Dark
Light

Alasan Yang Bagus Untuk TIDAK Menghapus Account Facebook Anda

2 mins read
May 25, 2010

Kalau Rama kemarin ini menulis tentang ‘Alasan Bagus Untuk Menghapus Account Facebook Anda‘, hari ini saya akan menjadi “devil’s advocate” dan mencoba memberikan alasan kenapa kita lebih memilih untuk tetap ‘setia‘ dengan Facebook.
Secara jujur, saya bukan pengguna Facebook yang hardcore.  Saya hanya menggunakan Facebook untuk berkomunikasi dengan teman lama, teman dekat, dan keluarga.  Boleh dibilang 99,9% ‘Social Graph‘ saya di Facebook adalah orang yang saya kenal ‘secara langsung’, secara fisik (pernah bertemu-muka) atau secara online (misalnya ketemu di Twitter), hanya 0.1% yang ‘teman dari teman’.  Saya juga tidak nongkrongin Facebook 24 jam sehari, 7 hari seminggu, hanya mungkin 2/3 kali sehari.  Untuk saya Facebook adalah untuk ‘kalangan terbatas‘.

Jadi boleh dibilang dengan adanya masalah Privasi yang melanda Facebook baru-baru ini , saya boleh dibilang menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang merasa menjadi korban dari ‘kepongahanZuckerberg yang berpendapat bahwa pengguna internet sudah berubah ke arah keterbukaan, dan oleh karena itu dia memutuskan untuk tiba-tiba ‘membukaFacebook tanpa memberikan pilihan kepada para pengguna-nya.  Ok, pilihannya ada sih, tapi opsi-opsi ini tidak gampang ditemukan, dan kalaupun sudah ketemu ‘njlimet-nya‘ minta ampun, penggunanya udah males duluan ngeliatnya.  Alhasil, kebanyakan orang pasrah dan membiarkan pilihan ini seperti apa yang Facebook inginkan, yaitu ‘terbuka‘.

Tapi, kenapa biarpun dengan ‘kegilaan‘ di atas, yang membuat banyak orang langsung ‘cabut‘, kita masih tetap ‘sayang‘ dengan Facebook?

Mungkin karena beberapa alasan ini:

Semua orang‘ yang saya kenal, baik di masa lalu, sekarang, dan mungkin masa depan, punya akun Facebook!
Hebatnya, orang-orang yang punya akun Facebook ini banyak yang tadinya tidak pernah menyentuh Internet.  Untuk mereka Internet adalah Facebook!
Alhasil, orang-orang yang tadinya tidak bisa kita akses lewat jalur online, sekarang bisa.  Contohnya, saya punya teman baik semasa kuliah dulu tapi terus hilang kontak setelah kami lulus.  Sudah 10 tahun saya coba mencari dia lewat jalur online, tapi tidak pernah ketemu, dicari namanya di Google pun tidak keluar.  Tapi setelah dia punya akun Facebook, langsung bisa ketemu dan berkomunikasi seperti jaman kita masih mahasiswa dulu.  Hebat nggak tuh!?

Masih banyak cerita-cerita semacam diatas yang saya alami, seperti misalnya pada satu hari ada satu cewek manis yang minta jadi teman di Facebook 🙂  Saya baca namanya, kok nggak pernah dengar, lihat-lihat foto avatar-nya, kok kayaknya nggak pernah ketemu muka.  Penasaran saya message balik dan bertanya ‘Ini siapa ya?’, dan dengan santainya dia menjawab ‘Ini aku Mas, adik sepupumu, anaknya Om [nama adik Ibu saya]!’.  Nah lo 🙂 Terakhir kali saya ketemu dengan dia 8 tahun yang lalu 🙂 Amazing!

Belum lagi cerita tentang bagaimana mudahnya kita bisa mendapat ‘akses’ ke orang-orang ‘tertentu‘ yang dalam kehidupan normal tipis sekali kemungkinannya, kalau tidak ‘impossible’ untuk bertemu, apalagi berkenalan.  Orang-orang tertentu ini termasuk orang-orang terkenal, selebriti, petinggi-petinggi negara, dan-lain-lain.  Tanpa Facebook (atau Social Networking pada umumnya), mana mungkin kita (orang biasa) bisa kenalan dan ngobrol dengan mereka secara intim, pake dibales lagi 🙂

Lalu kalau kita berbicara soal alat komunikasi, Facebook untuk kebanyakan orang sudah menggantikan surat-menyurat (kertas), telpon, bahkan email dan IM!
Mau ngobrol tinggal kirim message atau pake chat.  Sama dengan kalau mau kirim undangan, selamat ulang tahun, dan lain lain.  Mau share foto atau video, tinggal upload terus tag, beres!

