Startup kesehatan di Indonesia kemungkinan akan kedatangan pemain baru asal Malaysia yakni BookDoc. Bila rencana mulus, akan masuk pada akhir tahun ini. Selain Indonesia, ada sejumlah negara lainnya yang tengah dibidik untuk BookDoc masuki, Cina, Taiwan, Vietnam, dan Filipina.
Sebagai gambaran, BookDoc didirikan oleh Dato’ Chevy Beh pada tahun lalu. Aplikasi ini menawarkan layanan reservasi dokter dan mencari penyedia fasilitas kesehatan terdekat. BookDoc kini sudah beroperasi di 17 kota yang tersebar di empat negara, yaitu Malaysia, Singapura, Hong Kong dan Thailand.
Dikutip dari pemberitaan, berbagai kerja sama strategis dengan berbagai korporasi dan institusi pemerintah di jalin oleh BookDoc untuk memudahkan penggunanya. Misalnya dengan Grab dan Uber, memudahkan pengguna untuk lebih cepat sampai di fasilitas kesehatan yang hendak dituju.
BookDoc baru-baru ini juga sudah menambah kerja sama dengan perusahaan transportasi udara AirAsia dan Agoda untuk pemesanan kamar hotel dengan fasilitas khusus pasien disabilitas. Mereka juga telah bermitra dengan berbagai fasilitas kesehatan dan asosiasi kesehatan di negara asalnya.
“Tujuan kami untuk meningkatkan akses pasien dalam mendapatkan layanan kesehatan, dapat menjangkau, dan membuat ekosistem healthcare di wilayah tersebut jadi lebih baik,” ujar Dato’ Chevy Beh, Founder BookDoc.
Didukung berbagai partner strategis membuat Beh berambisi ingin mentransformasikan BookDoc sebagai aplikasi kesehatan ternama di Asia dan dapat menyejajarkan diri dengan pemain digital lainnya seperti Amazon atau Alibaba.
Terhitung kini pengguna BookDoc mencapai 200 ribu orang. Selain mengincar pengguna individu, BookDoc juga memiliki platform khusus untuk karyawan perusahaan. Perusahaan dapat mengakses ke dashboard untuk membantu mengevaluasi kebutuhan medis dari tiap karyawan. BookDoc rencananya akan menambah satu layanan baru yakni FitBit, sebuah aplikasi dalam smartphone yang dapat berfungsi menjaga track record kesehatan pasien.
“Perusahaan kami tergolong masih muda dan baru saja memulai usaha. Masih banyak ide lainnya yang sudah masuk ke dalam pipeline bisnis,” pungkasnya.
Kondisi nantinya bila BookDoc masuk ke Indonesia
Dilihat dari gambaran bisnisnya, sudah ada beberapa pemain startup kesehatan lokal yang memiliki konsep bisnis yang hampir sama. Ambil contoh, Doktersiaga, Konsula, Lokadok, dan MedisMap.
[Baca juga:Daftar Startup Indonesia di Bidang Kesehatan]
Lalu, apakah kedatangan BookDoc ini bisa membawa ancaman bagi pemain lokal? Belum tentu, sebab semua tergantung penerapan strateginya. Seandainya BookDoc bisa membawa kemitraannya dengan Uber, Grab, AirAsia, dan Agoda, hal tersebut bisa menjadi game changer karena belum ada aplikasi teknologi kesehatan di Indonesia yang memikirkan solusi selengkap ini.
Meskipun demikian, tak bisa dinafikkan bahwa tiap negara memiliki kultur budaya yang berbeda, sehingga tidak bisa sembarang pendekatan bisa diterapkan. Pada akhirnya, diharapkan konsumen yang membutuhkan jasa kesehatan yang semakin mudah, terpadu, dan terjangkau, akan menjadi pihak yang paling diuntungkan.