FireChat sebagai aplikasi pesan yang mengandalkan konektivitas Bluetooth dan Wi-Fi baru-baru ini meresmikan kehadirannya di Indonesia. Aplikasi ini dapat menjadi alternatif komunikasi saat terjadi kejadian yang menghadapkan pengguna pada konektivitas Internet atau jaringan ponsel terbatas, misalnya saat bencana alam, berada di dalam ruangan konser, dan sebagainya. Aplikasi yang dapat diunduh gratis untuk Android dan iOS ini memiliki konsep mengubah ponsel pengguna menjadi router.
Aplikasi ini pertama kali diluncurkan pada Maret 2014. Sebelumnya di Brasil dan India FireChat berhasil mendapatkan traksi lebih dari 6 juta pengguna. Tahun ini FireChat berusaha membentuk pasar di Asia, khususnya untuk wilayah Jakarta dan Manila. Dikatakan Head of Global Marketing Open Garden Inc. (perusahaan pengusung FireChat) Marina Azcarate, Indonesia sangat potensial dengan solusi yang diusung. Komunikasi pesan via smartphone sudah menjadi bagian terpenting dalam keseharian.
Diceritakan juga dari pengalaman FireChat di beberapa negara, seperti Malaysia dan Hong Kong, aplikasi begitu ramai digunakan saat keadaan-keadaan kritis tertentu, seperti saat adanya demonstrasi masal dan sebagainya. Namun penggunaan aplikasi cenderung turun ketika situasi dalam keadaan kondusif.
Untuk tetap memberikan rasa nyaman, privasi juga menjadi bagian penting yang begitu diperhatikan. Sebagai sebuah aplikasi pesan publik, FireChat menjamin adanya keamanan data pribadi untuk komunikasi dua arah. Pada mulanya aplikasi ini didesain untuk menjadi sebuah chatroom platform dan saat ini fitur tersebut masih disajikan.
Untuk memperkuat jangkauan, mengingat kapabilitas bluetooth dan Wi-Fi di ponsel tidak begitu luas, Open Garden juga mengusung produk bernama GreenStone. Perangkat ini merupakan sebuah messaging beacon yang berfungsi menjadi titik temu antara pengguna FireChat. Jangkauan GreenStone tidak terlalu luas, tepatnya sekitar 3 sampai 6 meter, tetapi perangkat ini dapat menyimpan hingga 1.000 pesan terbaru dan tidak ada pengaturan rumit yang perlu diulik terlebih dulu agar bisa beroperasi.
Beberapa kustomisasi FireChat mulai diusung, salah satunya dengan meluncurkan aplikasi versi Bahasa Indonesia. Selain untuk masa bencana, aplikasi ini juga akan banyak didorong penggunaannya untuk kegiatan ekstrim, seperti petualangan di hutan atau pendakian gunung yang juga banyak dilakukan di Indonesia.