5 Fitur Generative AI yang Akan Segera Hadir di Android 14

Mulai dari Magic Compose, Generative AI Wallpaper, sampai Immersive View for Routes di Google Maps, ada banyak fitur menarik Android 14 yang diwujudkan oleh generative AI

Seperti biasa setiap tahunnya, versi baru Android selalu menjadi salah satu bintang utama di konferensi developer tahunan Google I/O. Tahun 2023 ini pun tidak luput dari tradisi tersebut, dan Android 14 memang datang membawa sejumlah hal baru yang cukup menarik. Yang sedikit berbeda dalam pembahasan soal inovasi sistem operasi Android kali ini adalah bagaimana Google juga banyak menyinggung soal fitur-fitur berbasis teknologi artificial intelligence (AI).

Ya, AI memang menjadi salah satu tren teknologi terbesar tahun ini, terlebih berkat popularitas model-model generative AI seperti ChatGPT dan Stable Diffusion. Google tentu tidak mau melewatkan momentum ini begitu saja, dan hal itu bisa dilihat dari upaya Google mengintegrasikan AI ke mesin pencarinya, serta peluncuran versi baru chatbot AI Bard yang lebih cerdas sekaligus lebih aksesibel.

Seperti yang sudah disinggung, AI juga memegang peran yang cukup krusial di sistem operasi Android. Sebagai pengguna, kita mungkin tidak menyadarinya, akan tetapi manfaat AI sebenarnya sudah bisa kita rasakan bahkan dari fitur sesepele identifikasi pesan spam. Tahun ini, Google ingin membawanya ke tingkat yang lebih tinggi lagi lewat implementasi generative AI di Android 14.

Salah satu tujuan utama Google menyematkan generative AI adalah untuk membuat perangkat Android jadi terasa semakin personal bagi masing-masing penggunanya. Personalisasi memang merupakan salah satu nilai jual utama OS Android sejak lama, dan Google percaya hal itu bisa semakin disempurnakan lagi dengan generative AI.

Di artikel ini, saya telah merangkum 5 fitur generative AI yang akan segera hadir di Android 14. Berikut penjabarannya.

1. Magic Compose di aplikasi Messages

Selama beberapa tahun, Google terus mempromosikan aplikasi Messages bawaan Android yang mengadopsi protokol Rich Communication Services (RCS). Google percaya bahwa RCS dapat membantu memudahkan komunikasi pengguna tanpa harus terhalang oleh batasan perbedaan platform. Namun di saat yang sama, Google rupanya juga masih menyempatkan diri untuk menyelipkan fitur yang cukup lucu ke Messages dengan memanfaatkan generative AI.

Fitur yang dimaksud adalah Magic Compose, yang dirancang supaya pengguna bisa memberikan sentuhan yang lebih personal pada setiap pesan yang dikirimkannya. Fitur ini bekerja dengan dua cara yang berbeda: yang pertama dengan memberikan rekomendasi balasan berdasarkan konteks percakapan, yang kedua dengan mengubah variasi gaya penulisan pesannya.

Jadi selagi pengguna hendak membalas pesan di Messages, Magic Compose akan menawarkan sejumlah opsi balasan yang bisa pengguna kirimkan secara instan. Namun sebelum mengklik tombol kirim, pengguna juga bisa mengubah gaya penulisan pesannya dengan Magic Compose — entah itu menjadi lebih santai, lebih formal, lebih profesional, atau bahkan yang menyerupai gaya menulis seorang pujangga tersohor macam William Shakespeare.

Rencananya, versi beta dari fitur Magic Compose ini akan dirilis pada musim panas. Google memang tidak menyebutkan bahasa apa saja yang didukung oleh fitur ini, namun kalau melihat statusnya yang masih beta, saya kira cukup wajar kalau kita berasumsi hanya bahasa Inggris saja, setidaknya di masa-masa awal peluncurannya.

Satu hal yang pasti, kalau Google ingin fiturnya bisa sepenuhnya mendukung bahasa Indonesia, maka AI-nya wajib memahami banyak kosakata bahasa gaul — atau malah bahasa alay?

2. Cinematic Wallpaper

Android 13 yang diirlis tahun lalu memperkenalkan filosofi desain antarmuka baru bernama Material You. Premis sederhananya adalah, desain antarmuka perangkat harus bisa beradaptasi dengan selera masing-masing penggunanya. Lewat Android 14, Google ingin menawarkan kustomisasi yang lebih dalam lagi, mulai dari kustomisasi lock screen sampai ke wallpaper.

