Dark
Light

BlackMagic Pocket Cinema Camera 4K Siap Tandingi Lumix GH5S Meski Hanya Berharga Separuhnya

1 min read
April 10, 2018

Tidak setiap hari Anda mendengar nama Blackmagic disebut di dunia kamera. Namun ketika itu terjadi, bisa dipastikan topiknya tidak jauh dari kamera video kelas profesional, seperti ketika mereka merilis kamera bernama Pocket Cinema Camera di tahun 2013. Tepat lima tahun berselang, produsen asal Australia itu mengungkap suksesornya, Blackmagic Pocket Cinema Camera 4K.

Kamera ini membawa pembaruan yang amat signifikan dibanding pendahulunya. Yang paling utama bisa dilihat dari namanya, yakni perekaman dalam resolusi DCI 4K (4096 x 2160) dalam kecepatan 60 fps atau 1080p 120 fps, baik dalam format RAW 12-bit maupun ProRes 10-bit.

Kualitas gambarnya sendiri tidak perlu diragukan, mengingat Blackmagic telah menyematkan sensor Four Thirds. Lebih istimewa lagi, sensor ini mengusung teknologi Dual ISO (dengan ISO maksimum 25600) yang berguna untuk memaksimalkan kinerjanya di kondisi minim cahaya, kurang lebih mirip seperti yang ditawarkan Panasonic Lumix GH5S maupun RED Gemini 5K S35.

Blackmagic Pocket Cinema Camera 4K

Selain dari sisik teknis, desainnya juga jauh lebih baik ketimbang pendahulunya. Kini lebih menyerupai kamera mirrorless, perangkat mengemas hand grip yang jauh lebih besar dan nyaman di genggaman. Di saat mayoritas produsen kamera menggunakan bahan magnesium sebagai sasis kamera, Blackmagic memilih memakai material komposit yang terbuat dari polycarbonate dan serat karbon.

Juga tidak umum adalah layar sentuh berukuran masif yang mendominasi panel belakangnya, dengan bentang diagonal 5 inci dan resolusi 1920 x 1080 pixel. Hal lain yang tidak kalah menarik adalah, port USB-C miliknya bisa dimanfaatkan untuk merekam video secara eksternal, semisal dengan menyambungkan sebuah SSD.

Blackmagic Pocket Cinema Camera 4K

Konektivitas lainnya mencakup port HDMI yang mendukung output 10-bit, input mini XLR, 3,5 mm, dan sebuah jack headphone. Soal lensa, kamera ini secara default kompatibel dengan semua lensa Micro Four Thirds buatan Panasonic dan Olympus.

Desainnya premium, spesifikasinya cukup dewa, tentu saja harganya mahal, bukan? Tidak, kamera ini rencananya bakal dipasarkan seharga $1.295, meski pastinya kapan masih belum diketahui. Banderol tersebut sudah termasuk software DaVinci Resolve Studio, yang normalnya harus ditebus secara terpisah seharga $300.

Sumber: DPReview.

Dicoding bermitra dengan Google berikan 1000 beasiswa untuk dosen dan mahasiswa
Previous Story

Dicoding dan Google Berikan 1000 Beasiswa untuk Dosen dan Mahasiswa (UPDATED)

Next Story

Smartphone Gaming Xiaomi Black Shark Disebut Mendukung Controller Bluetooth

Latest from Blog

Don't Miss

Sony-ZV-E1-Hadir-di-Indonesia

Sony ZV-E1 Hadir di Indonesia, Kamera Full-frame Untuk Vlog & Content Creation

Sony telah memperkenalkan ZV-E1 di Indonesia, kamera mirrorless dengan sensor
Canon EOS R8 Hadir di Indonesia

Canon EOS R8 Hadir di Indonesia, Sanggup Merekam Video 4K Tanpa Crop Hingga 60fps

Canon telah mengumumkan EOS R8 di Indonesia, kamera mirrorless profesional