Dark
Light

Adaptasi Cloud Bantu Startup Mengembangkan Inovasi Baru dengan Mudah

3 mins read
November 16, 2020
adaptasi cloud

Pandemi COVID-19 turut mendorong transformasi digital untuk menjadi buzzword di kalangan pelaku bisnis. Meningkatnya kebutuhan sebuah entitas bisnis dalam beradaptasi secara digital, turut menjadi faktor pendorongnya. Salah satu infrastruktur teknologi yang cukup erat dikaitkan sebagai bagian dari langkah transformasi ini adalah komputasi awan atau cloud computing.

Pemanfaatan cloud dalam operasional perusahaan dapat menjadi langkah cermat bagi para pelaku bisnis. Salah satu keuntungan utamanya tentu saja efisiensi anggaran. Dengan memanfaatkan cloud, perusahaan dapat mengoptimalkan biaya infrastruktur dan pemeliharaan server on-premise dengan layanan cloud yang lebih terjangkau tanpa tambahan biaya lainnya.

Akan tetapi, keuntungan pemanfaatan cloud tidak hanya berhenti sampai situ saja. Ada beberapa keuntungan lainnya yang dapat dirasakan startup ketika mulai memanfaatkan cloud, diantaranya:

  • Kemudahan dalam pengimplementasian
  • Dapat memanfaatkan layanan cloud yang beragam
  • Produk dapat dikembangkan dengan lebih cepat
  • Kapasitas server yang tak terbatas.
  • Meningkatkan skalabilitas bisnis sesuai kebutuhan
  • Peningkatan efisiensi operasional perusahaan
  • Enkripsi dan keamanan data yang dapat diandalkan
  • Proses pengolahan data yang lebih cepat karena latency yang rendah
  • dan masih banyak keuntungan lainnya.

Berbagai keuntungan dari fleksibilitas, efisiensi, dan efektivitas penggunaan cloud ini juga berlaku untuk seluruh skala perusahaan. Baik itu perusahaan dengan skala kecil, menengah, hingga korporasi besar sekalipun. Keuntungan-keuntungan tersebut diyakini dapat membantu startup untuk menciptakan berbagai inovasi baru dengan lebih mudah.

Pengembangan Fitur Lebih Mudah, Go-To-Market Lebih Cepat

Salah satu keunggulan utama yang dapat dirasakan startup setelah melakukan adaptasi cloud adalah pengembangan fitur yang dapat dilakukan dengan lebih cepat. Mengapa? Karena salah satu bentuk kemudahan dari penggunaan cloud adalah penggunaan fiturnya yang cukup simpel, yaitu secara plug and play. Dengan begitu, tim IT tidak perlu lagi memikirkan teknis engineering internal yang kompleks dan non-essential, mereka cukup fokus dengan produk yang sedang dikembangkan.

Adroady, Startup lokal yang fokus dalam periklanan digital OOH, memanfaatkan kemudahan cloud dalam pengembangan produk-produk adtech mereka. “Kita semua server pakai kluster yang ada di AWS, menggunakan beberapa teknologi seperti virtual machine, database, bisa di deploy dalam satu sentuhan dan dapat fokus ke development produk untuk memberikan best experiences to our customer.” ujar Samuel Utama, CTO Adroady.

Selain Adroady, kemudahan dalam pengembangan fitur karena adaptasi cloud ini juga diamini oleh Jojonomic. Kepada DailySocial, CEO Jojonomic, Indrasto Budisantoso mengatakan bahwa adaptasi cloud di satu sisi juga dapat membantu Jojonomic dalam memberikan semacam concept yang meyakinkan customer bahwa mereka dapat menyelesaikan berbagai solusi, melalui inovasi yang dihadirkan lewat pemanfaatan cloud tersebut.

Salah satu contohnya, Jojonomic dapat menghadirkan produk konferensi video mereka, JojoMeet, tanpa memakan waktu lama. Hal ini dikarenakan pemanfaatan platform cloud yang membantu mereka untuk tidak perlu merancang sistem dan produk secara scratch dari nol. “Dengan adanya Amazon Chime SDK, Jojonomic tidak perlu merancang dan mengembangkan antarmuka untuk konferensi video dari awal dan memakan waktu berbulan-bulan.” tambah CTO Jojonomic, Abdul Qifli Sangadji, dalam acara media briefing bersama AWS beberapa waktu lalu.