Di Android 14, pengguna nantinya bisa melakukan kustomisasi wallpaper dalam tiga cara. Yang pertama dan kedua adalah Emoji Wallpaper dan Cinematic Wallpaper. Emoji Wallpaper, sesuai namanya, memungkinkan pengguna untuk menciptakan wallpaper dengan corak unik yang melibatkan emoji-emoji favoritnya.

Cinematic Wallpaper di sisi lain bakal memanfaatkan kapabilitas machine learning di masing-masing perangkat untuk menyulap foto pengguna menjadi sebuah gambar 3D dengan efek paralaks yang terlihat nyata. Jadi ketika pengguna melihat ke layar perangkat dari sudut yang berbeda, maka wallpaper-nya pun juga akan tampak seperti bergerak-gerak mengikuti angle-nya.

3. Generative AI Wallpaper

Namun Google paham bahwa tidak semua orang suka menggunakan foto sebagai wallpaper pada ponselnya. Untuk itu, Google juga menyematkan fitur bernama Generative AI Wallpaper, yang memungkinkan pengguna untuk membuat wallpaper orisinal menggunakan AI. Ya, anggap saja ini seperti Stable Diffusion yang terintegrasi langsung pada fitur pengaturan wallpaper Android 14.

Cara kerjanya pun sama persis, yakni dengan mencantumkan deskripsi teks atau prompt terkait gambar yang ingin diciptakan. Namun untuk memudahkan, Android akan otomatis menyusun struktur prompt-nya menjadi dua bagian: yang pertama mengacu pada jenis objeknya, yang kedua pada art style-nya.

Google sendiri mengeklaim bahwa model text-to-image diffusion yang digunakannya mampu menciptakan gambar yang benar-benar orisinal. Dan saat wallpaper-nya sudah diaktifkan, sistem juga akan otomatis mengubah palet warna tampilan antarmukanya secara keseluruhan agar kelihatan lebih harmonis.

Dua fitur wallpaper yang pertama kabarnya akan tersedia di lini perangkat Google Pixel mulai bulan depan, sementara Generative AI Wallpaper baru akan menyusul di musim gugur.

4. Magic Editor di Google Photos

Sejak diluncurkan pada tahun 2015, aplikasi Google Photos kerap menjadi kelinci percobaan Google untuk menguji beragam fitur berbasis AI. Tradisi itu masih dilanjutkan sampai sekarang, dan di tahun 2023 ini, Google Photos pun sudah siap kedatangan fitur generative AI, yaitu Magic Editor.

Magic Editor sejatinya mampu mengerjakan beberapa hal sekaligus di belakang layar. Namun keunggulan utamanya terletak pada kemampuannya mereproduksi bagian yang sebelumnya tidak ada. Kalau Anda lihat contoh gambarnya di bawah, tampak bahwa fitur ini bisa dipakai untuk menggeser posisi kursi beserta anak kecil yang duduk di atasnya jadi sedikit lebih ke tengah.

Dalam prosesnya, generative AI akan bekerja menambahkan bagian kursi beserta balon yang sebelumnya sama sekali tidak ada (karena berada di luar bingkai foto). Di saat yang sama, Magic Editor pun juga membenahi bagian langit dan awannya sehingga kelihatan lebih manis di mata.

Google berencana merilis versi awal dari Magic Editor untuk beberapa perangkat dari lini Pixel tahun ini juga. Sayangnya Google sama sekali tidak bilang apakah fitur ini nantinya juga bakal tersedia di perangkat Android lain.

5. Immersive View for Routes di Google Maps

Terakhir, Google turut menyematkan generative AI ke Google Maps demi mewujudkan fitur bernama Immersive View for Routes. Fitur ini pada dasarnya dibuat agar pengguna dapat memvisualisasikan setiap segmen dari rute perjalanan yang diambilnya.

Immersive View memanfaatkan teknologi computer vision dan AI untuk menggabungkan miliaran gambar udara dan gambar Street View menjadi sebuah model digital dari planet Bumi. Dengan fitur ini, pengguna dapat melihat seluruh informasi yang dibutuhkannya mengenai rute perjalanannya.

Pengguna bahkan bisa melihat preview kondisi rute perjalanannya pada waktu yang berbeda, entah itu prakiraan cuacanya, kualitas udaranya, maupun kemacetan lalu lintasnya. Ya, pengguna bahkan bisa melihat seberapa banyak mobil yang memenuhi rute perjalanannya di waktu-waktu tertentu, semuanya berkat simulasi yang AI jalankan berdasarkan data yang ada.

Immersive View for Routes dikabarkan bakal tersedia dalam beberapa bulan ke depan. Pada versi awalnya, hanya 15 kota yang akan didukung: Amsterdam, Berlin, Dublin, Florence, Las Vegas, London, Los Angeles, New York, Miami, Paris, Seattle, San Francisco, San Jose, Tokyo, dan Venice.