Dark
Light

Makin Cerdas, Chatbot AI Google Bard Kini Juga Sudah Tersedia Secara Luas

2 mins read
May 11, 2023
Chatbot AI Google Bard

Event Google I/O 2023 dimanfaatkan dengan baik oleh Google untuk memperkenalkan segudang inovasinya di ranah artificial intelligence (AI). Salah satunya tentu saja adalah sederet pembaruan untuk chatbot AI-nya, Bard.

Namun sebelumnya, mari kita bahas bagian yang paling menarik terlebih dulu: Bard sekarang sudah tersedia secara luas. Setelah sekitar tiga bulan diuji di Amerika Serikat dan Inggris, pesaing ChatGPT bikinan Google ini akhirnya sudah siap menyapa pengguna di negara-negara lain.

Dalam pengumumannya, Google bilang bahwa mereka telah membuka gerbang akses Bard lebar-lebar untuk lebih dari 180 negara. Indonesia termasuk sebagai salah satunya, meski sayangnya Bard sejauh ini belum bisa kita ajak berbicara dalam bahasa Indonesia.

Kabar baiknya, dukungan bahasa merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan oleh Google. Per hari ini, Bard tak hanya bisa berinteraksi dalam bahasa Inggris saja, melainkan juga bahasa Jepang dan Korea. 40 bahasa lainnya disebut akan segera menyusul, semoga saja itu mencakup bahasa Indonesia.

Google juga mengatakan bahwa dalam waktu dekat, interaksi pengguna dengan Bard bakal jadi lebih banyak melibatkan elemen visual. Jadi ketimbang sebatas memberikan respons dalam bentuk teks, Bard juga akan menyelipkan gambar yang relevan jika dirasa perlu. Sebagai konteks, fitur serupa juga baru saja Microsoft hadirkan pada Bing Chat belum lama ini.

Integrasi Google Lens pada Bard

Dari sisi sebaliknya, pengguna juga bisa menyertakan gambar sebagai prompt untuk Bard. Fitur ini dimungkinkan berkat integrasi Google Lens, yang memang diciptakan untuk mengidentifikasi keberadaan berbagai objek di dalam gambar.

Contoh skenario yang Google berikan adalah mengunggah foto anjing disertai prompt “buat caption lucu mengenai dua anjing ini.” Memanfaatkan Google Lens, Bard akan menganilisis fotonya, mendeteksi jenis anjingnya, dan membuatkan beberapa versi caption dengan mengacu pada karakteristik anjingnya.

Versi baru Bard ini ditenagai oleh model bahasa yang baru pula bernama PaLM 2. Google mengeklaim dampak penggunaan model bahasa baru ini bisa langsung pengguna rasakan: Bard tak hanya lebih kapabel dalam bernalar, tetapi juga dalam mengerjakan soal-soal matematika yang kompleks. Kemampuan coding Bard bahkan juga disebut ikut meningkat drastis.

Bagi yang tertarik menggunakan Bard untuk membuat draf email atau dokumen, Google punya fitur yang amat berguna, yaitu tombol export. Namun tentu saja, jangan pernah lupa untuk memeriksa dan menyunting drafnya terlebih dulu supaya hasilnya bisa lebih bagus lagi.

Terakhir, Google juga tengah sibuk mempersiapkan Bard agar bisa kompatibel dengan berbagai layanan pihak ketiga. Salah satu yang sudah dijadwalkan hadir dalam beberapa bulan ke depan adalah integrasi dengan Adobe Firefly, generative AI besutan Adobe.

Integrasi Adobe Firefly pada Bard

Integrasi Firefly pada dasarnya akan menghadirkan kemampuan membuat gambar pada Bard. Sebagai konteks, image generation memang merupakan salah satu fitur paling populer dari Bing Chat, sehingga tidak mengejutkan apabila Google juga ingin menyelipkan fitur serupa pada Bard.

Namun Firefly baru satu dari beberapa integrasi layanan pihak ketiga yang Google siapkan untuk Bard. Hal ini mungkin bakal memicu perang platform chatbot AI di antara Google dan Microsoft, sebab Bing Chat pun juga baru saja kedatangan dukungan plug-in pihak ketiga.

Satu hal yang tidak menjadi prioritas Google adalah menyiapkan Bard untuk menjadi pengganti Google Search. Di saat Microsoft menggabungkan chatbot AI dengan mesin pencarinya, Google memilih untuk memisah keduanya dan membiarkannya berjalan sendiri-sendiri.

Bard memang bisa saja dipakai untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang biasa kita ketikkan di Google Search, namun fungsi utamanya sebenarnya bukan untuk itu. Lagi pula, Google Search sekarang punya integrasi generative AI-nya sendiri, sehingga Bard mungkin bakal lebih cocok untuk menjalankan tugas-tugas yang spesifik, seperti misalnya debugging kode pemrograman ataupun tugas membuat gambar itu tadi.

tips portrait S23
Previous Story

Tips Bikin Foto Portrait Lebih Epik dengan Samsung Galaxy S23 Series

MediaTek_Dimensity_9200_Plus
Next Story

Inilah Kebolehan Dimensity 9200+, Chipset Flagship Paling Mutakhir dari MediaTek

Latest from Blog

Don't Miss

Gemini Live Bahasa Indonesia

AI Google “Gemini Live” Kini Dapat Berbicara Bahasa Indonesia

Seiring semakin populernya penggunaan AI di berbagai perangkat, Google juga

Solusi AI Menarik Hadir Dari Pemenang Samsung Innovation Campus

Inovasi teknologi sering kali lahir dari kepekaan terhadap masalah di