AMD telah mengumumkan laporan pendapatan untuk kuartal keempat tahun 2022 sebesar US$5,6 miliar dan US$23,6 miliar untuk sepanjang tahun 2022. Seperti yang diketahui, perlambatan ekonomi global pada tahun 2022 dan sampai sekarang juga berpengaruh pada melemahnya permintaan PC.
Dampaknya tidak hanya ke produsen PC, pembuat chip juga terpukul keras. Namun AMD berpikir bahwa hal itu akan membaik jauh sebelum tahun ini berakhir. Dalam pengumuman pendapatan Q2 2022, CEO AMD, Lisa Su mengatakan, “Kuartal pertama seharusnya menjadi yang terbawah bagi kami di industri PC”.
Lisa Su memperkirakan Total Addressable Market (TAM) atau total pasar yang tersedia untuk PC akan menyusut 10 persen tahun ini, turun menjadi sekitar 260 juta unit. Sebelumnya IDC melaporkan bahwa 292,3 juta PC dikirimkan pada tahun 2022.
Baik IDC dan Gartner mengingatkan bahwa mungkin akan perlu waktu hingga 2024 untuk pasar PC pulih. Namun Lisa Su mengatakan AMD mengharapkan meski paruh pertama lambat, paruh kedua tahun ini pasar PC bisa menguat.
Selain itu, AMD memperkirakan bahwa pendapatan dari pengiriman prosesor ke klien dan gaming-nya akan terus turun pada kuartal berikutnya. Bahkan ketika prosesor desktop dan laptop Ryzen 7000 Series, serta chip mobile RDNA 3 sedang menuju ke rak distribusi. Sebenarnya AMD memiliki 25 persen lebih banyak desain notebook tahun ini dan 250 laptop bertenaga AMD yang berbeda akan mulai dijual.
Sebagai informasi, keuntungan AMD merosot menjadi hanya US$21 juta pada Q4 2022 atau turun sebesar 98 persen, tetapi dikatakan sebagian besar disebabkan oleh akuisisi Xilinx. Pendapatan dari prosesor klien dan GPU game juga masing-masing turun 51 persen dan 7 persen di Q4 2022.
Ya, semoga saja pasar PC tetap kuat, di CES 2023 kemarin kita juga telah melihat sebagian produk yang akan dirilis di tahun ini dengan berbagai peningkatan dan inovasi baru. Meski begitu, firma riset Gartner mengatakan kemerosotan PC saat ini, menandai penurunan pengiriman triwulan terbesar sejak Gartner mulai melacak pasar PC pada pertengahan 1990-an.
Kombinasi dari berbagai faktor seperti inflasi, kenaikan suku bunga, antisipasi resesi global, dan fakta bahwa banyak orang telah membeli PC baru selama pandemi. Semua itu berpengaruh terhadap menurunnya permintaan perangkat PC baru.
Sumber: TheVerge. Foto utama : Photo by Timothy Dykes on Unsplash