Hal ini, dapat membuktikan bahwa selain memudahkan startup menelurkan inovasi-inovasi baru, adaptasi cloud juga dapat membantu inovasi tersebut lebih cepat dipasarkan kepada customer. Startup dapat berlari lebih cepat dengan inovasi-inovasi baru, tanpa perlu khawatir kekurangan sumber daya dan infrastruktur teknologi pendukung.

Jawab Tantangan Kebutuhan Server dan Skalabilitas Startup

Berbicara terkait infrastruktur teknologi, tantangan juga akan dihadapi oleh startup terkait kebutuhan server yang dapat mendukung skalabilitas bisnisnya. Dalam hal ini, startup akan dipertemukan pada dua pilihan, memiliki server sendiri atau menggunakan cloud sebagai pilihan servernya.

Di satu sisi, memiliki server sendiri juga dapat menjadi tantangan tersendiri bagi startup. Kepemilikan server on-premise ini tidak hanya menambah pengeluaran operasional, tetapi juga dapat mendatangkan biaya tak terduga dari pemeliharaan jaringan server tersebut. Untuk itu, adaptasi cloud dapat menjadi salah satu solusi bagi startup dalam menghadapi tantangan ini.

Di sisi lain, penggunaan cloud sebagai server juga dianggap penting dalam kebutuhan skalabilitas startup. Kebutuhan penambahan server yang fleksibel dan mudah, memungkinkan startup untuk terus fokus melakukan pengembangan traksi dan penggunaan platform-nya tanpa perlu takut terjadi crash maupun overload di waktu yang tak terduga.

Melalui pemanfaatan cloud, startup dapat memiliki kapasitas server sesuai dengan kebutuhan, sekaligus meningkatkan atau menurunkan kebutuhan server tersebut dengan mudah. Bagi Jojonomic, fleksibilitas ini juga membuat mereka tidak perlu mengkhawatirkan biaya tambahan lainnya. “Dengan adanya kapabilitas auto-scaling dari AWS, Jojonomic tidak harus pusing memikirkan biaya pemeliharaan jaringan untuk berbagai kegunaannya.” ujar Abdul, CTO Jojonomic.

Tidak hanya itu, keuntungan menggunakan cloud sebagai server juga membuat startup tidak perlu khawatir terhadap traffic penggunaan, pemeliharaan server, serta kapasitas infrastruktur yang digunakan. Menurut Samuel Utama, produk cloud yang digunakan Adroady ternyata dapat memudahkan mereka untuk mengembangkan fitur-fitur maupun inovasi baru di dalam platformnya.

“Awalnya, sampai bangun GPU server sendiri, jadi buat bisa bikin model sendiri buat pengukuran kita bikin server sendiri, sampe titik kita ketemu AWS, kita pensiunkan dulu server untuk melatih AI-nya, kita pakai service AWS SageMaker untuk kita training new model sehingga kita bisa fokus development produknya.” tambah Samuel.

AWS Turut Dukung Akselerasi Startup lewat DSLaunchpad 2.0

Selain mendorong inovasi startup lewat produk-produknya, AWS juga turut membantu startup menghadirkan inovasi-inovasi baru serta mengembangkan startupnya melalui berbagai cara, salah satunya dengan menyelenggarakan program akselerasi DSLaunchpad 2.0 bersama DailySocial.id

Memasuki minggu keduanya, program akselerasi yang diikuti oleh 118 peserta ini akan membantu peserta untuk mengembangkan startupnya pada empat kategori, yaitu idea validation, business model, prototyping, dan marketing. Melalui program akselerasi ini, peserta tidak hanya akan melihat bagaimana cloud dapat menjadi salah satu strategi yang memudahkan pengembangan inovasi dalam startupnya, tetapi juga bagaimana inovasi-inovasi yang dihadirkan tersebut dapat dengan baik diterima oleh konsumen melalui validasi ide, model bisnis, dan pendekatan marketing yang tepat.

Previous Story

Amazon Luncurkan GameOn, Platform Live Streaming untuk Game Mobile

Co-Founder & Managing Partner Alpha JWC Ventures Jefrey Joe / Alpha JWC Ventures
Next Story

Tips dari VC untuk Mereka yang Ingin dan Sedang Menjalankan Startup

Latest from Blog

Don't Miss

Qualcomm Umumkan Snapdragon G Series

Qualcomm Technologies mengumumkan portofolio terbaru yaitu Snapdragon G Series, yang

Snapdragon Academy 2023: Masa Depan AI adalah Hybrid

Artificial Intelligence saat ini memang sedang menjadi sebuah tren tersendiri