Industri video game kelihatannya akan terus berkembang semakin luas memasuki tahun 2022 ini. Termasuk di pasar Asia yang kelihatannya tidak akan lagi didominasi Jepang, Korea Selatan, dan China.
Setidaknya itu adalah salah satu prediksi yang dibuat oleh perusahaan analis video game, Niko Partner dalam artikel terbarunya yang berjudul “Niko Partners Predictions for the 2022 Asia Games Market”.
Dalam artikel tersebut, Niko Partners mempublikasikan 16 prediksi dari industri video game di Asia secara keseluruhan. Karena seiring berjalannya waktu, beberapa pasar baru untuk video game kini mulai bermunculan.
Salah satu yang paling disoroti adalah kawasan MENA-3 yang berisikan Arab Saudi, Uni Emirates Arab, dan juga Mesir. Kawasan ini dianggap menjadi pasar dengan pertumbuhan paling besar dengan prediksi bahwa pendapatan dari region ini akan dapat menyentuh angkat $2 miliar pada tahun ini.
Sedangkan wilayah India disebut akan menjadi pasar dengan pertumbuhan paling cepat di Asia untuk tahun ini. Niko Partners melihat bahwa tahun ini India akan dapat menembus jumlah gamer hingga 400 juta orang. Dan tidak lama lagi India bisa mendapatkan keuntungan $1 miliar.
Wilayah Asia Tenggara sendiri cukup mendapatkan banyak porsi dalam prediksi ini, salah satunya adalah Pemerintah negara negara SEA seperti Vietnam, Malaysia, dan juga Indonesia diprediksi akan lebih memberikan dukungan kepada para pengembang lokal.
Kesuksesan penyelenggaran ekshibisi esports pada gelaran Asian Games di Jakarta pada 2018 silam juga disebut akan semakin mengesahkan esports sebagai salah satu bidang olahraga di berbagai event internasional. Salah satunya yang paling dekat adalah Asian Games 2022 yang akan diadakan di Tiongkok.
Berbicara Tiongkok, industri game di Tiongkok masih tetap menghadapi krisis dengan berbagai aturan ketat dari pemerintahnya yang bahkan membuat industri game lokalnya terancam bangkrut.
Namun di tahun 2022 ini, Niko Partner melihat kemungkinan Pemerintah Tiongkok akan mempertimbangkan kembali peraturan-peraturan yang terlalu memberatkan baik para gamer dan juga para pengembang game di sana.
Beberapa peraturan tersebut antara lain terkait dengan persetujuan video game untuk dapat masuk ke dalam pasar Tiongkok. Peraturan pembatasan jam bermain untuk para gamer di sana juga diprediksi akan diperbarui kembali pada tahun ini.
Di sisi lain, para pengembang game asal Tiongkok kemungkinan akan mengalihkan target utama ke pasar luar negeri untuk pemasaran game-game mereka. Selain karena aturan pemasaran game lokal yang ketat, pasar internasional dianggap sebagai pasar yang lebih menjanjikan untuk jangka waktu lama.
Terakhir, Jepang dan Korea Selatan ternyata tidak akan memiliki gebrakan besar untuk pasar gaming internasional. Namun keduanya diprediksi akan sama seperti Tiongkok yang akan melonggarkan beberapa peraturan yang menghambat pertumbuhan industri game dan esports di kedua negara.
Feat Image credit: Brandon Skeli via Unsplash