Kemudahan-kemudahan inilah yang menjadi faktor ‘stickyness‘ yang menina-bobokan para pengguna Facebook dan membuat mereka merasa betah dan tidak mau lagi kembali ke hal-hal yang mereka lakukan sebelum mereka ikutan Facebook.  Siapa sekarang yang mau attach puluhan foto ke satu email dan kirim email itu ke orang-orang di address book kita?  Males, ya nggak?

Facebook berhasil melakukan satu hal yang belum pernah berhasil dilakukan oleh yang lain.

Facebook berhasil mengumpulkan orang-orang yang tadinya tercerai-berai entah kemana, disatukan di satu tempat dan diberi wahana dan kemampuan untuk berinteraksi satu sama lain dengan sangat mudah.

Kalau sudah begini, siapa yang mau keluar dari Facebook?  Biarpun ada angin topan melanda gubuk Facebook di Palo Alto, who cares! Yang penting teman-teman dan saudara-saudara saya masih ada disini dan saya masih bisa berkomunikasi dengan mereka.  Peduli amat dengan masalah privasi!  I don’t know about you, but I am staying 🙂

Bagaimana menurut anda?  Alasan yang bagus untuk tetap setia dengan Facebook?

Chris Prakoso

Chris Prakoso is a Software Analyst Programmer and Web Developer, who mainly codes in .NET, Ruby on Rails, and the myriads of other Web Frameworks. He is also a Tech Geek, Seasonal Podcaster and a Coffee drinker, who recently converted to Mac. You can find him haunting the Social Media scenes whenever he has spare-time.

8 Comments

  1. yeah… Unfortunately semua teman saya ada di pesbuk… Meski diluar sana ada yg lbh keren drpd pesbuk, sebut saja Diaspora, tapi kalau semua teman pakai pesbuk utk apa keluar dr pesbuk? Kita tunggu aja sampai pesbuk tenggelam spt prenster

  2. Yeah, in a way sih bener. Then again, gw juga nggak bisa delete account facebook gw karena berbagai alasan 😀

  3. Saya setuju dengan @mahadewa untuk tidak menghapus akun. Lebih banyak manfaatnya daripada mudaratnya. Berkat FB, saya bertemu lagi dengan beberapa orang (sobat dan kerabat) dari masa lampau yang tidak pernah terbayangkan akan ketemu lagi. Sebaliknya, banyak teman-teman baru yang asyik yang juga saya kenal melalui FB. Kalau masalahnya adalah privasi, saya pikir itu adalah risiko yang harus disadari semua orang begitu mereka memutuskan untuk menggunakan internet. Sayangnya banyak orang yang belum menyadari itu. Tugas DS-lah untuk mendidik orang, hehe.

  4. untuk saat ini, saya belum menemukan alasan yang kuat untuk menghapus akun facebook saya. Berkat FB, saya berhasil berkomunikasi lagi dengan teman-teman masa lalu saya yang sekian lama menghilang. Untuk masalah privasi, menurut saya tergantung penggunanya sendiri. Kalau dia sadar akan privasi pasti dia tidak akan mengumbar data-data pribadinya di facebook karena bagaimanapun juga facebook (juga internet) adalah layanan publik dan sangat mungkin data pribadi kita bisa dilihat oleh banyak orang, tak cuma teman kita

  5. Facebook juga mempermudah badan intelijen asing untuk mengenali kita. Sebagai pendana pertama, dan mungkin pendana utama Mark Zuckenberg di awal pendiriannya, CIA mempunyai kepentingan khusus terhadap Facebook. Daripada disangka teroris, mending kita keep akun Facebook kita 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Google Reader: “Spring Cleaning!”

Next Story

Twitter Larang Iklan di Timeline Aplikasi Pihak Ketiga

Latest from Blog

Don't Miss

Meta sedang siapkan chatbot AI untuk produk-produknya

Meta Segera Luncurkan Chatbot AI dengan Banyak Kepribadian

Sejak ChatGPT diluncurkan November tahun lalu, chatbot AI terus menjadi
Meta generative AI

Meta Siap Integrasikan Generative AI ke WhatsApp, Messenger, dan Instagram

Meta bakal mengintegrasikan generative AI ke berbagai produknya. Kabar tersebut