Salah satu hal yang paling saya ingat di akhir tahun 2009 adalah, pertumbuhan mobile internet yang semakin besar. Dipengaruhi oleh semakin murahnya gadget mobile phone dengan trend Q-werty phone dan apapun merek mobile phone yang dikaitkan dengan kata berry, lalu pertumbuhan pengguna notebook, dan kini netbook yang semakin banyak.
Saya masih ingat, cafe dikota tempat saya tinggal, awal dan tengah tahun masih tidak terlalu ramai, dan jika ramai pun kebanyakan bercanda, ngobrol atau bermain permainan Uno atau kartu. Tapi kini, hampir disetiap sudut cafe akan menampilkan pemandangan yang tipikal, laptop, browsing, dilengkapi dengan beverages.
Saya juga masih ingat, dulu aplikasi Java masih dianggap memusingkan dan hanya bisa digunakan oleh mobile phone high end, tapi kini hampir setiap sudut orang memagang HP, chatting, update status, Twitter, dan apilkasi Java yang memungkinkan HP kebanyakan, bukan smartphone bisa mengakses internet dengan semakin mudah.
Ada banyak faktor yang kemudian mendukung pola interaksi internet secara mobile, selain trend social networking yang diekploitasi besar-besaran oleh provider didukung pula dengan trend HP China atau Asia yang kini semakin mendapat tempat di para pengguna, tidak hanya mobile phone bermerek global yang meraja di Indonesia, tapi HP lokal, HP keluaran prabrik Asia, semakin bertebaran, dan penjualannya pun masih tinggi.
Setidaknya ada dua artikel yang membuat saya terus berpikir tentang perkembangan mobile internet ini, di salah satu edisi majalah Businessweek tanggal 23 Desember 2009, disebutkan bahwa era perlombaan antar operator untuk saling memperlebar jangkauan area jaringan sudah usai, trend mobile internet didukung dengan membludaknya social networking dan ketergantungan berinternet lewat mobile device adalah hal selanjutnya yang akan di hadapi oleh provider.
Selain itu, di harian Tribun Jabar tanggal 28 Desember 2009, disebutkan bahwa Telkomsel dan Nokia sepakat bekerjasama untuk membuat aplikasi Chat & e-mail yang akan berhadapan langsung dengan paket serupa ala BlackBerry dan artikel Kompas.com menyebutkan bahwa Esia juga meluncurkan Esia Messenger, sebuah aplikasi yang tidak hanya bisa digunakan untuk chat secara real-time dan juga untuk berbagi foto. Yang terakhir ini memang tidak langsung berhubungan dengan internet, tapi setidaknya bisa memberikan nuansa mobile internet yang dibawa smart mobile phone ke mobile phone menengah bawah.
Lalu, beberapa hari kemarin juga diluncurkan Mobinity.net, aplikasi satu pintu yang bisa memungkinkan
user untuk bersocial networking, menjadi citizen reporter, dan masih banyak lagi aplikasi yang dijalankan lewat mobile device. Trend toko aplikasi online juga kabarnya akan segera menyerbu Indonesia, sejak Apple bergitu berjaya dengan toko aplikasinya, Nokia kini mengembangakan Ovi Store, dan kabarnya, pabrikan besar pun akan menuju kearah yang sama, menyusul untuk membuat toko aplikasi bagi merek mereka masing-masing.
Apakah ini tanda-tanda mobile internet akan merajai tahun 2010?
Saya tertarik mengamati artikel yang saya ceritakan diatas. Ketika user pengguna internet mobile semakin membludak, tentu provider akan membutuhkan dana untuk mengelola trafik yang besar itu, sedangkan pengembangan teknologi tentu akan membutuhkan biaya besar, alih-alih mengembangkan teknologi secara frontal, tentu provider akan memutar otak untuk tetap bertahan, karena biaya pulsa sudah tidak bisa diharapkan lagi, maka konten, akan jadi pilihan baru untuk mengeruk laba.
Dengan user yang semakin cerdas dan mengerti bagaimana berinternet ria lewat handphone, tentu edukasi
kini bukan masalah lagi, yang menjadi problem adalah, bagaimana membuat user mau untuk membayar untuk
membeli konten. Apa yang saya membuat saya iri dengan dunia internet di luar negeri adalah salah satunya karena perkembangan aplikasi mobile di sana cukup maju, dengan i-Phone apps, banyak startup yang berkembang lewat jalur aplikasi mobile internet.
