Perusahaan afiliasi Akulaku, layanan p2p lending Asetku, mengumumkan kehadirannya di Indonesia. Pada tahap awal, Asetku khusus melayani pengguna Akulaku yang ingin mendapatkan pinjaman, baik itu merchant maupun konsumen individu.
“Kita berdiri di akhir 2017 dan aktif di awal 2018. Sekarang baru take off karena kami ingin penetrasi ke pasar jauh lebih besar dari tahun lalu,” terang Direktur Asetku Andrisyah Tauladan kepada DailySocial.
Asetku pada tahap ini baru menyediakan pinjaman khusus untuk pengguna Akulaku. Salah satu layanan yang bisa dimanfaatkan pengguna adalah pinjaman tunai (cash loan) dengan dana bersumber dari para pemberi pinjaman Asetku yang sudah terdaftar.
Tim Asetku saat ini berjumlah 60 orang, kebanyakan ditempatkan di bagian front liner dan risk management. Untuk proses collection, Asetku bermitra dengan Akulaku. Andrisyah enggan menjelaskan lebih detail kepemilikan saham Akulaku di Asetku.
Aplikasi Asetku disebutkan telah diunduh lebih dari 500 ribu kali dan terdaftar di OJK per tanggal 21 Desember 2018.
Andrisyah menjelaskan, tidak sembarang pengguna Akulaku yang bisa lolos menerima pinjaman dari Asetku. Pasalnya perusahaan melakukan mitigasi risiko tersendiri. Nominal dana yang bisa dipinjam oleh pengguna untuk produk ini mulai dari Rp500 ribu-Rp2 juta dan tenor maksimal 30 hari.
Model bisnis seperti ini, sambungnya, menjadi diferensiasi yang paling mencolok antara Asetku dengan pemain p2p lending lainnya. Perusahaan berkomitmen untuk menjaga kualitas peminjam dengan rekam jejak yang jelas dari Akulaku, agar investasi yang diberikan pemberi pinjaman tetap aman.
“Kita concern banget dari sisi lender makanya benar-benar saring borrower-nya. Itu yang membedakan kami dengan yang lain.”
Untuk menjadi pemberi pinjaman di Asetku, minimal dana yang dapat diinvestasikan Rp2 juta dan imbal hasil sebesar 18%-24% dalam setahun. Perusahaan akan memberikan daftar rekomendasi peminjam dari Akulaku yang bisa dipilih pemberi pinjaman dan menyarankan untuk melakukan diversifikasi pembiayaan untuk mengurangi potensi default.
Akses untuk pemberi pinjaman hanya tersedia lewat aplikasi Asetku, sementara peminjam bisa mengajukan pinjaman dana lewat Akulaku.
“Produk pinjaman apa saja yang ada di Akulaku bisa kita danai, tidak hanya pinjaman tunai saja.”
Rencana bisnis
Saat ini Asetku sudah menyalurkan sekitar Rp218 miliar kepada 2,31 juta peminjam. Jumlah pemberi pinjaman yang teregistrasi sebanyak 172.165 orang. Diklaim selama setahun beroperasi Asetku memiliki pengembalian dana pokok dan bunga selalu mencapai 100%. Alhasil NPL di Asetku masih 0%.
Tahun ini perusahaan berencana melipatgandakan penyaluran pembiayaan sampai ke angka Rp500 miliar per bulan dari saat ini Rp50 miliar-Rp100 miliar.
Untuk merealisasikan target tersebut, perusahaan akan mengundang segmen institusi sebagai pemberi pinjaman. Dengan demikian, akan semakin banyak pengguna bisa mendapatkan pinjaman dana dan prosesnya lebih cepat.
Asetku juga segera memperluas layanan ke segmen syariah untuk menangkap calon pemberi pinjaman yang peduli dengan ranah tersebut.
Diungkapkan perusahaan masih dalam proses persiapan perizinan untuk peluncuran layanan ini. Rencananya bakal diresmikan pada kuartal ketiga 2019.
“Dua rencana kami itu market-nya sangat besar. Dari sisi tingkat risikonya, mau kami perkuat lewat kerja sama dengan Dukcapil, kredit biro, dan sebagainya sebab makin besar pasar maka risikonya juga makin besar, makanya perlu diperkuat fondasinya,” pungkasnya.