Dark
Light

Belajar Budaya Perusahaan dari CEO MatahariMall di Echelon Indonesia 2016

1 min read
April 6, 2016

Dalam salah satu sesi di acara Echelon Indonesia 2016 dengan tema ‘Fostering A Kickass Startup Culture In Any Organization: Play Hard, Work Much Harder‘, Hadi Wenas bercerita tentang bagaimana ia membangun budaya di layanan marketplace MatahariMall.

Bold, fast, dan fun adalah tiga kata kunci yang menjelaskan pendekatan budaya di MatahariMall. Selain itu Hadi, sebagai CEO, juga mengajak karyawan untuk work hard, have fun, and win bold.

Beberapa poin yang bisa dipelajari dalam pengembangan budaya yang ‘fun’ di Mataharimall antara lain:

  • Memberikan peran pada karyawan agar bisa lebih kreatif. Model yang dijalankan adalah auto approve dimana karyawan bisa menjalankan program langsung atau implement jika supervisor tidak melakukan cek.
  • Percaya pada kemampuan karyawan juga menjadi bagian penting dalam pengembangan budaya yang ada di Mataharimall. Dengan memberikan kepercayaan pada karyawan maka mereka bisa memberikan yang terbaik dari sisi kinerja.
  • Di sisi supervisor, program auto approve sendiri ‘memaksa’ supervisor untuk melakukan cek pada tim yang ada di bawahnya serta mengajak untuk selalu mengedukasi atas program atau rencana perusahaan.
  • Konsistensi juga menjadi kata kunci lainnya yang sangat penting untuk menjaga agar budaya perusahaan bisa berjalan secara maksimal. Untuk menjadi sebuah budaya yang melekat di semua bagia perusahaan, program harus dijalankan seara konsisten agar menjadi budaya.
  • Memberikan appraisal atau pujian atas keberhasilan karyawan, baik di hadapan publik atau tim juga bisa menguatkan budaya perusahaan yang ingin dicapai. Dengan memberikan pujian maka karyawan akan merasa dihargai untuk kinerjanya, dan memacu karyawan lain untuk memberikan ide kreatif.
  • Role pemimpin (dalam hal ini Hadi sebagai CEO) juga memegang bagian penting, karena harus bisa menjadi contoh bagi karyawan lainnya dan bisa di-repeat sehingga akhirnya menjadi sebuah budaya perusahaan.
  • Beberapa program hadir atas pengembangan budaya di Mataharimall. Salah satunya adalah ide April Mop kemarin yang merupakan inisiatif dari tim atau karyawan Mataharimall yang ternyata sebuah pengingat akan bahaya human trafficking. Selain itu ada pula video yang menggambarkan kompak dan serunya bekerja di Mataharimall yang dibuat oleh tim video yang melibatkan hampir semua karyawan yang ada di Mataharimall. Program yang hadir ini menjadi salah satu indikator untuk melihat jalan atau tidaknya budaya yang dingin disasar oleh perusahan. Jika karyawan bawah saja mau membuat karya kreatif maka kultur yang ada akan bisa tercipta dengan baik.
  • Lalu bagaimana jika sebuah kampanye atau inisiatif tidak menjadi hit atau tidak berhasil? Maka CEO akan ‘pasang badan’ dan mengambil tanggung jawab, dengan cara ini akan membantu karyawan untuk berani mengambil resiko.
  • Program atas inisiatif kreatif karyawan di Mataharimall ternyata tidak hanya membantu membentuk dan jadi bagian dari budaya perusahaan namun ternyata memberikan growth yang baik pula dari sisi traffic dan transaksi di Mataharimall. Selain itu dari sisi PR juga memberikan efek.

Menarik tentunya mendengar paparan langsung dari CEO sebuah perusahaan marketplace yang didukung grup ritel besar Matahari. Dukungan manajemen pemilik juga ternyata positif memberikan ‘kuasa’ pada pemimpin atau CEO agar menjalankan apa yang menjadi baik untuk perusahaan. Kebebasan yang ada tentunya tetap dalam koridor positif untuk perkembangan perusahaan.

Previous Story

Bekraf: Masa Depan Industri Digital Cerah, Harus Difasilitasi

Next Story

Diperkaya Fitur Enkripsi, WhatsApp Kini Jauh Lebih Aman

Latest from Blog

Don't Miss

Playground Web3 platform

Playground Hadirkan Platform untuk Menemukan Proyek dan Game Web3 Terpercaya

Meski kerap menjadi topik pembicaraan dalam setahun terakhir, tren Web3

Kiat Tepat Membangun “Growth” Bisnismu Melalui Pengembangan Produk

Banyak cara dilakukan untuk menarik dan meyakinkan orang agar membeli