Dark
Light

Berbagi Pengalaman Program Akselerator Online di Tengah Pandemi

3 mins read
June 25, 2020
Program akselerator online memberikan kesempatan yang sama untuk startup di berbagai daerah, memungkinkan menghadirkan mentor yang lebih bervariasi
Program akselerator online memberikan kesempatan yang sama untuk startup di berbagai daerah, memungkinkan menghadirkan mentor yang lebih bervariasi

Sebelum pandemi berlangsung, sebagian besar kegiatan program akselerator, bootcamp, dan demo day dilakukan secara langsung di kantor atau coworking space. Program akselerator mendanai semua kegiatan dan menghadirkan mentor relevan untuk membantu para entrepreneur mengembangkan bisnis mereka.

Namun, saat pandemi datang, kegiatan ini beralih secara online dan mengandalkan tools seperti video conference. Opsi ini menjadi menarik, tak hanya membantu pihak penyelenggara memangkas pengeluaran, tapi juga memberikan fleksibilitas ke para peserta.

DailySocial, misalnya, di bulan April lalu melancarkan kegiatan DSLaunchpad. Sebuah program inkubasi startup yang dilakukan secara online. Program ini meloloskan 107 startup, dengan preferensi untuk startup-startup yang berdomisili di luar kawasan ibukota.

CEO DailySocial Rama Mamuaya secara langsung mengorganisir program ini. Ia mengatakan, “Kami melihat adanya ketidakseimbangan antara acara dan program edukasi teknologi dan startup antara di DKI Jakarta dan di provinsi lain. Tujuan utama program DSLaunchpad adalah membuktikan bahwa kesempatan untuk menjadi founder startup dimiliki semua orang Indonesia tanpa terkecuali.”

Dalam pelaksanaannya, DSLaunchpad menggandeng berbagai mentor dari startup dan perusahaan modal ventura ternama. Kevin Aluwi (Co-CEO Gojek), Fajrin Rasyid (Co-Founder Bukalapak), Izak Jenie (CEO Jas Kapital), Dyota Marsudi (Executive Director Vertex Ventures), Dondy Bappedyanto (CEO Biznet Gio), dan Andy Zain (Managing Partner Kejora Ventures) adalah sebagian mentor yang terlibat.

Usaha “menyamakan tingkat persaingan” ini berbuah menarik. Banyak pendiri startup di luar ibukota yang ikut serta, bahkan beberapa berpeluang pitching dan mendapatkan pendanaan  dari investor tanpa tatap muka secara langsung. Mengandalkan koneksi internet, kesempatan mereka memperkenalkan inovasi menjadi lebih terbuka.

Kesempatan yang sama

Selama pandemi berlangsung, beberapa program akselerator tetap konsisten menjalankan kegiatannya. GK Plug and Play dan Gojek Xcelerate tetap menjalankan program dengan pembekalan ilmu secara online dan offline.

Menurut Direktur GK Plug and Play Aaron Nio, virtual pitching atau virtual event mempermudah usaha memperluas jaringan, karena sifatnya yang lebih praktis – bisa mobile dan easy to access.

“Dan meskipun excitement yang dihadirkan pada setiap acara virtual berbeda dengan tatap muka, untuk orang-orang yang memiliki banyak kegiatan dan bergerak dinamis, virtual event lebih ideal tanpa mengurangi kualitas dalam berkomunikasi,” kata Aaron.

Menurut Co-Founder Nalagenetics Levana Sani, salah satu peserta program akselerasi GK Plug and Play, keputusan GK Plug and Play melakukan virtual pitching dan demo day adalah keputusan yang bijak.

“[..] Dengan organisasi yang baik, peluang harus sama bagi semua [peserta] pemula yang berpartisipasi,” kata Levana.

Menurut Gojek Xcelerate Lead Yoanita Simanjuntak, penyelenggaraan secara online memungkinkan mengundang ratusan partner untuk bergabung, bahkan dari luar Indonesia sekalipun. Hal ini merupakan salah satu hal yang sulit didapatkan secara offline.

“[..] Kami menyelenggarakan demo day kali ini secara online via Zoom Webinar. Ini merupakan pengalaman yang unik, karena selain pitching, kami juga memberikan beberapa sesi pembekalan oleh talenta terbaik Gojek dan partner global,” kata Yoanita.

