Dark
Light

Bank Commonwealth Indonesia Segera Hadirkan Layanan KTA Online

1 min read
May 31, 2018
Jajaran tim manajemen dan petinggi Bank Commonwealth Indonesia / Bank Commonwealth Indonesia
Jajaran tim manajemen dan petinggi Bank Commonwealth Indonesia / Bank Commonwealth Indonesia

Bank Commonwealth Indonesia segera mempersiapkan layanan KTA online untuk melengkapi produk ritel dan SME sebagai fokus barunya sejak dua tahun belakangan. Produk tersebut diharapkan bisa meluncur untuk publik pada Juni mendatang.

Presiden Direktur Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati menuturkan KTA online yang segera diluncurkan perusahaan adalah bentuk komitmen perusahaan yang mulai bertransformasi ke digital. Juga merombak struktur bisnis untuk fokus ke ritel dan SME, mengurangi porsi bisnis korporasi sejak setahun terakhir.

Personal loan atau KTA yang kita tawarkan adalah solusi yang prosesnya full online, approval-nya real-time, bisa dilakukan di rumah,” terang Lauren, kemarin (30/5).

EVP Head of Corporate Strategy & Digital Solutions Bank Commonwealth Rian Eriana Kaslan menambahkan pembeda antara KTA online yang ditawarkan perusahaan dengan tempat lain adalah pengalaman nasabah. Nasabah bakal memiliki pelayanan yang full online dan real time.

Untuk gambaran proses pengajuannya, calon nasabah hanya perlu mengisi data informasi dari situs Bank Commonwealth. Berikutnya, mereka membuat rekening untuk pencairan dana lewat Tyme Digital Kiosk terdekat dari lokasi mereka selama 10 menit. Ketika rekening sudah dibuat, dana pinjaman akan cair pada saat itu juga.

“Yang kita tawarkan adalah prosesnya yang belum ada di pasar sehingga ini bisa menjadi daya tarik bagi calon nasabah mendapatkan pengalaman yang berbeda. Kita sudah siap untuk meluncurkannya ke pasar,” kata Rian.

Nantinya KTA online dari perusahaan membuka pinjaman tanpa agunan dengan minimal pinjaman mulai dari Rp10 juta. Menyasar calon nasabah dari kalangan emerging affluent (ekonomi menengah) seperti pekerja fresh graduate yang ingin menikah dan sebagainya. Hanya saja terkait besaran bunganya, Rian belum bersedia membeberkannya. Dia beralasan masih digodok oleh tim internal.

“KTA online akan jadi produk digital kita. Yang kita pentingkan apa yang buat orang kesulitan saat mengambil pinjaman, sebab selama ini banyak masyarakat yang masih underserved. Pengambilan pinjaman selama dilakukan secara sehat, itu bukan sesuatu yang jelek baik bagi bank ataupun nasabah.”

Perkembangan Tyme Digital Kiosk

Tampilan Tyme Digital Kiosk / DailySocial
Tampilan Tyme Digital Kiosk / DailySocial

Rian melanjutkan sejak Tyme Digital Kiosk diresmikan pada Agustus 2017, kini telah tersedia di 85 lokasi yang mudah diakses calon nasabah seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Palembang, dan Medan. Sekitar 60 unit di antaranya ada di Jabodetabek, dan sisanya ada di luar Jabodetabek.

Ditargetkan sampai pertengahan tahun ini jumlahnya bisa menjadi 100 unit dengan merambah ke lokasi baru di Yogyakarta dan Denpasar.

Untuk itu perusahaan akan terus bekerja sama dengan berbagai mitra untuk menghadirkan Tyme Digital Kiosk di sejumlah supermarket, restoran, pusat perbelanjaan, dan berbagai tempat umum lainnya guna menjangkau lebih banyak konsumen. Serta permudah mereka dalam mengakses produk-produk perbankan dan pinjaman yang disediakan oleh Bank Commonwealth.

“Tahun ini kami masih hitung-hitung mau berapa banyak lagi Tyme Digital yang mau kita hadirkan, namun yang pasti lokasinya akan berada di mana kantor cabang kami berada.”

Meski tidak bisa memberikan hitungan pasti, Rian melihat secara hitungan kasar terdapat puluhan ribu nasabah baru yang berhasil diakuisisi lewat Tyme Digital. Keseluruhannya adalah nasabah aktif bertransaksi. Pertumbuhannya mencapai 3 kali lipat dari sebelum dan setelah adanya Tyme Digital. Secara total, sekarang Bank Commonwealth memiliki 300 ribu nasabah di seluruh Indonesia.

PHI-Integration dapatkan pendanaan awal dari East Ventures dan Skystar Capital / PHI-Integration
Previous Story

Layanan Analisis dan Manajemen Data PHI-Integration Dapatkan Pendanaan Awal dari East Ventures dan Skystar Capital

Aulia E Marinto with Blanja team / Blanja
Next Story

Aulia E. Marinto Leaves Blanja and Returns to Telkom Group

Latest from Blog

Don't Miss

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan
Startup fintech payment gateway Xendit merambah sektor perbankan dengan mendirikan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen) yang berlokasi di Depok

Xendit Rambah Perbankan, Dirikan Bank Perkreditan Rakyat Xen

Ekspansi bisnis startup unicorn di sektor fintech, Xendit, kini sudah