‘Perang AI’ di antara raksasa-raksasa teknologi sudah tidak terhindarkan lagi, apalagi setelah Amazon resmi hadir sebagai penantang terbaru. Melalui anak perusahaannya, Amazon Web Services (AWS), Amazon mengumumkan platform generative AI yang ditujukan untuk kalangan enterprise. Amazon menamainya Bedrock, dan layanan ini sekarang sudah tersedia dengan status limited preview.
Dengan Bedrock, para pelanggan AWS dapat membangun aplikasi generative AI berdasarkan sejumlah model sekaligus. Di situs resminya, kita bisa melihat bahwa yang ditawarkan bukan sekadar akses ke model AI bikinan Amazon sendiri saja, melainkan juga dari sejumlah pihak ketiga macam AI21 Labs, Anthropic, dan Stability AI.
Dari AI21 Labs, model AI yang dimaksud adalah Jurassic-2, yang secara khusus dilatih untuk memahami sekaligus menghasilkan output dalam beberapa bahasa seperti Spanyol, Prancis, Jerman, Portugis, Italia, dan Belanda. Sementara dari Anthropic, ada chatbot AI bernama Claude yang diklaim lebih jujur ketimbang ChatGPT.
Bedrock pun turut menawarkan akses API ke salah satu AI pembuat gambar terpopuler, yakni Stable Diffusion besutan Stability AI. Secara keseluruhan, ada banyak kasus penggunaan yang bisa diwujudkan Bedrock, mulai dari pembuatan konten orisinal berbasis teks (posting media sosial, posting blog, dsb.), percakapan dengan chatbot, pembuatan gambar, hingga pencarian pada database berukuran masif.
Deep learning. Large language models. Vast capabilities. ☁️💻💡
From chatbots to code generation, learn how #GenerativeAI is redefining #ML-powered capabilities—& how you can build & use large language on #AWS. #MachineLearning #AI
👉 https://t.co/5tXWkkNIjk pic.twitter.com/afapeMfEJV— Amazon Web Services (@awscloud) April 13, 2023
Jika melihat kalangan enterprise sebagai target pasarnya, wajar kalau Amazon mengedepankan aspek kustomisasi pada Bedrock, dan tentu saja ada kemungkinan bagi Amazon untuk mengintegrasikan lebih banyak lagi model AI ke Bedrock ke depannya.
Kepada CNBC, Andy Jassy selaku CEO Amazon mengatakan, “Sebagian besar perusahaan ingin menggunakan large language model ini, akan tetapi model yang benar-benar bagus membutuhkan miliaran dolar dan bertahun-tahun untuk dilatih, dan sebagian perusahaan tidak ingin melalui jalur tersebut. Jadi apa yang ingin mereka lakukan adalah mereka ingin bekerja dengan model dasar yang sudah besar dan hebat, dan kemudian memiliki kemampuan untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan mereka masing-masing. Dan itulah Bedrock.”
Belum diketahui kapan Amazon bakal membuka akses Bedrock ke semua pelanggan AWS, dan mereka pun juga belum mengungkapkan perincian tarifnya. Untuk sekarang, Bedrock baru diuji bersama mitra-mitra AWS seperti Accenture, Deloitte, Infosys, dan Slalom. Secara umum, layanan ini nantinya bakal bersaing langsung dengan Azure OpenAI Service besutan Microsoft, yang sudah tersedia secara luas sejak bulan Januari lalu.
Namun Azure OpenAI Service bukan satu-satunya produk AI Microsoft yang ingin dijegal oleh Amazon. Dalam kesempatan yang sama, Amazon juga meluncurkan layanan bernama CodeWhisperer, yang sebenarnya sudah menjalani uji coba sejak tahun lalu.
CodeWhisperer merupakan AI yang mampu membuat kode pemrograman secara otomatis, mirip seperti fitur Copilot yang ditawarkan GitHub (yang merupakan bagian dari Microsoft). Bedanya, CodeWhisperer bisa digunakan secara gratis sepenuhnya, sementara GitHub Copilot merupakan layanan berbayar dengan tarif mulai $10 per bulan.
Sumber: Amazon via TechCrunch.