Dark
Light

Berbincang Santai dengan Pencipta Flappy Bird, Dong Nguyen

3 mins read
July 28, 2017

Masih ingatkah Anda dengan euforia Flappy Bird? Dirilis di 2013, kepopularitasan game mobile ini tiba-tiba melesat setahun setelahnya hingga menjadi permainan gratis dengan jumlah download terbanyak di masa itu sekaligus jadi fenomena global. Di satu sisi, Flappy Bird digemari karena gameplay-nya sangat simpel, namun kesulitannya yang tinggi juga membuat banyak orang frustasi.

Mendengar keluhan dan kritik tanpa henti serta sebagai repons terhadap efek negatif (tidak sedikit orang memainkannya secara berlebihan, bahkan berdampak pada merusak smartphone), Dong Nguyen akhirnya memutuskan untuk menghapusnya dari app store. Absennya Flappy Bird mendorong banyak pihak untuk menyiapkan pewarisnya dengan formula yang kurang lebih sama, dari mulai Flappy Bert (Sesame Street), Splashy Fish, hingga Fall Out Bird dari band Fall Out Boy.

Sejak momen itu, Dong Nguyen terlihat memutuskan untuk beralih ke proyek mereka selanjutnya. dotGEARS sempat melepas Swing Copters, Swing Copters 2, dan app Fabitalk (bukan game), bahkan merilis kembali Flappy Bird secara eksklusif di Amazon Fire TV – diberi judul Flappy Birds Family. Namun kini, sudah dua tahun sejak Dong Nguyen merilis karya digital terakhirnya.

Kabar darinya cukup lama tidak terdengar, hingga beberapa hari lalu. Seorang developer game ternama dari Indonesia mengabarkan saya bahwa Dong Nguyen punya rencana untuk menghadiri BEKRAF Game Prime 2017 Business Day di Jakarta (thanks to Anton Soeharyo dari Touchten Games untuk ‘undangannya’).

Sayang sekali, awalnya permintaan saya buat mewawancarai secara formal ditolak Dong Nguyen. Dan bukan hanya DailySocial, Dong juga menolak permohonan interview satu media mainstream lokal.

Di Game Prime 2017 Business Day, banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa pemuda berperawakan ramping ini adalah pencipta game mobile paling viral di Bumi. Hal ini bisa dimaklumi karena penampilan Dong Nguyen sangat berbeda dari foto-foto yang beredar di internet. Kini rambutnya lebih panjang, dan di event itu, Dong mengenakan kemeja ungu dan celana flat front hitam. Sekilas, mungkin Anda akan mengirinya sebagai pialang saham, bukan developer.

Saya memutuskan untuk mengubah pendekatan, dan menghampiri Dong saat ia terlihat santai. Dari pengamatan saya, Dong adalah pemuda yang pemalu. Alasannya menolak wawancara sebetulnya sangat sederhana, ia merasa kurang percaya diri dengan bahasa Inggrisnya. Tapi mungkin mendengar upaya saya bercakap-cakap dengan bahasa Inggris yang lebih berantakan, Dong jadi lebih terbuka. Ternyata, ini merupakan pertama kalinya ia datang ke Indonesia.

Kecanggungan yang sebelumnya ada jadi meleleh setelah saya bertanya: game apa yang jadi favorit Dong Nguyen saat ini?

Jawabannya cukup mengejutkan. Dong Nguyen ternyata adalah seorang gamer hardcore sejati. Meskipun dikenal orang sebagai developer permainan mobile, platform game favoritnya adalah Sony PlayStation 4 – saat ini Dong bermain dengan PS4 Pro miliknya. Di beberapa kesempatan, kreator Flappy Bird itu juga menikmati game-game PC via Steam.

Titel gamer hardcore saya rasa tidaklah berlebihan. Saya cukup yakin Dong menghabiskan lebih banyak waktu bermain game dibanding mayoritas orang yang mengaku dirinya gamer. Dari judul-judul yang ia sebutkan, Dong tampak sangat menggemari formula action dengan perspektif third-person dari berbagai genre.

Dong Nguyen menceritakan bagaimana ia begitu menyukai Metal Gear Solid V: The Phantom Pain. Walaupun sudah lama meluncur (hampir dua tahun yang lalu) Dong selalu terpanggil kembali untuk memainkannya. Menurutnya, ia telah menghabiskan waktu selama 180 jam lebih buat menikmati The Phantom Pain. Ketika saya tanya metode apa yang biasa Dong pakai untuk menyelesaikan misi, ia mengaku telah memainkan game stealth action itu dengan beragam cara. Pada akhirnya, Dong memutuskan untuk bersenang-senang dan menundukkan musuh lewat metode mematikan.

Sang developer juga sangat menyukai Nier: Automata. Dong sudah menamatkan permainan action-RPG hack and slash PlatinumGames itu tak kurang dari lima kali, dan memperoleh seluruh endingcanon-nya’. Ia sadar Nier: Automata mempunyai 26 ending berbeda, dan mengakui kesulitan untuk memperoleh Revealing Outfit buat karakter 2B. Dong Nguyen tak lupa menyebut Nioh di daftar permainan favoritnya, menandai kegemarannya terhadap game-game action dengan tingkat kesulitan tinggi.

Melihat judul-judul yang ia sebutkan, saya bertanya apakah Dong Nguyen menyukai permainan berstruktur open-world. Tidak juga, menurut developer asal Vietnam itu. Bagi Dong, jalan cerita adalah faktor yang menurutnya paling penting dalam sebuah video game.

Hal terakhir yang saya tanyakan adalah pendapatnya mengenai game-game seperti Dragon Age dan The Witcher? Kedua franchise ini merupakan game dengan narasi yang istimewa. Ternyata, Dong ialah penggemar permainan-permainan role-playing Jepang. Ia tidak begitu tertarik dengan judul-judul bertema fantasi Medieval.

Anda mungkin penasaran, proyek apa yang saat ini sedang Dong Nguyen kerjakan. Saya mengurungkan niat untuk membahas hal ini karena beberapa orang yang menemuinya turut menanyakan hal tersebut, dan jawaban Dong selalu sama: ia tidak sedang menggarap apapun.

Sebelum berpamitan, kami sempat bertukar akun Steam, namun Dong tidak segera mengirimkan friend request karena ia bilang paket data di smartphone-nya sedang tidak aktif. Mungkin Anda merupakan salah satu orang yang selalu memegang prinsip ‘no pic = hoax‘. Jangan cemas, artikel ini bukanlah tulisan fiktif. Saya memberanikan diri untuk mengajak Dong Nguyen berfoto bersama…

Dong Nguyen

Previous Story

Aplikasi GoPro Kini Bisa Editkan Video-Video Anda Secara Otomatis

Next Story

Mengenal tentang Krypt, Mata Uang Digital yang Dipersiapkan Exclusor

Latest from Blog

Don't Miss

Dulu Heboh, Inilah 4 Game Mobile Viral yang Hilang Seperti Ditelan Bumi

Seiring berjalannya waktu, game mobile terus bermunculan dan berkembang. Jika

Alasan Mengapa Nixia Menjadi Sosok yang Dibutuhkan Gamer Indonesia

Konotasi negatif mengenai game, terutama di Indonesia, perlahan-lahan hilang berkat usaha