Menyambut geliat industri e-commerce Tanah Air yang makin berkembang pesat, perlu dibantu oleh kematangan ekosistem di sekitarnya. Di antaranya e-payment dan e-logistik. Penyedia layanan e-payment diklaim sudah ramai di pasaran, sementara belum bagi logistik.
Perusahaan logistik yang selama ini beredar, dinilai belum bisa disebut sebagai solusi utama untuk industri e-commerce. Dikarenakan teknologi yang ditawarkan belum dapat mengakomodasi akselerasi bisnis e-commerce. Untuk mengatasi hal tersebut, hadirlah PT Jasa Digital Nusantara dengan produk Iruna, perusahaan yang bergerak di bisnis e-logistik.
Sementara ini, baik situs maupun aplikasi Iruna belum terbuka untuk publik.
Founder Iruna Yan Hendry Jauwena menjelaskan, Iruna hadir untuk membantu industri e-commerce dengan solusi teknologi yang dapat diintegrasikan dengan situs dagang mereka, dilengkapi dengan sistem inventaris yang bisa diakses secara online.
“Iruna baru akan tersedia pada 31 Januari 2017. Layanannya bisa diakses lewat situs dan aplikasi, sebelum resmi diluncurkan bakal ada produknya yang versi beta,” ucapnya kepada DailySocial, Selasa (27/12).
Yan melanjutkan, Iruna menyediakan gudang dengan luas sekitar 3 ribu hingga 10 ribu m2 di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Palembang, Balikpapan, Makassar, Manado dan Ambon. Gudang tersebut dipergunakan untuk menyimpan barang stok dan mengirimnya ke pembeli.
“Jadi sistemnya, penjual tinggal menyimpan barang dagangannya di gudang Iruna. Nantinya pihak Iruna yang akan melakukan pengiriman barangnya. Bakal ada laporan secara real time dari Iruna, baik untuk penjual maupun pembeli.”
Dengan sistem seperti, sambung Yan, diharapkan bisa memudahkan penjual UKM baik yang berjualan lewat situsnya sendiri atau lewat layanan marketplace untuk bisa fokus memaksimalkan pendapatannya. Tanpa harus memikirkan inventarisnya, pengepakan, hingga pengiriman barang ke pihak logistik.
“Mereka [penjual] hanya tinggal fokus ke front end untuk peningkatan penjualannya saja lewat berbagai channel e-commerce. Kami yang akan urus bagian back end-nya hingga barang bisa sampai ke tangan pembeli.”
Kompetisi kian ketat
Kehadiran Iruna, otomatis meramaikan kondisi persaingan perusahaan logistik di Tanah Air. Sebelum Iruna, sudah ada beberapa penguasa di antaranya JNE, Tiki, 21Express, Pos Logistik Indonesia, aCommerce, Deliveree hingga Ninja Xpress.
[Baca juga: Sektor E-Commerce Baru Sumbang 7 Persen Bisnis Logistik Indonesia]
JNE dan Tiki adalah contoh perusahaan logistik dengan jaringan yang sudah merambah ke seluruh Indonesia, bahkan luar negeri. Beda halnya dengan Deliveree ataupun Ninja Xpress yang masih bermain di kawasan Pulau Jawa, Bali, dan sebagian Sumatera.
Iruna sendiri, dalam langkah pertama berbisnisnya mulai agresif membuka gudang di sembilan titik di kota besar di Indonesia. Ke depannya, bakal ada gudang lainnya di kota-kota kecil segera menyusul untuk mendukung pengusaha UKM yang di sana.
Yan berharap, salah satu upayanya ini dapat membantu Iruna merealisasikan ambisinya sebagai perusahaan e-logistik terbesar di Tanah Air dalam kurun waktu tiga hingga lima tahun mendatang.
“Potensi bisnis e-commerce Indonesia sangat besar, sehingga sudah bukan saatnya untuk tes pasar. Kami serius masuk ke bisnis ini dengan dimulai dari skala besar, ingin menjawab solusi yang kerap dihadapi industri e-commerce,” pungkas Yan.