Keberadaan loot box atau gacha di dalam video game memang masih menjadi kontroversi hingga saat ini. Namun di beberapa negara Eropa, ternyata masalah loot box ini dianggap sebagai masalah yang serius.
Dilansir dari Forbrukerradet.no Dewan Konsumer Norwegia (NCC) bahkan secara lantang menyebut bahwa industri video game telah mengeksploitasi konsumennya menggunakan loot box. Dan mereka tidak sendiri, karena NCC juga didukung oleh 20 Grup Konsumer dari 18 negara di Eropa.
Negara-negara yang direpresentasikan dalam gerakan ini antara lain konsumer dari Austria, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark, Perancis, Jerman, Yunani, Islandia, Italia, Latvia, Belanda, Polandia, Portugal, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan juga Swiss.
Finn Myrstad Direktur Kebijakan Digital di NCC menyebut bahwa sistem konten digital loot box beroperasi melalui mekanisme predator. Karena loot box nantinya akan menumbuhkan kecanduan bagi para konsumen.
Apalagi mekanisme loot box dan gacha ini memang sengaja ditargetkan kepada kelompok konsumen yang rentan. Sehingga mereka dianggap sangat mudah untuk dieksploitasi dan juga patuh terhadap mekanisme yang diterapkan oleh banyak game tersebut.
Dalam dokumen resmi sebanyak 59 halaman, NCC menggunakan loot box dalam FIFA 22 dan juga Raid: Shadow Legends sebagai contoh kasusnya. Mereka mengklaim bahwa kedua game menggunakan berbagai macam trik untuk mendorong konsumerisme kepada para pemainnya.
NCC menjelaskan bahwa kedua game tersebut mendorong para pemain untuk menghabiskan waktu dan uang mereka sebanyak mungkin di dalam game. Dengan harapan para pemain ini dapat menerima hadiah meskipun peluang dan kemungkinannya sangat kecil.
Menurut laporan tersebut, skema penjualan loot box biasanya melibatkan eksploitasi terhadap konsumen berupa:
- Mengeksploitasi bias dan kerentanan kognitif melalui desain yang menipu
- Menggunakan praktek marketing agresif untuk mendorong penjualan di setiap kesempatan
- Memberikan pengungkapan tranparansi yang tidak berarti dan bahkan tidak benar tentang kemungkinan menang dan kalah yang sulit untuk diperhitungkan
- Menggunakan algoritma dan probabilitas yang buram dan tidak jelas
- Menggunakan lapisan mata uang virtual untuk menutupi dan juga menutupi eksploitasi penggunaan uang nyata
- Biaya layanan freemium yang tinggi dan juga keharusan ‘grinding’ yang tanpa akhir
- Resiko untuk kehilangan konten kapan saja
- Menargetkan loot box dan praktek manipulatif tersebut pada anak-anak
Pada akhirnya, NCC meminta pihak berwajib Uni Eropa dan juga setiap negara untuk memprioritaskan investigasi dan juga intervensi terhadap praktik loot box ini. Hal tersebut dikarenakan pasar dan jumlah konsumen yang terpengaruh sangat besar.
Ada beberapa tindakan yang diminta oleh NCC antara lain melakukan larangan terhadap desain konten yang menipu, memberikan proteksi ekstra untuk anak dibawah umur, dan juga transparasi transaksi. Dan meminta pihak berwenang sekaligus pelaku industri untuk dapat menjamin lingkungan yang aman untuk semua gamer.
View this post on Instagram