Industri fintech di Indonesia kehadiran Akseleran sebagai pemain baru yang secara khusus mendedikasikan dirinya menggarap sektor equity crowdfunding untuk membantu para pegiat startup digital tahap awal maupun UKM yang masih bergerak di sektor offline.
Akseleran membantu pengusaha yang ingin menggalang dana dengan cara menjual kepemilikan saham kepada investor yang tertarik. Syaratnya mereka harus memiliki rencana usaha yang jelas dan layak secara keuangan. Kedua hal ini menjadi patokan Akseleran untuk memastikan bisnis yang siap dipublikasi tidak tergolong penipuan, sekaligus melindungi investor.
Adapun jumlah penggalangan dana yang dapat melalui Akseleran berkisar antara Rp100 juta sampai Rp25 miliar. Komitmen menjadi investor dalam suatu usaha pun tak terbatas, bisa bertahun-tahun tergantung keputusan masing-masing.
Akseleran didirikan pada Mei 2016 oleh tiga orang. Mereka adalah Ivan Tambunan, Mikhail Tambunan, dan Christopher Gultom. Ketiganya memiliki hubungan keluarga dan berasal dari latar belakang pekerjaan sebagai pengacara, konsultan finansial, dan akuntan.
Pada bulan lalu, Akseleran mendapat pendanaan tahap awal dari angel investor dengan nilai yang tidak disebutkan.
Dalam sesi wawancara terpisah dengan DailySocial, Co-Founder dan CEO Akseleran Ivan Tambunan menjelaskan sejak Desember lalu pihaknya mengklaim telah membuka kesempatan untuk para pengusaha untuk mulai menyiapkan materi kampanye, meski proses penggalangan dana belum dibuka. Jumlah aplikasi yang masuk mencapai lebih dari 50, namun yang lolos hanya tiga usaha.
Ketiga usaha tersebut kini sudah mulai proses penggalangan dana sejak kemarin (21/3) dan sudah terpampang dalam situs Akseleran. Masing-masing usaha tersebut memiliki kebutuhan dana yang berbeda, besaran saham yang dilepas pun juga bervariasi. Mereka tidak melepas mayoritas saham agar tetap memiliki kendali penuh atas usahanya sendiri.
Sebelum kampanye terpampang dalam situs, mereka harus menyiapkan materi untuk pra kampanye. Waktu yang dibutuhkan diperkirakan sekitar dua hingga empat minggu atau tergantung kecepatan pengusaha tersebut menyiapkan materinya.
Sebagai contoh, Elleanor Batik kini mengajukan kampanye untuk menambah modal usaha. Mereka adalah produsen dan penjual baju batik yang menjual produknya secara online dan offline. Kebutuhan dana yang mereka cari adalah Rp600 juta dan berani melepas 40% sahamnya untuk investor.
Masa waktu yang diberikan Akseleran untuk proses penggalangan dana adalah 60 hari. Bila dalam kurun waktu tersebut berhasil terpenuhi kebutuhan dananya, Elleanor Batik akan melanjutkan ke proses berikutnya yakni verifikasi final terhadap pengusaha terkait dan usahanya.
Pihak Akseleran akan meminta sekaligus membantu pengusaha dalam mempersiapkan dokumen legal seperti perjanjian pengambilan saham, perjanjian pemegang saham, dan amandemen anggaran dasar perusahaan. Proses ini memakan waktu sekitar 30 hari tergantung kompleksitas proses verifikasi.
Apabila proses penggalangan dana tidak berhasil terkumpul sesuai jumlah yang diinginkan pengusaha, dana yang diinvestasikan investor akan dikembalikan ke akun masing-masing.
Setelah pengusaha lolos proses verifikasi final, pihak Akseleran atau afiliasi akan melakukan penandatanganan dokumen-dokumen legal dengan perusahan terkait untuk mengambil saham dan menerima sertifikat saham, dan mengirimkan dana investasi kepada perusahaan tersebut sebagai penyetor modal. Akseleran atau afiliasi akan mengeluarkan sertifikat manfaat partisipasi modal kepada pengusaha sehubungan dengan investasi yang diterima.
Belum memiliki regulasi
Konsep equity crowdfunding merupakan hal yang benar-benar baru di Indonesia, sehingga belum ada regulasi yang mengatur aturan main Akseleran. Kendati demikian, sebelum meluncurkan layanan ini pihak Akseleran sudah menemui perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mempresentasikan bisnis mereka.
Ivan mengungkapkan bahwa pihak OJK cukup terbuka untuk inovasi baru yang ditawarkan Akseleran karena mendukung ketersediaan likuditas permodalan dalam membantu usaha UKM di Indonesia. Hanya saja, regulator mengingatkan Akseleran untuk tetap prudent dan tetap memperhatikan aspek perlindungan konsumen.
Model bisnis yang dijalankan Akseleran sebenarnya mengacu ke perusahaan serupa yang telah lama beroperasi di Inggris, di antaranya Crowdcube dan Seedrs.
