CrossFire ialah satu dari sejumlah FPS taktis yang terlahir di tengah-tengah demam Counter-Strike. Digarap oleh tim SmileGate asal Korea Selatan, game free-to-play ini dirilis perdana pada tahun 2007, dihadirkan di wilayah Amerika serta Eropa, dan sempat menjadi permainan online dengan pemasukan terbesar di tahun 2014, meraup keuntungan sebesar US$ 1,3 miliar.
Satu dekade lebih setelah dilepas, CrossFire terus menjadi game online populer di Indonesia. Di tanah air, konten permainan ini terus dikembangkan oleh Lytogame. Dan sejak akhir bulan Maret silam, sang publisher diketahui ingin mempersiapkannya sebagai permainan eSport di platform PC. Versi barunya diberi judul CrossFire Next Generation, menyuguhkan gameplay familier yang dipadu beragam konten baru.
Sebelum gerbang dibuka lebar, Lyto telah menggelar uji coba closed beta pada tanggal 9 sampai 12 April. Waktunya memang sangat singkat, tapi acara konferensi pers ‘CrossFire Next Generation eSports’ yang dilangsungkan kemarin juga menandai dimulainya sesi tes beta tertutup kedua, akan dilaksanakan hingga tanggal 23 April. Selanjutnya, para gamer nantinya dipersilakan menikmati permainan via open beta.
Di acara ini, tim Lyto mempresentasikan fitur-fitur baru yang dihidangkan CrossFire Next Generation, mengadakan talk show dengan sejumlah gamer profesional tanah air, serta mempersilakan para tamu menjajal game-nya. Jika berkenan berpartisipasi dalam closed beta kedua, Anda akan mendapatkan hadiah berupa item in-game ‘Jin Gu Bang’, bisa dipakai selama 30 hari, diberikan saat open beta digelar.
Sesi talk show bertema ‘Indonesia Pro-Gamer Life’ yang diisi oleh diskusi bersama Monica ‘Nixia’ Carolina dari NXA Ladies, Richard Permana dari NXL, M. Ikhsan ‘Lemon’ dari RRQ dan Yudi ‘KurN’ Kurniawan dari XCN Gaming memang tidak sepenuhnya membahas CrossFire. Di sana, para gamer pro menceritakan keseharian serta hal apa yang mendorong mereka tertarik buat menekuni bidang gaming.
Tapi meski fokus pada permainan berbeda – misalnya Nixia yang disibukkan oleh PUBG dan Overwatch serta Richard yang tak bisa lepas dari CS:GO – para gamer pro menunjukkan antusiasme mereka untuk mencoba CrossFire Next Generation.
Hands-on
Permainan anyar ini menjanjikan interface yang lebih ramah buat pengguna serta menghidangkan lebih banyak mode, peta, senjata dan pilihan karakter. Di website, Lyto menyampaikan bahwa mereka telah menyesuaikan game agar dapat mudah dipelajari pemula namun juga mampu memuaskan para pemain veteran. Versi barunya tetap menyajikan mode-mode permainan familier, terbagi dalam kategori PvP, PvE dan mode spesial.
Sejujurnya, saya kurang familier dengan CrossFire. Saya memang pernah menjajalnya satu dua kali bertahun-tahun silam, namun saya sudah tidak lagi ingat seperti apa kontennya. Bagi saya pribadi, pilihan-pilihan karakter berbeda yang Lyto tunjukkan di website CrossFire Next Generation mengingatkan sedikit pada tokoh-tokoh operator di Rainbow Six Siege.
Dari pengalaman hands-on kemarin, para karakter sepertinya hanya disajikan sebagai opsi kosmetik dan tidak memengaruhi gameplay (saya perlu mencobanya lebih jauh lagi). Menurut saya, hal yang membuat perbedaan besar adalah setup/pilihan senjata sebelum match di mulai. Karena persiapan yang buruk, saya hampir selalu menjadi korban bulan-bulanan lawan bersenjata senapan penembak jitu.
Sejumlah mode di CrossFire Next Generation sangat mirip Counter-Strike, misalnya Elimination yang mengadu faksi Global Risk dengan Black List dalam pertandingan deathmatch; serta Search & Destroy di mana satu tim ditugaskan untuk menanam bom dan tim lain berusaha menggagalkannya. Saya sendiri hanya sempat mencoba mode kooperatif versus robot dan monster, serta free for all.
Sisi grafis CrossFire memang tidak secantik shooter sekelas Overwatch atau Fortnite, tapi sebagai kompensasinya, game menyajikan visual penuh warna. Buat pemain awam seperti saya, bagian menu CrossFire Next Generation sedikit membingungkan karena dipenuhi tombol dan sub-menu. Tanpa bantuan Nixia, mungkin saya akan menghabiskan waktu lama untuk bisa masuk ke pertandingan.
Rencana selanjutnya
Setelah CrossFire Next Generation memasuki sesi open beta di tanggal 25 April nanti, Lytogame punya rencana buat menggelar kompetisi di sepanjang tahun ini dengan hadiah senilai ‘ratusan juta rupiah’. Tim terbaik kabarnya akan diberi kesempatan untuk mewakilkan Indonesia di ajang eSport CrossFire Stars 2018.
Namun sebelum momen itu tiba, Lyto akan melangsungkan program roadshow bertajuk Crossfire Next Generation City Warnet Esports 2018 di 16 kota (yang sudah dikonfirmasi meliputi Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Denpasar), tepatnya di tanggal 26 Mei sampai 3 Juni. Event ini dilakukan Lytogame secara kolaboratif bersama para pengelola iCafe tersertifikasi Nvidia serta game center TNC.