Lembaga riset pasar Research2Guidance baru-baru ini merilis laporan mengenai angka penjualan aplikasi mobile berbayar di lima application store teratas. Lima application store teratas ini adalah Apple App Store, Google Play, BlackBerry App World, Nokia Ovi Store, dan Windows Phone Store. Aplikasi-aplikasi berbayar di kelima application store tersebut, menurut Research2Guidance, berhasil mencatatkan angka penjualan hingga lebih dari 8 miliar dolar AS selama tahun 2012, meningkat 27% dari pendapatan tahun 2011.
Hanya saja, seperti yang tampak pada grafik diatas, seiring dengan bertambahnya jumlah aplikasi berbayar yang dipublikasikan, rata-rata pendapatan per aplikasi justru mengalami penurunan. Jika pada tahun 2011 rata-rata pendapatan per aplikasi adalah sebesar $26.720, pada tahun 2012 pendapatan rata-rata per aplikasi berkurang menjadi $19.560. Artinya meskipun total pendapatan aplikasi berbayar meningkat, rata-rata pendapatan menurun dengan persentase yang sama yakni 27%.
Menurut Research2Guidance, jika tren ini terus menerus terjadi, maka pada suatu titik penjualan aplikasi berbayar akan menjadi tidak menguntungkan. Saat ini saja, diperkirakan bahwa jumlah aplikasi yang ada sudah memenuhi atau bahkan dalam beberapa kategori sudah melebihi permintaan terhadap aplikasi tersebut.
Sebagai konsekuensinya, masih menurut Research2Guidance, para pengembang aplikasi mobile mencoba melakukan monetisasi dengan menggunakan model bisnis yang lain. Alih-alih menjadikan aplikasinya berbayar, banyak pengembang mencoba mendapatkan pendapatan dari sumber-sumber lain seperti iklan di dalam aplikasi.
Model lain yang juga banyak dikembangkan adalah dengan penjualan barang-barang virtual yang menambah interaksi pengguna dengan aplikasi. Barang-barang virtual ini misalnya digunakan sebagai power up dalam game atau sebagai benda yang bisa dikoleksi seperti stiker dalam aplikasi Line. Selain itu, beberapa model lain yang disebutkan oleh Research2Guidance melingkupi penjualan aplikasi mobile yang dipaketkan dengan perangkat keras (seperti sensor untuk mencatat parameter kesehatan pengguna) dan mobile commerce.
Saya sendiri berpandangan bahwa untuk beberapa kategori aplikasi memang tidak mudah untuk mencuri pangsa pasar bagi aplikasi berbayar baru. Umumnya pengguna hanya memerlukan atau bersedia untuk membayar satu aplikasi saja dari kategori tersebut untuk setiap kebutuhannya. Misalnya, untuk aplikasi-aplikasi seperti personal finance, aplikasi pencatatan, atau bahkan aplikasi klien Twitter, saya pikir akan jarang ditemukan orang yang memiliki lebih dari satu aplikasi berbayar untuk jenis-jenis aplikasi tersebut.
Sementara untuk aplikasi game justru relatif lebih lazim jika satu pengguna memiliki beberapa aplikasi game berbayar. Hal ini diperkuat dengan laporan oleh App Annie beberapa waktu lalu yang menyebutkan bahwa sebagian besar pengembang dengan pendapatan tertinggi di iOS dan Android adalah pengembang aplikasi game.
Apakah benar nantinya kejenuhan pasar aplikasi mobile akan mematikan model bisnis aplikasi berbayar? Barangkali baiknya kita amati saja bersama nanti.
[Ralat] Sebelumnya pada judul tertulis “Aplikasi Mobile Berbayar Meraup Lebih dari 8 Juta Dolar pada 2012”, angka sebenarnya adalah 8 miliar dolar. Judul dan isi artikel yang tidak akurat sudah kami ubah sesuai dengan angka yang seharusnya. Terimakasih atas koreksi dari Diajeng Lestari di bagian komentar.