Apa yang Membuat ChatGPT Buatan OpenAI Istimewa?

ChatGPT bisa berkomunikasi layaknya manusia dan memahami konteks percakapan

Di tahun 2016, perusahaan teknologi raksasa -- seperti Facebook, Google, dan Microsoft -- mengklaim bahwa asisten digital akan menjadi cara baru bagi manusia untuk berinteraksi dengan komputer. Mereka mengumbar potensi chatbot, bahwa ia bisa digunakan untuk melakukan berbagai hal, mulai dari memesan transportasi online sampai membeli tiket pesawat. Chatbot juga digadang-gadang akan bisa berkomunikasi layaknya manusia.

Namun, dalam waktu enam tahun, teknologi chatbot tidak banyak berkembang. Memang, semakin banyak perusahaan yang menggunakan chatbot untuk berkomunikasi dengan pelanggan mereka. Sayangnya, informasi yang bisa disampaikan oleh chatbot sangat terbatas. Dan cara chatbot berkomunikasi juga cenderung kaku.

Di November 2022, OpenAI memperkenalkan ChatGPT. Berbeda dengan kebanyakan chatbot, ChatGPT bisa berkomunikasi dengan bahasa yang mudah untuk dimengerti manusia. Tak hanya itu, ChatGPT juga bisa memahami konteks percakapan karena ia mengingat informasi atau pertanyaan yang diberikan oleh pengguna. Berikut penjelasan lengkap tentang serba-serbi ChatGPT.

Apa Itu ChatGPT dan Bagaimana Cara Kerjanya?

ChatGPT merupakan Natural Language Processing (NLP) tool yang memungkinkan chatbot untuk berkomunikasi dengan pengguna layaknya manusia. Alat tersebut bisa digunakan untuk berbagai hal, mulai dari menjawab pertanyaan yang Anda berikan, membantu Anda membuat email, menulis esai, sampai menemukan bugs pada kode programming. ChatGPT dibuat oleh OpenAI, perusahaan AI yang membuat Generative AI, DALL-E 2.

Tampilan awal penggunaan ChatGPT.

Selain kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa yang mudah dimengerti, ChatGPT juga punya keunikan lain, yaitu kemampuan untuk mengingat percakapan dengan pengguna. Dengan begitu, AI ini dapat memberikan jawaban berdasarkan konteks yang pengguna berikan sebelumnya. Keunikan ChatGPT membuat banyak orang tertarik untuk mencobanya. Hanya dalam waktu beberapa hari sejak diluncurkan, ChatGPT telah dicoba oleh lebih dari satu juta orang.

Sama seperti kebanyakan AI, ChatGPT harus dilatih menggunakan data dalam jumlah besar. Untuk melatih ChatGPT mengenali pola percakapan manusia, OpenAI memanfaatkan internet. Selain itu, mereka juga melatih ChatGPT menggunakan Reinforcement Learning from Human (RLHF). Melalui metode ini, AI akan diberikan contoh percakapan antara manusia dan asisten digital, yang dibuat oleh pelatih manusia. Dengan begitu, AI akan bisa berkomunikasi dengan lebih luwes.

Mengingat OpenAI menggunakan data di internet untuk melatih ChatGPT, pengetahuan AI ini akan suatu topik akan tergantung pada ketersediaan informasi yang ada. ChatGPT akan lebih menguasai topik yang sering dibicarakan di internet dan memiliki banyak informasi yang bisa digunakan sebagai latihan, seperti yang disebutkan oleh CNET. Meskipun begitu, Open AI memperingatkan bahwa ChatGPT tidak sempurna. AI ini bisa saja memberikan informasi yang salah atas pertanyaan pengguna.

Contoh Penggunaan ChatGPT

Saat ini, ChatGPT bisa digunakan oleh semua orang secara gratis. Alasannya, karena ChatGPT masih dalam tahap pengembangan dan Open AI ingin mendengar masukan dari masyarakat. Untuk menggunakan ChatGPT, Anda hanya perlu mengunjungi chat.openai.com dan membuat akun OpenAI. Setelah log in, Anda bisa langsung mulai mengobrol dengan ChatGPT, menurut laporan ZDNet. Anda bisa membahas berbagai hal dengan ChatGPT, mulai dari kucing, manga, sampai filosofi.

