Dark
Light

BerryKitchen Membawa Bisnis Katering ke Ranah Online

2 mins read
March 18, 2014

Bisnis katering bukanlah sebuah hal yang asing. Mulai dari katering yang besar untuk pesta pernikahan, syukuran, ataupun ulang tahun yang umumnya tersaji dalam bentuk prasmanan, hingga bisnis katering perumahan yang dikenal dengan istilah rantangan, sering dijumpai di seluruh Indonesia. Konsep rantangan ini berisikan menu sehari-hari bagi yang tidak sempat memasak makanan di rumah. Bukanlah hal yang aneh jika kemudian bisnis ini merambah dunia online juga.

Bisnis katering sering dijadikan bisnis sampingan bagi ibu-ibu yang hobi memasak, namun banyak pula yang menjadikan bisnis bidang boga ini sebagai bisnis serius. Bahkan tak jarang, di lingkar pertemanan di media sosial seperti Facebook ada yang menawarkan jasa pemesan kue hingga tumpeng.

Bisnis tradisional ini juga akhirnya hijrah ke dunia bisnis online. Salah satunya BerryKitchen, katering online yang menawarkan jasa antar menu harian, bento, dan makanan ringan yang semua pemesanan dilakukan secara online.

Menu yang ditawarkan cukup beragam. Berbagai macam jenis makanan untuk kebutuhan makan siang, makan malam, ataupun waktu santai seperti beragam makanan ringan. Katering BerryKitchen memungkinkan pengguna mengatur menu makan sendiri.

BerryKitchen menawarkan cara yang cukup unik. Pelanggan cukup membeli poin yang ditawarkan, 15 poin, 50 poin, 100 poin, atau 300 loin, yang kemudian dapat ditukarkan dengan pilihan dari 15 menu seperti nasi putih atau merah, lauk, sayur, hingga buah untuk dikombinasikan sesuai selera. Saya menemukan cara ini sangat menyenangkan, berbelanja dan memilih-memilih dengan menghitung point. Tak ketinggalan BerryKitchen membebaskan biaya pengiriman untuk pembelanjaan minimal Rp 100 ribu.

Selain menu harian katering, layanan lain yang tersedia adalah Bento. Paket pilihan menu yang bervariasi  mulai dari masakan Cina, Indonesia, dan lain-lain. Penggagas BerryKitchen, Cynthia Tenggara, sebelumnya bekerja di Groupon. Ia melihat perkembangan internet di Indonesia yang cukup pesat sehingga memutuskan untuk bisnis katering online. Ia juga pernah bekerja di perusahaan penyedia makanan dan melihat bahwa di usaha ini seringkali banyak makanan yang terbuang percuma, tidak disentuh sama sekali.

“Saya lumayan picky soal makanan,” ujarnya kepada DailySocial. Pengalaman melihat makanan yang sering terbuang di tempat kerjanya dulu mendorong lahirnya ide BerryKitchen yang memungkinkan pengguna untuk  memilih menunya sendiri.

BerryKitchen berdiri September 2012 lalu, awalnya hanya melayani katering untuk perusahaan-perusahaan yang menyediakan makan siang kepada karyawannya hingga akhirnya saat ini melayani perorangan juga. Meski enggan membuka pendapatan yang dihasilkan, Cynthia mengatakan hingga saat ini BerryKitchen telah melayani kurang lebih 500 pak makanan perhari.

“Untuk personel, tim kitchen-nya ada 10 orang, tim back end delapan orang, tim pengepakan 10 orang, delivery ada 15 orang, jadi total kira2 ada 40-an orang. Sedangkan untuk area pelayanan meliputi Jakarta Barat, Jakarta Selatan (sampai ke Kemang), Jakarta Pusat, and Jakarta Utara (sampai ke PIK Pluit).

Customer terbanyaknya di daerah pusat dan Selatan. Layanan favoritnya sampai sekarang masih katering, karena Bento, snacks dan lain-lain masih sangat baru dan belum terlalu banyak dipromosikan, masih di tahap improvement” ungkap Cynthia.

Meski menjanjikan, bisnis katering online ini bukan tanpa kendala.

Cynthia mengaku kendala justru terletak dari sisi operational yang dinilai lumayan rumit, “karena kan setiap orang pesannya berbeda, jadi 500 pak per day itu bisa merupakan 500 kombinasi makanan yang berbeda, dan karena belum ada bisnis serupa jadi gak bisa belajar dari perusahaan lain, harus belajar sendiri pelan-pelan,” tuturnya.

Bisnis katering tentu harus paham dengan selera konsumen. Itu sebabnya tim BerryKitchen juga mendengarkan masukan dari pelanggan yang ternyata mengutamakan selera “Masukan yang paling banyak diterima kebanyakan dari sisi rasa. Karena selera orang beda-beda ya, ada yang ingin lebih asin, ada yang ingin lebih mild rasanya, dan lain-lain.”

Dengan suntikan dana sebesar Rp500 juta yang baru-baru ini diterima dari ANGIN, Cynthia menyatakan dana itu  akan lebih difokuskan kepada product development, termasuk kualitas dari setiap makanan yang disajikan, mencari orang-orang yang tepat dan berpengalaman untuk bisa meningkatkan kualitas dari layanan yang diberikan dan juga online marketing sales.

So far yang kita lakukan masih conventional, kebanyakan dengan memberi sample kepada perusahaan perusahaan yang memerlukan makan siang, atau dari [word of] mouth. Ke depannya kita akan melakukan online marketing yang lebih agresif.” pungkasnya.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Previous Story

[Panduan Pemula] Cara Menghapus Cache di Mozilla Firefox

Next Story

BukaLapak Luncurkan Aplikasi Mobile dan Situs Baru

Latest from Blog

Don't Miss

Sebagai angel investor, Grace Tahir telah memiliki 7 portofolio startup Indonesia

Peranan Grace Tahir Mendukung “Entrepreneur” Perempuan

Setelah mendirikan startup dan berkecimpung di ekosistem sebagai mentor dan
DailySocial mewawancarai David Soukhasing dari ANGIN (Angel Investment Network Indonesia) / DailySocial

[VIDEO] Mengenal ANGIN, Penghubung antara Investor dan “Entrepreneur”

Berbeda dengan jenis-jenis investor lain umumnya, di video kali ini