23 August 2022

by Glenn Kaonang

Amankan Pendanaan $2 Juta, Avium Ingin Bangun Ekosistem Web3 Terbesar di Asia Tenggara

Avium didirikan oleh Ivan Yeo, mantan CEO EVOS Esports yang memutuskan untuk banting setir ke ranah Web3 demi memajukan industri kreatif Asia Tenggara

Ketika berbicara mengenai tren NFT dan Web3 secara luas, kita pasti sering mendengar kata "kepemilikan" atau "ownership" dilontarkan. Namun sayangnya, aspek kepemilikan ini sering kali disepelekan karena dianggap hanya berlaku buat konsumen. Padahal, pihak kreator pun sebenarnya juga bisa ikut diuntungkan, sebab mereka dapat benar-benar memiliki properti intelektual atau IP yang dibangunnya tanpa intervensi dari perusahaan-perusahaan besar yang memodalinya. Inilah yang hendak diwujudkan oleh Avium.

Avium merupakan perusahaan baru milik Ivan Yeo, mantan CEO EVOS Esports. Mei lalu, Ivan mengumumkan bahwa dirinya sudah melepas jabatan CEO di organisasi esport yang didirikannya itu demi berfokus pada kesehatan fisik dan mentalnya. Di saat yang sama, Ivan juga mengumumkan bahwa ia tengah mendalami ranah Web3 melalui sebuah perusahaan baru yang ia dirikan bersama dua cofounder lain. Sekitar tiga bulan berselang, Avium kini sudah siap berbagi lebih banyak soal rencana-rencananya.

Secara umum, misi utama Avium adalah membangun jaringan studio terbesar di Asia Tenggara dengan memanfaatkan infrastruktur Web3. Di sini Avium mencoba menekankan soal aspek kepemilikan atau ownership yang sering kali disinggung dalam setiap pembicaraan mengenai tren NFT dan Web3. Menurutnya, aspek kepemilikan ini penting karena tidak hanya berlaku untuk konsumen saja, melainkan juga untuk kalangan kreator itu sendiri.

Avium mencontohkan Caravan Studio dan Circle Studios, dua studio animasi yang sudah menjalin kerja sama dengannya. Menurut Avium, kapabilitas kedua studio ini sudah tidak perlu diragukan lagi, sebab klien mereka sejauh ini sudah mencakup nama-nama besar seperti Marvel Comics, Netflix, Lego, Riot Games, maupun Valve. Namun, nama Caravan Studio dan Circle Studios mungkin masih kurang begitu dikenal karena yang mereka garap selama ini tidak lain dari properti intelektual atau IP milik perusahaan lain — saya sendiri juga baru tahu kalau Caravan Studio ini sebenarnya merupakan studio asal Jakarta yang sudah berdiri sejak 2008.

Dengan merangkul prinsip-prinsip Web3, Avium berniat mengubah status quo tersebut dan membiarkan studio seperti Caravan dan Circle tadi membangun IP orisinalnya sendiri. Setelahnya, Avium akan memanfaatkan jaringan medianya untuk mendistribusikan dan memasarkan konten-konten orisinal tersebut, termasuk halnya membangun brand experience lewat berbagai event virtual maupun tatap muka.

Steven Fong, CEO Circle Studios, memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai visi perusahaannya bersama Avium: "Ambisi kami tidak berubah — kami masih ingin konten kami menghibur dan memengaruhi audiens di mana pun — tapi yang sudah berubah adalah cara ide kami disetujui. Kami melihat di Avium peluang bagi Asia Tenggara untuk menciptakan kategori yang benar-benar baru dengan memanfaatkan komunitas melalui infrastruktur Web3. Kali ini, tanpa penjaga gerbang atau para eksekutif di bidang produksi, dengan cara yang cukup menghargai keahlian ditunjukkan."

Untuk merealisasikan visinya, Avium jelas butuh modal, dan sejauh ini mereka rupanya sudah berhasil mengamankan pendanaan pre-seed senilai $2 juta dari sejumlah investor. Mereka juga sempat meluncurkan koleksi NFT Avium Founders' Pass yang diproyeksikan untuk menjadi insentif bagi studio dan kreator yang berminat membangun IP-nya melalui ekosistem Avium.

Menurut Avium, timing kemunculannya ini krusial karena ranah NFT sedang bersiap memasuki gelombang inovasi yang ketiga. Lewat sebuah posting blog, Avium menjelaskan bahwa gelombang pertama adalah fase proof-of-concept (POC) yang direpresentasikan oleh proyek-proyek NFT seperti CryptoPunks dan CryptoKitties. Gelombang kedua masih termasuk fase POC, tapi yang dieksekusi dalam skala massal, seperti yang bisa dilihat dari kesuksesan fenomenal proyek NFT macam NBA Top Shot dan Bored Ape Yacht Club.

Gelombang ketiga, kalau menurut Avium, bukan lagi fase POC, melainkan fase matang yang ditandai oleh kemauan konsumen untuk membeli dan menjual NFT secara massal. Di titik ini, konsumen NFT juga sudah semakin canggih dan punya ekspektasi yang lebih tinggi, sehingga eksekusi yang dilakukan pembuat proyek NFT harus lebih baik lagi dari sebelumnya.

Avium percaya bahwa untuk bisa berhasil di gelombang ketiga ini, perusahaan harus mampu mengumpulkan banyak talenta demi mewujudkan brand experience yang menyeluruh. Itulah mengapa mereka sejak awal sudah menjalin kemitraan dengan ratusan artis dan kreator, yang semuanya siap untuk mengeksekusi ide di beberapa vertikal sekaligus.