Besarnya antusiasme masyarakat Indonesia terkait dengan layanan financial tehcnology (fintech) berbasis syariah melahirkan berbagai layanan keuangan digital yang mulai menyasar sektor ini.
Salah satu layanan yang mencoba untuk masuk ke segmen tersebut adalah Alami, agregator UKM pembiayaan syariah yang berdiri sejak bulan Desember 2017.
“Kami memiliki teknologi dan credit rating mengikuti proses rating dari perbankan yang sedang dikembangkan untuk UKM. Saat ini credit engine sedang dikembangkan, rencananya akan kami luncurkan bersamaan dengan peluncuran resmi Alami,” kata CEO & Co-founder Alami Bembi T. Juniar kepada DailySocial.
Hingga kini Alami mengklaim telah membukukan pembiayaan melalui mitra bank syariah sebesar Rp13,5 Miliar untuk dua perusahaan. Masih menjalankan proses tersebut secara manual, Alami memanfaatkan jaringan internal untuk end user yang bergabung dengan platform Alami.
“Situs Alami sendiri saat ini masih dalam tahap pengembangan. Rencananya bulan April akan bisa live dan bisa diakses oleh pengguna,” kata Bembi.
Teknologi yang dimiliki Alami diklaim memudahkan UKM untuk mendapatkan akses mudah dan cepat dari bank yang telah bermitra dengan Alami. Saat ini Alami telah bermitra dengan BNI Syariah, Bank Mega Syariah, dan Jamkrindo Syariah.
“Kami juga ingin memberikan social impact yaitu dengan cara mengedukasi baik disisi pelaku UKM maupun dari sisi perbankan syariah sebagai mitra untuk lebih aware dengan keuangan syariah dengan segala kelebihannya,” kata Bembi.
Memperluas kemitraan dengan Kapital Boost
Di awal tahun 2018 ini, Alami kembali menambah kemitraan. Kali ini dengan platform peer-to-peer lending (P2P) Kapital Boost yang membantu UKM mendapatkan pembiayaan dengan investor global yang mencari peluang untuk berinvestasi berbasis syariah.
Kemitraan strategis ini terjalin karena adanya kesamaan visi dan misi dengan Kapital Boost untuk menerapkan dan mendukung ekonomi syariah di Indonesia.
“Bentuk kerja sama kami adalah menjadikan Alami sebagai partner dalam menyalurkan UKM-UKM yang sedang membutuhkan modal usaha, serta di waktu bersamaan melakukan kualifikasi/penyaringan awal proyek-proyek UKM yang layak untuk didanai oleh para investor Kapital Boost,” kata Country Head Kapital Boost Indonesia Ronald Wijaya.