“Kami mengacu model bisnis Crowdcube dan Seedrs untuk Akseleran, dengan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Di Asia Tenggara sendiri, pemain equity crowdfunding masih sangat sedikit. Sementara di Inggris, industri fintechnya sudah mature, banyak sekali pemain equity crowdfunding di sana,” kata Ivan.
Perlindungan untuk investor
Mengingat belum ada regulasi yang menjadi payung hukum bisnis equity crowdfunding, maka Akseleran tetap melakukan proses bisnis yang prudent sedari awal agar bisnisnya tetap bertahap dalam jangka waktu yang lama.
Akseleran menerapkan keamanan berlapis untuk investor dan pengusaha. Untuk menjadi investor, mereka harus berkewarganegaraan Indonesia, memiliki KTP, dan menjawab sekitar 8-9 pertanyaan singkat untuk memastikan investor paham tentang risiko dalam investasi saham.
Setelah itu akan ada proses verifikasi. Bila lolos mereka akan menjadi pengguna terdaftar dan dapat hak akses penuh situs Akseleran secara penuh, termasuk melihat detil kampanye penggalangan dana yang sedang berlangsung. Bila tidak mendaftar, investor hanya dapat melihat sekelumit informasi saja dan tidak berinvestasi.
Lewat informasi yang tersedia, investor dapat melihat setiap kampanye beserta informasi detilnya mengenai usaha, deskripsi produk, informasi pasar, manajemen usaha, keadaan keuangan hinggan pencapaian usaha. Investor juga dapat meminta rencana bisnis kepada pengusaha, atau berinteraksi langsung dengan mereka.
Jumlah investasi minimal untuk menjadi investor sebesar Rp100 ribu. Dana tersebut dimasukkan ke dalam rekening bersama.
Setiap investor yang tergabung dalam Akseleran tidak akan memegang secara langsung saham usaha yang diinvestasikan. Akseleran atau afiliasi dari Akseleran akan bertindak sebagai kustodian. Kustodian akan memberikan seluruh pendapatan yang diterima dari saham terkait kepada para investor dan melakukan tindakan sehubungan dengan saham tersebut sesuai instruksi yang diterima investor.
Kustodian, lanjut Ivan, berfungsi untuk menyederhanakan proses administrasi yang harus dilalui investor dan usaha yang menggalang modal lewat Akseleran. Setiap investor tidak perlu menandatangani dan menghadiri dokumen atau rapat yang harus dihadiri pemegang saham.
Begitu pula untuk proses penawaran umum yang biasa terjadi dalam suatu perusahaan, umumnya bila mengacu pada aturan pasar modal harus dilakukan publikasi lewat media. Agar tidak tergolong sebagai penawaran umum, maka penawaran hanya terbatas lewat platform Akseleran dan diperuntukkan untuk investor yang sudah teregistrasi.
“Kami menerapkan keamanan berlapis untuk investor, ada proses edukasi, detil usaha penggalang dana, uji tuntas hukum dan keuangan terbatas, dokumentasi hukum yang layak dan rekening terpisah. Kami lindungi mereka karena kami tahu investasi saham itu risky.”
Untuk memastikan usaha yang dijalankan seorang pengusaha benar-benar nyata dan valid, setelah penggalangan dana selesai pengusaha diharuskan untuk rutin membuat laporan non audited secara bulanan dan tahunan.
Monetisasi dan Target Akseleran
Ivan menjelaskan dalam proses monetisasi, perusahaan hanya akan meminta komisi sebesar 3% dari total penggalangan dana yang berhasil terpenuhi. Lainnya, ada biaya administrasi sebesar Rp5 juta untuk membayar biaya persiapan dokumen hukum, biaya notaris, dan administrasi lainnya. Biaya tersebut hanya perlu dibayar bila kampanye berhasil dirampungkan.
Akseleran juga akan membantu setiap usaha yang belum berbentuk perseroan terbatas. Pengusaha harus menyisihkan dana untuk melakukan pengurusan pembentukan perseroan terbatas, biayanya sekitar Rp5 juta. Biaya tersebut akan diambil dari dana kampanye yang terkumpul.
“Biaya ini sangat minim sekali bila pengusaha harus menyewa konsultan atau notaris, bisa memakan puluhan juta.”
Ivan berharap kehadiran Akseleran dapat membantu menyelesaikan gap pendanaan untuk UKM yang diperkirakan dapat mencapai US$50 juta pada 2020 mendatang. Konsep equity crowdfunding diharapkan dapat menjadi alternatif solusi bagi UKM, selain solusi pendanaan yang ditawarkan angel investor, modal ventura, dan P2P lending dinilai masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
“Bagi UKM dan startup, equity crowdfunding memiliki keuntungan. Mereka tidak dibebankan dengan bunga dan utang. Prosesnya juga aman dan efisien, seluruhnya memakai jalur online. Pengusaha hanya perlu pastikan kampanyenya tepat dan visible dari skala bisnis. Kami bahkan siap bantu mereka untuk membuat rencana bisnis dan perencanaan keuangannya.”
Tahun ini Ivan menargetkan Akseleran dapat menyukseskan 60 kampanye dengan nilai kisaran masing-masing per kampanye sekitar Rp1 miliar.