Dota 2 menjadi salah satu judul game yang sangat kental dengan ranah esportsnya. Banyak atlet esports yang terkenal dari Dota 2, salah satunya bintang asal Korea Selatan yaitu Lee “Forev” Sang-don.
Forev sendiri sudah menjadi pemain Dota 2 sejak awal perilisan, bahkan juga bertanding untuk MVP Hot6 pada ajang The International 6. Setelah melepas posisinya sebagai pemain, kini Forev aktif di Dota 2 sebagai seorang pelatih.
Posisi Forev kini aktif sebagai pelatih di tim Talon Esports PH, setelah sebelumnya juga mengemban posisi pelatih untuk tim T1.
Hybrid mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara eksklusif. Pada kesempatan kali ini, Forev memberikan pendapatnya mengenai kekuatan regional Asia Tenggara (SEA) di skena Dota 2 global saat ini.
Tidak lupa, target timnya yaitu Talon Esports PH yang baru saja lolos ke DPC SEA Tour 3: Division 1 bersama dengan Resurgence.
Kesan Pertama Ketika Harus Melatih di Regional SEA
Get to know our DotA 2 Team in our latest video, THIS OR THAT: TALON DOTA 2 with @johnxfire !#DotA2 #SOARWITHTALON pic.twitter.com/DGxRFWx0Uc
— TALON (@Talon_esports) May 6, 2022
Asia Tenggara memang jadi salah satu regional yang kurang diperhatikan, bahkan dipandang sebelah mata. Namun Forev mengaku tidak ada kesan buruk atau kaget ketika harus melatih di Asia Tenggara.
“Sebenarnya, regional SEA bisa dibilang area bermainku sejak tahun 2013, bahkan sejak debut di tim MVP. Jadi saya merasa nyaman untuk berkoordinasi dengan pemain dari SEA,” ucap Forev.
Memang MVP Hot6 bermain di regional Asia Tenggara mengingat server Korea Selatan dan Jepang tidak terpusat di ranah Dota 2 — alias ke rival beratnya, LoL.
Singgung Ranah Esports Dota 2 di SEA, Sekarat atau Justru Berkembang?
Ranah esports Dota 2 memang mengalami banyak perubahan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Boleh dibilang, Indonesia tidak memiliki hype di game Dota 2 seperti di 2 hingga 4 tahun belakangan.
Bahkan, kini game berbasis smartphone lebih populer dibandingkan platform PC. Meski begitu, perkembangan dari sisi pemain Indonesia justru bisa dibilang meningkat tajam.
Sebagai contoh, Xepher dan Whitemon akhirnya mampu melaju ke The International 10 bersama T1. Lalu banyak pemain Indonesia yang ‘dipaksa’ bermain di luar Indonesia yang berujung peningkatan skill, seperti Hyde dan Mikoto di Talon atau Fbz di BOOM Esports.
“Seperti yang Anda lihat, Dota 2 memang perlahan meredup sekaligus menjadi lebih kompetitif. Sejak ranah esports Dota 2 berjalan lebih dari 10 tahun, kini hampir semua pemainnya menjadi sangat hebat dan berpengalaman, tidak seperti di era saya (tahun 2013-2017).
Dengan kata lain, sekarang para tim dituntut menunjukkan level kerja sama, skill, dan fleksibilitas yang lebih baik. Tapi untuk para pemain casual/public, saya masih tidak yakin apa yang bisa Valve berikan agar mereka tetap bermain Dota 2. Coba reset MMR mungkin? Haha,” ucapnya.
Perbandingan Strategi dan Kekuatan Tim SEA Dibandingkan Regional Lain
Salah satu hal yang mengejutkan di musim kali ini adalah kebangkitan tim-tim Asia Tenggara. Memang BOOM Esports hadir sebagai pusat perhatian setelah perjalanan mengejutkan T1 di The International 10.
Setelah menjuarai turnamen BTS Pro Series dua musim berturut-turut, BOOM mampu memenangkan Dota 2 Galaxy Gamers Invitational yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab.
Langkah tim ini menjadi juara sangat mengejutkan karena mampu mengalahkan Team Secret, Team Spirit, Nigma Galaxy EU, dan Tundra Esports.
“Pemain-pemain Asia Tenggara memiliki fleksibilitas yang lebih dibandingkan pemain regional lain. Apakah orang-orang masih menganggap remeh permainan Dota 2 di Asia Tenggara? Jangan bercanda.
Jujur, Asia Tenggara menjadi salah satu regional tersulit untuk bertanding dari pengalamanku,” jelasnya.
Target Talon dan Tim yang Diwaspadai di DPC SEA Musim Depan
When it’s game time, it’s game time.
M88 ANNOUNCEMENT VIDEO UP NOW 🔥#M88 #M88Esports #SOARWITHTALON pic.twitter.com/u6AjjDsMl5
— TALON (@Talon_esports) May 10, 2022
Talon Esports, tim yang dilatih oleh Forev resmi promosi ke DPC SEA Tour 3: Division 1. Tim ini menunjukkan permainan yang berkembang sangat pesat dibandingkan musim sebelumnya, hanya menelan 1 kekalahan saja.
Setelah resmi naik, tentu Talon memiliki target baru. Apa yang berusaha dicapai oleh Forev dkk. pada regional DPC SEA di musim mendatang? Tim mana yang menjadi perhatian Forev?
“Tentu saja, (target) ke Major. Ini merupakan kesempatan terakhir kami untuk meraih poin DPC yang bisa membawa kami langsung lolos ke The International. Mau bagaimanapun, saya ingin kami setidaknya meraih posisi 2 besar (DPC) di musim ini,” ucapnya.
Target ini memang sangat ambisius, apalagi Talon Esports yang notabene sebagai tim pendatang baru. Talon juga harus menggeser dominasi beberapa tim lain di Division 1, seperti T1, Fnatic, BOOM Esports, Polaris.
“Saya sangat menantikan pertandingan antara kami melawan BOOM Esports dan T1. Beberapa pemain kami juga sempat memperkuat tim tersebut. Tentu mereka merupakan tim yang sangat kuat, tapi siapa yang tahu? Hahaha,” tambahnya.
Perbedaan Mencolok di Dota 2 Sebagai Pelatih dan Pemain
Untuk menutup sesi wawancara, Hybrid memberikan pertanyaan tambahan mengenai perbedaan menjadi seorang pemain dan pelatih. Bagaimana rasanya? Apakah lebih menarik menjadi pemain langsung?
“Simpelnya, melatih merupakan pekerjaan di balik layar. Menggambarkan skema laning phase, pemilihan item, teamfight, hingga menyelesaikan pertandingan yang cukup menyenangkan dari balik layar.
Tentunya pekerjaan ini selaras dengan para pemain sebagai kesatuan tim, yang nyatanya menjadi bagian tersulit. Tapi kami perlahan menuju ke arah sana (bermain baik sebagai sebuah tim),” tutup Forev di sesi wawancara.
Talon Esports PH sendiri sedang dalam persiapan menyambut DPC SEA Tour 3: Division 1. Direncanakan, gelaran liga tersebut akan bergulir pasca selesainya ajang Stockholm Major yang berlangsung pada 12 – 22 Mei 2022.
Jangan lupa mengikuti akun media sosial Forev di bawah ini:
Facebook: Forev Dota
Twitter: @DotaFoREv
Instagram: @talon.forev
Twitch: Forev Dota