Dark
Light

Aplikasi “tuingle” Hadirkan Teknologi Food Scanner Untuk Pecinta Kuliner

2 mins read
February 4, 2016

Ide yang unik dan tergolong niche terkadang bisa menjadi menarik jika diterapkan dengan baik dan tentunya menargetkan pasar yang tepat. Hal inilah yang kemudian dilakukan oleh “tuingle”, aplikasi yang menyediakan fitur teknologi food scanner di smartphone.

Berdiri di bawah PT Mitra Ravindra Internasional dan masih dijalankan secara bootstrapping, tuingle hadir menyajikan aplikasi baru yang menggabungkan kegiatan rutin foodies atau pecinta kuliner yang kerap mengabadikan foto makanan sebelum disantap, serta kepedulian tim dari tuingle akan kandungan kalori dari setiap makanan yang disantap.

“Kami bercita-cita untuk mengedukasikan dan memberikan inspirasi kepada masyarakat Indonesia agar memiliki gaya hidup yang sehat dan seimbang. Kami pun ingin membanggakan karya anak bangsa, bila teknologi aplikasi kami dapat mencapai market secara universal dan global karena kami pun mempunyai harapan untuk turut serta mengharumi nama Indonesia di kacamata dunia,” kata Marketing Director & Co-Founder Belinda Luis kepada DailySocial.

Sekilas aplikasi yang sudah bisa digunakan di platform iOS dan Android ini serupa dengan Instagram, namun dengan fitur-fitur tambahan, pengguna bukan hanya bisa mengabadikan foto, menyimpan foto namun juga secara langsung bisa melihat berapa jumlah kandungan kalori setiap makanan yang disantap. tuingle mengklaim akurasi data food scanner dari aplikasi berkisar antara 70-80%.

“tuingle menyediakan fitur teknologi berupa foodscanner yang sangat mudah digunakan sebagai aplikasi untuk pengguna yang sudah menjadi sebuah komunitas yang kami sebut “tuingler/tuinglers”, mereka pun dapat melakukan sharing terhadap sesama tuingler dengan fitur sosial dan tuingle “expressions” yang telah disediakan sebagai efek fitur “FUN” dalam aplikasi tuingle,” jelas Belinda.

Cara mudah melakukan food scanner Tuingle

Sebagai aplikasi food scanner pertama di Indonesia, tuingle ingin menyasar kepada target usia pengguna 18 hingga 50 tahun, namun secara khusus akan memfokuskan kepada usia 21 hingga 40 dengan persentase wanita 60% dan pria 40%.

“Mengenai teknologi food scanner simpel, pengguna hanya perlu foto makanan atau minuman kemudian press SCAN, lalu tuingle akan memberikan informasi nutrisi dalam hitungan detik kemudian data tersebut secara otomatis akan disimpan di dalam personal food diary,” kata Belinda.

Tentunya yang menjadi tantangan dari tuingle saat ini adalah bagaimana agar pengguna bisa lebih mudah mengakses dan tentunya melihat hasil atau tampilan dari tuingle. Lokalisasi konten mulai dari bahasa hingga fitur yang ditawarkan tentunya bisa menjadi strategi yang cerdas untuk startup lokal seperti tuingle.

“Mengenai lokalisasi kami memang berencana untuk membuat aplikasi tuingle lebih user friendly menyesuaikan bahasa dari lokasi pengguna,” kata Belinda.

Inovasi terbaru dan pengembangan produk

Sejak diluncurkan pada awal tahun 2016 tuingle masih mencoba untuk menambah jumlah pengguna, saat ini pengguna aktif tuingle baru mencapai sekitar ribuan, dengan jumlah foto yang diunggah ke tuingle setiap harinya sekitar 500 foto.

“Target kami untuk foto yang diunggah bisa mencapai 10 ribu foto sementara untuk foto makanan yang di-scan diharapkan bisa mencapai 8 ribu,” kata Belinda

Sementara strategi pemasaran yang telah dilakukan selain menggunakan media sosial, viral marketing, word of mouth, social buzz dan lainnya, beberapa waktu lalu tuingle juga mengadakan acara food tasting dan beverage tasting  “The Art of Single Malt” dan mengundang food blogger serta media di Jakarta.

Selain pemasaran, tuingle juga berencana untuk menambah inovasi terbaru berupa fitur menarik dan tentunya bermanfaat untuk pengguna.

“Kedepannya kami berencana untuk menyediakan fitur dan perkembangan di dalam tuingle app yang dapat mendeteksi food allergies, misalkan Anda atau sekiranya keluarga dan teman Anda alergi dengan jenis makanan dan minuman tertentu seperti kacang, dairy, soy dan lainnya. Fitur ini tentunya diharapkan akan sangat banyak membantu masyarakat,” kata Belinda.

Previous Story

Fitbit Lebur Fungsi dan Estetika Lewat Tracker Baru, Fitbit Alta

Next Story

GNEWS Kini Bisa Diakses Melalui Browser

Latest from Blog

Don't Miss

Snack Video Punya 43 Juta Pengguna di Indonesia, Siap Ungguli para Pesaingnya

Siapa yang saat ini tidak mengakses aplikasi berbasis video pendek?

Whatsapp Bakal Bisa Kirim Gambar Tanpa Kompresi?

Siapa yang saat ini masih menggunakan Whatsapp untuk mengirim gambar?