Sebelum demo day, Gojek Xcelerate mendatangkan 11 startup untuk mengikuti program akselerator batch 4 di Jakarta. Bootcamp intensif 5 hari dilakukan di Gojek HQ dan Gojek Xcelerate Learning Space di Menara Digitaraya pada Maret lalu.

“Jika dibandingkan memang kita terbiasa dengan interaksi langsung, karena bisa empati dengan lawan bicara, bisa melihat gesture dan emosi. Tapi, tim Gojek Xcelerate bisa mengemas dengan baik. Jadi pengalaman virtual 1-on-1 mentoring juga sangat efektif,” kata Co-Founder MENA Indonesia Ni Nyoman Sri Natih S, salah satu peserta Gojek Xcelerate batch 4.

Persiapan untuk startup

Meskipun proses secara online terbilang lebih membebaskan para peserta  mengekspresikan diri, ada beberapa hal yang tetap harus diterapkan saat presentasi. Tak hanya koneksi internet harus stabil, Aaron menekankan pitch deck yang ingin dipresentasikan harus menarik dan kemampuan menyampaikan materi harus mudah dimengerti.

Sementara di Gojek Xcelerate, sebelum demo day dilakukan, untuk meminimalisir isu konektivitas, pitching atau presentasi peserta direkam sebelum acara dan ditayangkan saat demo day. Dengan demikian, para calon investor dan partner dapat menyaksikan presentasi dengan lebih nyaman.

“Melihat respon positif para startup dan juga partner undangan, kami percaya bahwa dengan persiapan yang matang, aktivitas serupa tetap dapat memberikan hasil yang optimal bagi para startup dan seluruh pihak yang terlibat,” kata Yoanita.

Sementara bagi startup, menurut Levana, penting untuk tidak kehilangan momentum pasca presentasi. Follow up melalui email dan platform pesan dari pihak yang berkepentingan menjadi hal yang dapat membantu.

“Secara keseluruhan saya melihat dari pengalaman melakukan secara virtual pun efisien. Termasuk keberhasilan acara puncak demo day,” kata Ni Nyoman.

Kegiatan offline masih menjadi pilihan

Meskipun kegiatan ini berhasil dilakukan dan mampu memberikan kontribusi bagi startup dan penyelenggara, ada beberapa hal yang masih membuat pelaksanaan secara offline masih lebih nyaman, termasuk kegiatan networking antara investor, mentor, dan peserta.

Namun demikian, menurut Aaron, adanya momentum pandemi membuat mereka menjadi lebih aware dan terbiasa menggunakan teknologi. Diharapkan, melalui momen seperti ini, akan bermunculan inovasi-inovasi baru yang semakin mengutilisasi teknologi.

“Memang pada awalnya terasa kurang nyaman, tapi pemanfaatan teknologi ini menurut saya baik untuk mengembangkan ekosistem teknologi di Indonesia. Jadi tidak menutup kemungkinan kami akan menyelenggarakan banyak event atau agenda program secara virtual.”

Aaron menambahkan, jika dihadapkan dengan pilihan, pitching secara langsung excitement dan engagement lebih terasa dibandingkan secara virtual.

Untuk mengakali kesulitan melakukan proses networking secara online, Gojek Xcelerate menghadirkan profil video setiap peserta sebelum pitching, kemudian menampilkan kode QR masing-masing startup agar calon investor dan partner bisa langsung terhubung dengan para founder.

“35 Startup Gojek Xcelerate dari batch 1 hingga 4 ini telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, termasuk mampu menghadirkan berbagai inovasi yang menjawab kebutuhan masyarakat di tengah pandemi. Semangat inovasi ini ke depannya akan terus kita gaungkan untuk memberikan dampak sosial yang lebih luas bagi masyarakat,” ujar Yoanita.

Previous Story

[IdeaPlay] Bagaimanakah Solusi yang Tepat untuk Mengurangi Gamer Toxic?

Next Story

East Ventures Galang Dana Kelolaan untuk Startup Tahap Awal, Targetkan 1,2 Triliun Rupiah

Latest from Blog

Don't Miss

Niko Partners: Kondisi Industri Game dan Esports di Asia dan MENA

Asia merupakan salah satu kawasan paling penting di industri game.
tren industri game 2023

Tren Industri Game di Asia Pada 2023, Menurut Niko Partners

Game merupakan salah satu industri yang justru mengalami pertumbuhan selama