Dibandingkan dengan di negara-negara lain, penggunaan teknologi blockchain di Indonesia relatif masih terbatas. Kondisi ini ibarat lahan emas bagi kalangan startup Web3 dari berbagai cabang industri. Salah satu contoh terbarunya datang dari startup bernama Vin Protocol, yang pekan lalu meluncurkan platform data marketplace berbasis blockchain.
Dengan memanfaatkan teknologi blockchain, perusahaan pada dasarnya ingin menawarkan solusi atas keresahan industri terhadap keamanan data yang dikomersialisasi untuk kebutuhan riset dan pemasaran. Ini juga selaras dengan kebijakan perlindungan data konsumen yang belakangan cukup gencar digaungkan oleh pemerintah.
Menurut Vin Protocol, penggunaan teknologi blockchain tak hanya memudahkan proses menghubungkan jaringan komputer secara terdesentralisasi dan terdistribusi, melainkan juga memungkinkan proses transaksi peer-to-peer (P2P) tanpa bergantung pada satu server tertentu. Dari situ, data dan insight yang dihasilkan dapat terhubung secara otomatis dalam sebuah marketplace yang mempertemukan pemilik dan pembeli data secara langsung.
Seperti dijelaskan dalam siaran persnya oleh pendiri sekaligus CEO Vin Protocol, Harryadin Mahardika, platform ini dirancang agar dapat digunakan oleh para akademisi dan konsultan bisnis, dengan tujuan untuk melakukan komersialisasi data secara end-to-end. Keamanan dan kemudahan dalam mengambil data, mengolahnya menjadi insight, lalu menjual insight-nya kepada pembeli inilah yang menjadi daya tarik utama platform ini.
Selain itu, Vin Protocol juga berharap platformnya dapat menjadi jembatan untuk memperluas penggunaan blockchain di Indonesia, menjadi langkah awal untuk mentransformasi proses komersialisasi data di berbagai sektor, mulai dari kesehatan, perbankan, pendidikan, tata kelola kota, sampai manajemen aset.
Vin Protocol adalah perusahaan patungan antara dua perusahaan riset data lokal, yakni Survego dan Survein. Keduanya menjadi penyuplai sumber survei sekaligus responden bagi Vin Protocol. Kalau digabung, total respondennya sudah menembus angka 5.000 orang.
Angka itu tentu bisa bertambah lagi, apalagi mengingat perusahaan juga menawarkan insentif ekstra berupa poin (Vin Point). Dengan menggunakan aplikasi Vin Polls, poin-poin ini nantinya dapat ditukarkan dengan kebutuhan sehari-hari seperti pulsa, token listrik, dan voucer belanja setiap kali responden menyelesaikan task atau survei.
Vin Protocol merupakan startup hasil inkubasi TSBA (Tokocrypto Sembrani Blockchain Accelerator). Menurut laporan DailySocial, startup tersebut sejauh ini telah memperoleh pendanaan tahap pra-awal sebesar $100 ribu dari seorang angel investor.