Aulia Ersyah Marinto membutuhkan waktu lebih dari 1,5 tahun sejak pendiriannya di bulan April 2012 untuk meluncurkan kembali produknya sebagai Blanja. Kegagalan Plasa dengan berbagai macam permasalahannya dan masuknya raksasa e-commerce dunia eBay sebagai bagian dari joint venture menyiratkan bahwa tim pengelola Blanja seharusnya lebih matang dan lebih mengerti bagaimana mengelola sebuah layanan berbelanja online bagi konsumen Indonesia.
Seperti yang pernah dibahas beberapa waktu yang lalu, masalah utama bisnis e-commerce di Indonesia masih tentang kepercayaan. Tugas layanan e-commerce macam Blanja adalah memberikan jaminan bahwa berbelanja secara online harusnya bisa dirasakan sebagai pengalaman yang menyenangkan dengan cara pembayaran mudah dan pengiriman barang yang tepat waktu. Jika ada permasalahan, layanan pelanggan yang mumpuni juga harus sigap mengatasinya dan memastikan konsumen kembali berbelanja lagi.
Di dunia nyata, ini bukanlah eksekusi yang mudah apalagi urusan logistik di negara kepulauan seperti Indonesia tidak semudah di negara lain. Tidak heran jika Blanja baru bisa berjanji melayani konsumen di tiga kawasan besar di Indonesia untuk saat ini.
Salah satu merchant unggulan MetraPlasa adalah Telkomsel, sebagai sesama bagian Grup Telkom, dengan membuka TSel Store. Setiap penjualan produk elektronik di gerai ini bakal disertai dengan bundling kartu prabayar simPATI. Sebelumnya Telkomsel sempat mendukung kampanye Pesta Diskon Online yang digalang oleh sejumlah perusahaan e-commerce terdepan di Indonesia dan kali ini merupakan langkah Telkomsel terjun langsung di bisnis e-commerce untuk meningkatkan awareness dan jumlah pelanggannya.
Blanja tentu saja diluncurkan supaya Grup Telkom tetap relevan di bisnis e-commerce, di mana usaha-usaha sebelumnya belum menunjukkan sinyal positif. Apakah Blanja tidak akan bernasib sama dengan Plasa sangat bergantung pada seberapa baik Blanja mengeksekusi premis e-commerce ideal yang sudah disebutkan di atas sembari memperluas pasarnya secara bertahap, baik di area layanan maupun jumlah barang yang ditawarkan.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]