Dark
Light

Berada di Bawah Naungan Xendit Group, Instamoney Sediakan Layanan API untuk Remitansi

2 mins read
December 8, 2020
API Instamoney bisa diaplikasikan di berbagai layanan digital agar memungkinkan lakukan transfer dana dari atau ke luar negeri / Depositphotos.com

Instamoney adalah penyedia layanan API (Application Programming Interface) untuk membantu suatu perusahaan menghadirkan layanan fintech berupa remitansi melalui Remittance API, pinjaman melalui Escrow API, dan investasi melalui RDL (Rekening Dana Lender) API. Secara bisnis, startup tersebut merupakan bagian dari pengembang platform payment gateway Xendit Group.

Saat ini layanan Instamoney telah menggenggam lisensi Bank Indonesia melalui PT Syaftraco. Diketahui, sebelumnya CV Syaftraco merupakan perusahaan transfer dana yang terdaftar di BI dengan nomor 11/5/DASP/2 tertanggal 4 Maret 2013. Kemudian di tahun 2018, perusahaan tersebut diakuisisi Instamoney dan berubah menjadi perseroan terbatas di bawah Xendit.

Resminya Instamoney terbentuk pada 7 Februari 2018 dengan Tessa Wijaya sebagai Founder & CEO. Diketahui saat ini ia juga menjabat sebagai COO Xendit sejak 2016. Sebelum bernaung di bisnis fintech, Tessa memiliki pengalaman karier di berbagai firma ekuitas swasta selama 7 tahun, di antaranya di QUVAT, Fairways, dan Mizuho.

“Xendit Group memahami bahwa agar bisnis dapat bertumbuh, mereka membutuhkan lebih dari sekadar platform untuk menerima pembayaran. Bertujuan untuk memberikan solusi pembayaran holistik, perusahaan-perusahaan dalam Xendit Group membangun produk berbasis teknologi dan menciptakan solusi satu atap untuk kebutuhan keuangan perusahaan,” ujar Tessa.

CEO & Founder Instamoney, Tessa Wijaya / Instamoney
CEO & Founder Instamoney, Tessa Wijaya / Instamoney

Value proposition

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa penyedia API fintech dengan berbagai spesialisasinya. Misalnya Ayoconnect, fokus menghadirkan berbagai modul transaksi pembayaran. Terbaru juga ada Finantier, menghadirkan modul pengelolaan identitas dan pembayaran. Sementara yang fokus menyediakan API untuk remitansi ada Wallex Technologies.

Disinggung soal keunikan yang coba dibawa, Tessa mengatakan bahwa API yang mereka hadirkan memiliki proses yang relatif real-time. Misalnya untuk remitansi, hanya di bawah 60 detik — sehingga memungkinkan implementator melakukan efisiensi operasional dan biaya. Mereka juga mengupayakan untuk menyesuaikan standardisasi global untuk sistem API mereka, kiblatnya ke Silicon Valley, diharapkan jadi lebih mudah dalam proses integrasi.

Layanan API Instamoney ditargetkan kepada tiga segmen. Pertama untuk perusahaan-perusahaan remitansi di Indonesia yang sudah memiliki izin dari BI dan menginginkan proses transfer dana melalui sentuhan digital. Kedua, perusahaan remitansi di luar negeri yang mencari mitra lokal. Dan yang ketiga, perusahaan pada umumnya yang memerlukan proses transfer dana dalam model bisnisnya.

Kerja sama dengan TransferWise

Belum lama ini platform remitansi asal London “TransferWise” meresmikan kehadirannya di Indonesia. Memungkinkan pengguna untuk mengirim/menerima dana dari/ke luar negeri dalam bentuk Rupiah. Dalam sistemnya, mereka mengaplikasikan API yang disediakan Instamoney, sekaligus menggandeng mereka sebagai mitra strategis lantaran TransferWise tidak memiliki lisensi dari BI.

“Instamoney bekerja sama dengan Transferwise untuk menyediakan layanan transfer dana melalui aplikasi digital yang cepat, aman dan mudah dengan biaya yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Sebagai perusahaan penyelenggara transfer dana yang berizin di Indonesia, Instamoney menyediakan API dan teknologi remitansi kelas dunia yang terhubung dengan partner bank agar proses transfer dana dapat berlangsung dengan lancar,” ujar Tessa.

Dalam operasionalnya Instamoney menggandeng bank lokal dan lembaga keuangan lainnya sebagai mitra strategis. Sehingga memungkinkan banyak transaksi dilakukan pada saat yang bersamaan, dilengkapi dengan sistem pencegahan/mitigasi risiko, dengan mengenal pola-pola saat melakukan transfer dana.

“Banyak sekali aktivitas remitansi dan transfer dana di Indonesia, tetapi sebagian besar masih dianggap konvensional. Kami ingin membantu mengubahnya dengan produk dan teknologi terkini kami,” imbuh Tessa.

Disampaikan, setiap bulannya Instamoney telah melayani ratusan ribu transaksi dari perusahaan-perusahaan finansial yang menjadi kliennya. Pun saat pandemi, dari data yang ada terlihat adanya peningkatan akibat adopsi digital yang makin masif.

“Dalam satu tahun ke depan, kami masih akan melakukan fokus untuk memahami lebih dalam akan kebutuhan transfer dana dan meningkatkan kualitas produk yang relevan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kami juga ingin menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan regulator dan mendukung program-program dan kebijakan mereka untuk meningkatkan industri transfer dana di Indonesia,” tutup Tessa.

Gambar header: Depositphotos.com

Aturan Baru P2P Lending
Previous Story

AFPI Tanggapi Rancangan Revisi Regulasi P2P Lending

Next Story

Aptera Paradigm Adalah Mobil Listrik Berpenampilan Unik dengan Panel Surya Terintegrasi

Latest from Blog

Don't Miss

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan
Startup fintech payment gateway Xendit merambah sektor perbankan dengan mendirikan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen) yang berlokasi di Depok

Xendit Rambah Perbankan, Dirikan Bank Perkreditan Rakyat Xen

Ekspansi bisnis startup unicorn di sektor fintech, Xendit, kini sudah