2 August 2022

by Glenn Kaonang

Album Baru Muse Jadi Album Musik NFT Pertama yang Boleh Masuk Top Chart

Dinamai "Will of the People", album studio ke-9 dari Muse ini merupakan album musik NFT pertama yang dapat mempengaruhi chart lagu secara langsung

28 Agustus 2022 bakal jadi hari yang bersejarah buat industri musik global. Pasalnya, di hari tersebut bakal meluncur album musik NFT pertama yang memenuhi syarat untuk masuk top chart (setidaknya di Inggris dan Australia). Lebih menarik lagi, albumnya bukan datang dari sembarang artis, melainkan dari band rock kenamaan asal Inggris, Muse.

Dinamai "Will of the People", ini merupakan album studio yang ke-9 dari Muse. Album ini cukup spesial karena selain dirilis dalam format fisik dan digital, ia juga akan dirilis sepenuhnya sebagai aset NFT. Dengan kata lain, ini bukan sebatas album musik digital biasa yang memiliki konten NFT di dalamnya, melainkan yang sepenuhnya terekam di blockchain dan bisa berpindah tangan melalui secondary market.

Berdasarkan laporan The Guardian, album musik NFT Muse ini akan dijual seharga £20 (± 363 ribu rupiah), dan hanya akan tersedia secara global sebanyak 1.000 token saja. Setiap lagu dalam album musik NFT Muse ini akan hadir dalam format FLAC (lossless), dan nama 1.000 pembeli pertamanya akan tercatat di blockchain secara permanen — tidak berlaku untuk tangan kedua.

Dalam peluncuran album musik NFT-nya, Muse bekerja sama dengan Serenade, platform NFT musik yang mengandalkan blockchain Layer 2 (L2) Polygon sebagai basis infrastrukturnya. Serenade menjuluki format album musik NFT ini dengan istilah "Digital Pressing," dan mereka cukup bangga format ini bisa langsung memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh Official Charts Company. Singkat cerita, Digital Pressing adalah format musik baru pertama yang diakui sejak format album stream resmi masuk ke top chart pada tahun 2015.

Mengandalkan Polygon, Serenade juga mengklaim platformnya ramah lingkungan dengan emisi karbon yang sangat minimal. Untuk memberi gambaran, Serenade bilang emisi karbon yang dihasilkan oleh 197.000 aset NFT-nya tidak lebih besar dari yang dihasilkan sebuah vinyl 12 inci. Hal ini dimungkinkan berkat mekanisme autentikasi proof-of-stake yang dipakai oleh Polygon, yang konsumsi energinya jauh lebih kecil ketimbang mekanisme proof-of-work yang digunakan oleh Bitcoin maupun Ethereum (setidaknya untuk sekarang).

Daya tarik lain platform Serenade adalah terkait kemudahan penggunaannya. Untuk membeli NFT musik di Serenade — termasuk halnya album baru Muse nanti — konsumen sama sekali tidak membutuhkan mata uang crypto. Mereka bisa membayar menggunakan kartu debit atau kredit seperti biasa, dan mereka juga tidak perlu pusing menyiapkan crypto wallet karena Serenade akan otomatis membuatkannya ketika konsumen mendaftarkan akun baru.

Pasca peluncuran album musik NFT Muse, Serenade berniat membuka platform dan format Digital Pressing-nya bagi artis mana pun yang tertarik. Hal ini tentu punya potensi menciptakan tren baru di industri musik, terutama mengingat penjualan NFT musik kini sudah bisa mempengaruhi chart lagu secara langsung.

Via: Decrypt.