Dark
Light

Ezy Travel Tumbuh Pesat dengan Layanan Call Center 24 Jam

3 mins read
July 14, 2014

Untuk bisa sukses, sebuah bisnis online harus ditekuni secara serius meski boleh saja dimulai dari hobi, bukan sekedar pekerjaan sampingan, apalagi iseng-iseng. Ini pelajaran yang bisa dipetik dari perjalanan Ezy Travel. Sebelum menjadi seperti sekarang ini, Ezy Travel pernah gagal karena tidak dikerjakan dengan serius.

Awalnya, situs travel ini sebenarnya sudah ada sejak 2008, dimulai hanya sebagai hobi dari founder-nya yang memang sudah sangat dekat dengan dunia travel. Kebetulan Eric Tjetjep Wai Kin, sang founder dari Ezy Travel, juga memiliki bisnis travel keluarga Dwidaya Tour, yang sudah 47 tahun berdiri. Nah, Ezy Travel merupakan versi onlinenya, sebagai bentuk perluasan bisnis dari offline ke ranah digital sebagai sebuah sarana menyaring pasar yang baru dan lebih luas.

Saat DailySocial berkunjung ke kantor Ezy Travel di Jakarta belum lama ini, Erik bercerita betapa pada saat dimulai di tahun 2008, Ezy Travel memang tidak dikerjakan dengan serius, akibatnya, bisnis tak berjalan baik dan terpaksa harus tutup tahun 2009. Baru kemudian pada 2011 mulai kembali dengan banyak sekali perubahan dan perbaikan, dan dikelola dengan serius. Hasilnya, bisnis berjalan baik.

Sebenarnya, apa itu Ezy Travel? Ezy Travel dapat dikatakan sebagai sebuah tujuan terpadu untuk pelancong sebab situs ini tak hanya menawarkan pembelian tiket pesawat terbang, namun juga pemesanan hotel hingga paket tour dan merupakan layanan yang mengutamakan kemudahan dan kepuasan pelanggan.

“Yang membedakan kita dengan pesaing adalah, sebelum online kita sudah punya konten sendiri,” ujar Doddy Lukito,  CTO dari Ezy Travel. “Kita menyediakan semua layanan dalam satu situs. Masih ada layanan lain yang akan segera diluncurkan, yakni asuransi perjalanan dan cruise.”

Saat ini Ezy Travel juga sedang menyiapkan aplikasi mobile yang rencananya akan diluncurkan ke publik akhir tahun ini. “Website kita sudah responsive, jadi kita mau ada nilai tambah dalam mobile app-nya. Bukan sekadar pemesanan, namun juga ada informasi tentang tempat tujuan hingga pengingat waktu keberangkatan. Jadi ada nilai tambahnya, tidak hanya untuk booking,” tambah Doddy.

Call Centre 24 Jam
Saat berbincang-bincang dengan Erick dan Doddy, mereka memberi tahu sebuah fakta, yakni konsumen Indonesia masih suka menghubungi langsung melalui telepon walaupun sudah melakukan pemesanan online. “Order masih lebih banyak telpon, biasanya mereka browsing lebih dulu, kemudian telepon,” ujar Doddy.

Karenanya, untuk menyesuaikan dengan karakteristik ini, Ezy Travel fokus kepada membangun call center handal yang bisa melayani semua hubungan telepon itu.

Call center di kantor Ezy Travel pun beroperasi selama 24 jam, dibagi menjadi tiga shift. “Kita invest banyak di call center, bahkan kita menugaskan mereka membangun kedekatan dengan pelanggan. Makanya untuk pelanggan kembali yang bisa mencapai 30 persen” ujar Doddy. “Mereka (call center) memang disediakan khusus untuk melayani consumer,” tambah Eric. Call center ini pun menjadi garda terdepan untuk meningkatkan penjualan hingga menarik pelanggan loyal.

Kemudahan Pembayaran
Selain menawarkan layanan call center, andalan Ezy Travel lain adalah kemudahan pembayaran.Penuntasan pembayaran untuk transaksi di Ezy Travel dilakukan dengan banyak jalur seperti kartu kredit, transfer bank, hingga pembayaran melalui Indomaret. “Bukan hanya pembelian tiket hotel, bahkan paket tur pun bisa dibayar di Indomaret,”ujar Eric.

Saat ini menurut Eric transaksi yang terjadi di Ezy Travel secara volume masih lebih banyak didominasi oleh tiket, namun untuk nominal lebih banyak dihasilkan oleh penjualan paket tour. “Biasanya kalau paket tour tidak hanya  untuk satu orang, tetapi berkelompok.”

Ia pun mengatakan jelang libur sekolah dan hari raya Idul Fitri mendatang, penjualan bisa naik hingga 300 persen atau tiga kali lipat. Primadona masih liburan domestik dan tujuan favorit tergantung trend. “Misalnya Raja Ampat sedang tren, yah pemesanan ke sana meningkat”

Untuk cakupan pasar sendiri, Ezy Travel melayani berbagai daerah.Tetapi pasar yang terbesar memang masih Jakarta. “Low season saja transaksi per bulan bisa mencapai 1 miliar,” tambah Eric. Sedangkan untuk pertumbuhan, Eric memaparkan setelah peluncuran ulang Februari lalu, tiap bulan selalu mencetak rekor baru.

Bisnis Travel Online dan Potensinya
Menurut Doddy, data yang tercatat di Ezy Travel, ada sekitar 600 ribu pelancong perhari yang ada di Indonesia. Itu pasar yang besar. Banyak pemain yang menyasar bisnis ini mulai dari situs-situs pemesanan tiket perjalanan, pemesanan hotel, situs yang menawarkan paket.Namun meski persaingan ketat, Eric sangat optimis karena memang pasarnya sendiri cukup besar.

Strategi yang mereka jalankan di tengah persaingan saat ini lebih kepada menguatkan divisi-divisi di dalam perusahaan, seperti divisi operasi, teknologi, dan pemasarannya. Setelah itu,  baru mereka berencana mengekspansi  bisnisnya dengan cara menyasar pasar yang lebih tersegmen.

“Sekarang kita one stop shopping, tetapi kita juga punya rencana bikin beberapa situs yang specialized shopping,” tutur Doddy. Ia mengatakan, bisnis travel itu banyak konsepnya, jadi banyak yang bisa dikembangkan. “Ada banyak yang sedang disiapkan, tunggu saja” ujarnya menutup perjumpaan.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Previous Story

Harga Turun, Penjualan Microsoft Xbox One Menguat

Next Story

Pekku Tawarkan Platform Pembuatan Toko Online Instan Secara Canggih Dengan Biaya Terjangkau

Latest from Blog

Don't Miss

Menempati Posisi Tertinggi: Mengungkap Seluk Beluk Bisnis Traveloka (Bagian 2 dari 2)

Bagian 1 menyajikan perjalanan awal Traveloka serta perkembangannya mulai dari pilihan

Menempati Posisi Tertinggi: Mengungkap Seluk Beluk Bisnis Traveloka (Bagian 1 dari 2)

Sepuluh tahun lalu, Ferry Unardi adalah seorang mahasiswa di Harvard