Sampai saat ini mungkin aplikasi game yang masih merajai di Indonesia, tapi saya berandai-andai, dengan trend internet yang semakin populer, handphone untuk berinternet sudah berharga di bawah 700 ribu, netbook murah sudah ada dimana-mana, tarif internet mulai bersaing meski belum murah, maka kuartal pertama tahun depan gejolak pengguna dan trend internet akan semakin seru, yang artinya, ini adalah peluang besar bagi para startup untuk semakin menunjukkan betapa aplikasi yang dibuat anak lokal itu tidak kalah keren dibanding aplikasi luar.
Saya juga berharap, aplikasi berbasis mobile internet bukan lagi sebatas game, tapi berkembang pada aplikasi
yang mendukung aktivitas internet dan tentu saja produktivitas. Aplikasi seperti Betwit, mudah-mudahan
terus bermunculan, apalagi trend geo-location atau aplikasi berbasis wilayah juga kini telah masuk ke Indonesia, meski belum masif.
Intinya, internet akan semakin menggairahkan, pola invenstasi juga dikabarkan akan semakin berkembang.
Untuk skill dan developer, saya tidak khawatir, karena teman-teman disini jago-jago. Satu hal yang perlu dikembangkan adalah model bisnis dan tentu saja, ide-ide baru yang lebih keren.
Bagaimana pendapat anda? Apakah 2010 memang akan menjadi tahunnya mobile internet, atau anda punya pendapat lain? Share pendapat anda pada kolom komentar.
2009 sudah menjadi tahunnya mobile internet, 2010 sepertinya lebih banyak aktivitas online yang bisa dilakukan via smartphone.
2010 -> mobile, netbook, cloud computing dan open source 🙂
LBS: mobile internet + GPS. dan tentunya, cloud computing.
2010 akan jadi tahunnya “smartphone” cina harga <1jt hahaha
atau kalo gosip Januari benar, jadi tahunnya tablet 😉
Apa lagi bulan Desember ini saya sudah mulai main mobile2an.
Mudah2an setelah lihat tagihannya nanti bisa sembuh dari kecanduan.
komputer makin kecil dan makin lemah
mobile phone makin normal ukurannya dan makin kuat
bakalkah ketemu di tengah?
sapa ni yang jadi ekuilibriumnya? iphone? android?
Berbeda dengan @rampok, rasanya tahun 2009 ini belum tahunnya mobile. Orang-orang, dalam skala besar, rasanya baru mulai meraba-raba “apa sih mobile internet?”. Sebagian orang yang memang tech savvy sudah enjoy dan nyaman ber-mobile-ria, tapi masih banyak regimen masyarakat yang belum tersentuh oleh fasilitas mobile.
Tapi berbeda juga dengan mas Wiku: saya rasa, tahun ini bukan hanya tahunnya mobile internet, tapi juga the whole internet region (termasuk mobile) itu sendiri ikut terangkat. Berkembanganya mobile internet secara tidak langsung juga menuntut adanya fasilitas-fasilitas web (yang mobile accessible) untuk menunjang aktivitas mobile mereka. Ini bagaikan sudah ada demand, tinggal supplynya menyusul. Dan prediksi saya, dengan bantuan aplikasi mobil web yang makin menjamur, masyarakat Indonesia secara global bisa lebih melek akan pentingnya web dan dunia internet itu sendiri.
Berita dari CNN ini mendukung.
“Indonesia's Internet infrastructure is expensive and not always reliable. Getting a home broadband connection can cost as much as $100 a month. For many Indonesians, it's easier, and cheaper, to get a web-enabled phone.”
Sumber: http://edition.cnn.com/2009/TECH/12/28/indonesi…
Sy mendukung sepenuh ny mobile internet dan seperti yang Anda tulis, internet telah menjadi peranan terpenting dalam kehidupan manusia.
Yang sy sayangkan cuma keterbatasan kuota untuk berinternet tanpa batas.
Seharus ny internet murah merupakan hal yg mudah didapatkan.
Dan sy jg berharap agar SO handphone seperti Nokia, dll dpt diupgrade seperti blackberry agar kreatifitas pengguna semakin meningkat .. Itu sj yg sy harapkan ..
Artikel yg menarik ..