Diluncurkan pada bulan Febuari 2020 lalu, aplikasi pencatat utang digital CrediBook saat ini telah telah digunakan oleh lebih dari 200 ribu pengguna. Kepada DailySocial Co-Founder & CEO CrediBook Gabriel Frans menyebutkan, saat ini layanannya sudah tersebar di seluruh Indonesia, bahkan lebih dari 50% pengguna berada di kota tier 2 dan 3.
Mengklaim berbeda dengan platform serupa lainnya, CrediBook tidak hanya melakukan pencatatan, namun juga terkoneksi antarpengguna secara dua arah. Dalam hal ini CrediBook menempatkan platform mereka seperti aplikasi pesan, dengan konsep komunikasi debit-kredit. CrediBook juga mampu melakukan pembayaran tagihan langsung di dalam aplikasi, sehingga mampu mengurangi proses pencatatan dan konfirmasi manual.
“Kami membuat ekosistem di mana pembeli, penjual (termasuk UKM), bahkan distributor dan wholesaler dapat terkoneksi dalam satu platform pencatatan. Strategi monetisasi sekarang adalah melalui pembayaran yang ada di dalam CrediBook. Selain itu, kami juga memberikan akses kepada pengguna untuk bisa mengajukan pinjaman modal untuk memperbesar bisnis mereka,” kata Gabriel.
Meskipun mengalami pertumbuhan yang positif bahkan selama pandemi, namun hingga saat ini CrediBook masih menemui beberapa kendala saat menjalankan bisnis. Di antaranya adalah literasi teknologi hingga transisi yang seamless dari pencatatan tradisional ke penggunaan aplikasi.
“Pengalaman saya dan COO saya Chris di Kudo dan Payfazz, membuat kami benar-benar mengerti perilaku pengguna kami. CrediBook menjawab tantangan ini dengan terus mendengarkan pengguna kami dan melakukan peningkatan di produk kami secara terus menerus,” kata Gabriel.
Kerja sama strategis dengan PayFazz
Setelah mengantongi pendanaan tahap awal dari Insignia Ventures Partners dan Payfazz, CrediBook memiliki beberapa target yang ingin dicapai. Di antaranya adalah mengembangkan produk dengan menambahkan fitur-fitur baru yang relevan dan membantu menyelesaikan masalah, seperti infrastruktur produk-produk keuangan dari Payfazz seperti transfer, pinjaman, pulsa, dan rekening yang dapat memberikan value untuk merchant CrediBook.
“Melalui kerja sama strategis ini ada dua sasaran yang ingin dicapai oleh Payfazz. Yaitu mendistribusikan produk-produk keuangan seperti pulsa, transfer, pinjaman, rekening ke merchant CrediBook yang di luar warung. Selain itu kami ingin melakukan integrasi fitur debt recording CrediBook sebagai use case tambahan untuk 250 ribu agen/warung di platform Payfazz,” kata CEO Payfazz Hendra Kwik.
Selama pandemi tidak ada perubahan yang berarti dalam bisnis CrediBook. Perusahaan mencatat saat ini perusahaan mengalami pertumbuhan bisnis yang sangat pesat. Dengan menargetkan 60 juta bisnis untuk menggunakan platform CrediBook untuk pencatatan keuangan digital mereka.