Clash Royale League (CRL) 2019 Asia Season 2 telah dimulai. Pertandingan pekan pertama (22, 24, 25 Agustus 2019) dan pekan kedua (29 Agustus 2019) berlangsung dengan sangat menarik, apalagi jika melihat perjuangan pemain-pemain Indonesia pada tim Chaos Theory.
Turut bertanding di dalamnya, Ridel “BenZer Ridel” Yesaya Sumarandak, peraih medali emas di eksebisi esports Clash Royale di Asian Games 2018. Pekan pertama tim Chaos Theory, yang disebut sebagai salah satu roster All-Indonesia terbaik, berhadapan dengan musuh yang berat yaitu tim PONOS.
PONOS adalah tim Clash Royale asal Jepang, yang merupakan juara CRL Asia pada musim sebelumnya, CRL 2019 Asia Season 1. Menariknya BenZer Ridel cukup santai ketika menghadapi MIKANBOYA, salah satu pemain PONOS yang sudah bersama tim sejak 2018 lalu.
BenZer Ridel bermain pada set kedua dengan format solo match dalam seri best-of-3. Set sebelumnya, yang bertanding dengan format duo match, ada duet Trainer Dexterz dan Jay TV yang juga berhasil menang 2-0 atas duet RAD dan RAIKIJONES dari tim PONOS.
Ketika itu, BenZer Ridel berhasil menekan habis MIKANBOYA dengan menggunakan strategi Mortar Cycle. BenZer Ridel lalu berhasil menang 2-0 dan membawa tim Chaos Theory mengamankan pertandingan melawan PONOS dengan skor 2-0.
Masih pada pekan pertama, lawan selanjutnya Chaos Theory di matchday 3 adalah KIX, tim Clash Royale asal Makau. BenZer Ridel kembali bermain pada set kedua. Pada set pertama, duet Dexterz dan Jay TV sebenarnya sudah mengamankan permainan. Sayangnya BenZer terpaksa kalah ketika bermain solo melawan xPedro15.
Dipaksa masuk ke set ketiga, tim Chaos Theory sudah melawan sebisanya. Kembali bertanding dengan format duo match Jay, Carrollus, dan BenZer Ridel harus akui kehebatan KIX setelah kalah 3-1 dari seri pertandingan best-of-5.
“Saat lawan KiX, menurut sudut pandang aku sebagai manjaer, untuk pertandingan 1v1 memang lawannya adalah alumni dari CRL West, dan memang CRL West bisa dibilang permainannya satu kelas di atas Asia.” Ujar Rosesa, manajer tim Chaos Theory. “Kalau saat pertandingan 2v2 sendiri, aku akui itu memang mental anak-anak Chaos Theory yang berbicara. Soalnya kita dua kali comeback, pada game satu dan game 3.” tutup Rosesa membahas pertandingan melawan KiX.
Selanjutnya, lawan Chaos Theory hari ini (5 September 2019) adalah Detonation Gaming, salah satu organisasi esports yang cukup besar di Jepang. Pada CRL Asia sendiri, mereka berada di peringkat 2 klasemen sementara. Lawan tersebut adalah lawan yang dipilih oleh tim Chaos Theory saat drawing. Tetapi Rosesa mengatakan, bahwa siapapun yang dilawan, seberapa besar nama tim pemain tersebut, kawan-kawan Chaos Theory siap melawannya.
“Ini salah satunya karena 2 tim yang memang kita anggap kuat (PONOS dan KiX) sudah kita lewati. Walau hasilnya tidak 2 win, setidaknya kami bisa balas dendam kepada PONOS dan menciri map poin melawan KiX, sehingga kami kini berada di posisi kedua klasemen sementara.” Rosesa melanjutkan.
Perjuangan tim Chaos Theory pada fase grup, masih akan berlanjut sampai 13 Oktober 2019 mendatang. Memperebutkan total hadiah sebesar US$105.000 (Sekitar Rp1.4 miliar), mari kita doakan agar BenZer dan kawan-kawan bisa mendapatkan hasil yang terbaik.
Anda dapat langsung pergi ke channel youtube Clash Royale League Asia jika ingin menyaksikan perjuangan BenZer, Jay TV, Dexterz dan Carollus.