Pilpres 2014 kemarin bisa dibilang luar biasa seru, bukan hanya untuk para calon presiden yang bersaing namun juga di kalangan masyarakat. Keseruan berdemokrasi ini tidak hanya berlangsung di dunia nyata, namun juga berlangsung di dunia maya. Satu-satunya yang bisa menandingi keseruan berdemokrasi di dunia maya Indonesia mungkin hanya oleh Barack Obama mencalonkan diri menjadi Presiden AS.
Salah satu yang menikmati hasilnya adalah situs-situs portal berita lokal yang menjadi sarana komunikasi utama dari dunia politik ke masyarakat. Kampanye hitam yang marak dilontarkan melalui media sosial ataupun dunia nyata kemudian diamplifikasi oleh portal-portal berita ini untuk menjangkau pengguna internet Indonesia yang mayoritas merupakan kelas menengah keatas. Tim kampanye dari kedua belah capres tahu betul bahwa untuk mencuri hati kelas menengah Indonesia, yang mencapai 80 juta orang, mereka harus menang di dunia maya.
Portal berita besar seperti Detik, Kompas, Okezone pasti menikmati lonjakan traffik yang cukup signifikan, terbukti dari hasil perhitungan SimilarWeb yang juga mengkonfirmasi hal ini. Namun menariknya, pada masa kampanye Pilpres 2014 kemarin muncul pula portal-portal berita baru yang juga muncul, beriklan dengan sangat agresif di Facebook dan Twitter demi mendapatkan traffic dari pengguna internet Indonesia melalui judul-judul artikel yang bombastis, seperti memancing reaksi dari pembaca.
Jika anda pikir situs-situs baru ini hanyalah sebagai alat kampanye semata mungkin anda mau berfikir lagi. Sampai saat ini beberapa situs ini masih beroperasi dan masih beriklan dengan sangat agresif, namun bukan lagi fokus pada artikel politik, meskipun masih menggunakan judul yang kontroversial. Tidak jarang juga situs-situs ini beriklan dengan menggunakan seksualitas untuk menarik klik dari pengguna internet.
Sebut saja Suara.com, salah satu pemain baru di kancah digital media di Indonesia yang belum genap setengah tahun beroperasi namun sudah meranjak naik melampaui situs-situs berita lain seperti Tempo, Republika, MetroTVnews, Inilah, Antara, dan Bisnis.com. Suara.com ini jelas merupakan pemain baru yang layak diperhitungkan, meskipun mereka masih dalam tahap “membeli traffic”, namun bukan tidak mungkin Suara.com bisa menjadi kekuatan baru di kancah digital media Indonesia.
Satu hal yang pasti, Pilpres 2014 ini membuktikan bahwa media digital merupakan kekuatan yang luar biasa signifikan khususnya untuk isu politik di negara demokrasi terbesar ke-empat di dunia, Indonesia. Mungkin tidak bisa dibilang model bisnis, tapi situs berita online akan kembali menjadi kekuatan besar di Pilpres 2019 mendatang. Banyak praktisi media dan internet yang sepakat bahwa kekuatan situs-situs berita ini telah terbukti bisa mempengaruhi persepsi masyarakat secara signifikan.
Saya tidak akan kaget kalau tiba-tiba banyak portal berita baru bermunculan dalam waktu dekat. Soal investor dibelakangnya yang terlihat maupun tidak terlihat tentu soal beda lagi, tapi dari sisi bisnis tentu saja menjanjikan. Setuju?