Ketika saya mencoba ChatGPT, salah satu pertanyaan yang saya ajukan adalah antara kucing dan anjing, manakah hewan peliharaan yang lebih baik. ChatGPT memberikan jawaban diplomatis, bahwa baik kucing maupun anjing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.

Contoh percakapan dengan ChatGPT.

Contoh percakapan dengan ChatGPT.

Setelah itu, saya meminta ChatGPT untuk menyebutkan daftar manga dengan karakter kucing. Salah satu contoh yang ChatGPT berikan adalah Inuyasha. AI ini menyebutkan bahwa Sango merupakan karakter siluman setengah kucing. Menariknya, setelah saya memberitahu bahwa Inuyasha merupakan setengah siluman anjing, ChatGPT dapat mengoreksi jawabannya.

Kegunaan ChatGPT tidak terbatas untuk mengobrol demi mengisi waktu. Orang-orang yang telah mencoba AI itu memanfaatkannya untuk beragam hal. ChatGPT bisa digunakan untuk mencari bugs dalam kode programming. Tak berhenti sampai di sana, AI buatan OpenAI ini bahkan bisa menjelaskan bagian yang bermasalah dari kode programming.

ChatGPT juga bisa digunakan untuk membuat materi untuk mengajarkan sebuah topik. Hal ini dilakukan oleh Tobias Zwingmann, Managing Partner dari RAPYD.AI yang juga memiliki pekerja sambilan sebagai pengajar kelas online. Dia bercerita, dia pernah meminta ChatGPT untuk menjelaskan mekanisme dan cara kerja dari DBSCAN, teknologi machine learning. Dia mengungkap, jawaban yang diberikan ChatGPT cukup lengkap dan koheren. Dengan sedikit editing, jawaban dari ChatGPT tersebut bisa digunakan oleh Zwingmann sebagai materi pengajaran dalam kelas.

"Dengan bantuan ChatGPT, saya hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk menyiapkan materi pengajaran," kata Zwingmann pada CNBC. "Padahal biasanya, saya memerlukan satu hari penuh. Saya harus mengakui, ChatGPT terbukti sangat membantu."

Zwingmann bukan satu-satunya orang yang memanfaatkan ChatGPT untuk membantu pekerjaannya. Ialah Cai GoGwilt, Chief Technology Officer dari Ironclad, startup manajemen kontrak digital. Dia mengatakan, dia menggunakan ChatGPT untuk membuat ringkasan dari perubahan yang diminta klien pada kontrak hukum dan dokumen hukum lainnya. GoGwilt merasa, respons dari ChatGPT "lebih kreatif" jika dibandingkan dengan respons dari AI serupa buatan perusahaan teknologi besar lainnya.

Selain ChatGPT, GoGwilt juga menggunakan AI language tool lain, yaitu RoBERTa  buatan Meta. Dia menyebutkan, jika dibandingkan dengan ChatGPT, RoBERTa dapat melabeli dan mengelompokkan teks dengan lebih baik.

Potensi Penyalahgunaan ChatGPT

ChatGPT memang dapat menyampaikan informasi dengan lebih natural, jika dibandingkan dengan chatbot yang ada selama ini. Tapi, hal itu bukan berarti ChatGPT sudah sempurna. Satu kelemahan terbesar dari ChatGPT adalah ia bisa memberikan informasi yang tidak tepat. Walau AI ini bisa menyampaikan informasi dengan tata bahasa yang baik dan mudah dimengerti, tetap ada kemungkinan bahwa ia menyampaikan informasi yang salah. Selain itu, ChatGPT juga masih menunjukkan bias terhadap warna kulit dan gender.

Seorang dosen dari UC Berkeley meminta ChatGPT untuk menulis kode dalam bahasa programming Phyton dan menentukan karakteristik dari peneliti yang mumpuni, berdasarkan ras dan gender. ChatGPT lalu menentukan bahwa peneliti yang baik merupakan laki-laki dengan warna kulit putih. Ketika AI ini diminta untuk mengubah jawabannya, ia menyebutkan bahwa laki-laki kulit putih dan Asia merupakan peneliti yang baik.

Terakhir, kelemahan dari ChatGPT adalah ia tidak dapat mengakses informasi paling baru di internet. OpenAI mengungkap, mereka membatasi informasi yang digunakan untuk melatih ChatGPT hingga tahun 2021 saja. Hal itu berarti, ChatGPT tidak bisa memahami sesuatu yang terjadi setelah tahun 2021.